PART 16 - POPCORN!

10.5K 302 4
                                    

Terima kasih atas vote dan komen kalian ...

Masih ada alur 21+, jadi author tetep gak bosen buat ingetin Smart Readers yang budiman agar selalu bijak dalam membaca dan memahami isi ceritanya ya!😊




Author POV

"Enggak ah! Aku masih agak ngilu bekas kemarin malam," Nabila meronta-ronta ingin turun dari gendongan suaminya.

"Entar juga hilang ngilunya. Malah keenakan lho," Arthur mendorong pintu kamar dengan punggungnya.

"Ishh ... kamu mesummmm!!!" Nabila menepuk keras mulut suaminya.

Arthur menghempaskan tubuh langsing sang istri di atas ranjangnya yang empuk. Dengan tidak sabaran dia melepas kaos yang menutupi tubuh kekarnya, terasa panas seperti terbakar.

Nabila melotot tajam menapaki suaminya yang shirtless. Mempertontonkan dada bidang dan roti sobeknya hasil fitnes. Wajah Nabila bersemu merah, terlihat malu sekaligus terpesona dengan penampilan Arthur yang semakin HOT!!

Memandangi tubuh atasnya saja sudah membuat darah dalam tubuh Nabila merindinh disko. Merasa gerah kepanasan. Pikirannya sudah melayang-layang memikirkan sesi bersama suaminya yang panas nan membara. Padahal ini bukanlah pengalama pertamanya, dia bahkan sudah melihat dada bidang Arthur berkali-kali. Terkahir kali malah malam tadi, namun tetap saja Nabila selalau merasa gugup.

Cupp

Arthur mengurung tubuh mungil nan langsing istrinya. Dia mencium dalam-dalam bibir ranum milik Nabila yang kini menjadi favoritnya. Dengan cepat dia melepas kaos juga hotpants yang dikenakan Nabila lalu melemparnya asal ke lantai. Naluri kejantanannya semakin bangkit saat melihat tubuh polos Nabila yang hanya berbalut bikini saja.

Cupp

Arthur kembali melahap bibir manis istrinya. Ciumannya terus turun semakin ke bawah menjelajahi setiap inci tubuh istrinya yang sangat ia kagumi itu. Ia begitu nafsu menjamah pada setiap inchi tubuh istrinya secara liar.

Selanjutnya yang terdengar hanyalah suara nyaring desahan, erangan, kekehan dan umpatan dari mulut Nabila yang kesal dengan kelakuan jahil suaminya. Suara keduanya terasa menggema di ruangan tersebut.

Dan keesokan harinya, kedua insan yang dimabuk cinta dan gairah itu akan sadar. Jika kondisi kamar mereka mungkin sudah seperti kapal pecah : bantal guling terlemapar kemana, sprei kusut tak beraturan, selimut bersih yang sudah bercampur keringat dan cairan cinta keduanya, dan pakaian-pakaian yang berserakan di lantai.

Nabila POV

Setelah kami sepakat untuk menjadi real sebagai pasutri dan bukan lagi hanya sebagai status sosial saja. Hubungan kami terasa lebih nyaman dan terbuka satu sama lain. Tidak ada perasaan canggung atau segan lagi. Tidak ada lagi batasan karena harus mematuhi kontrak perjanjian.

Kami pun memutuskan untuk tidur dalam satu kamar. Dan Kak Arthur memilih untuk tidur di kamarku. Karena hanya di kamarku saja yang memiliki toilet dalam. Sementara kamarnya dialih fungsikan untuk menjadi ruang wadrobe kami berdua.

Terlalu sumpek dan tidak tertata rapi jika terlalu banyak lemari di kamar kami. Jadilah semua lemari baju, tas dan sepatuku dipindahkan ke kamar Kak Arthur yang kini disulap menjadi ruang wardrobe.

NABILA-ARTHUR (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant