Epilog

644 32 1
                                    

Satu setengah tahun setelah pernikahan dengan Novel dan disinilah mereka. Film Novel sudah rilis tiga bulan lalu, cukup sukses dan kini Novel sudah lolos audisi film selanjutnya. Mungkin suaminya memang tidak seterkenal Matt Bomer atau Chris Pine, tapi Hollywood kini setidaknya sedikit agak mengenalnya.

Honor dari film kemarin cukup untuk sedikit menutupi ekonomi mereka yang morat-marit. Kini hidup mereka sedikit lebih baik dan bisa menyekolahkan Stella di pre-school.

"Stella Star!" Mommy memanggil dari jauh, membuat Stella menengok dan berlari dengan kaki kecilnya untuk kembali ke pelukan sang ibu. Setelah Stella mendekat barulah Kenya menyadari tubuh putrinya yang dilapisi baju renang bergambar dinosaurus pink yang sedang menyelam dipenuhi pasir.

Kenya menepuk-nepuk tubuh Stella yang dipenuhi pasir. Dia lelah sekali dengan keaktifan Stella, sekarang baru Kenya merasakan seberapa sulit punya anak seperti dirinya. Kasian ibu Kenya dulu. "Mommy, we should go to there!" Stella menunjuk ke bibir pantai.

Ibu dan anak itu sedang menghabiskan hari di Santa Monica, merasakan keindahan pasir pantai dan beragam aktivitas disini. Kenya menyetir agak jauh sendiri, lebih dari tiga puluh menit dari rumah.

Semua orang di negara bagian California mencintai pantai, terutama yang tinggal di kota Los Angeles. Mereka senang menghabiskan waktu di pantai seperti salah satunya di Santa Monica. Dimana pantai bukan hanya untuk berjemur dan main air. Disini mereka bisa berjalan-jalan, berolah raga, main skateboard, main layangan bahkan ad ataman bermainnya juga di tepi pantai.

Posisi Kenya dan Stella cukup jauh dari air, sekitar seratus meter. "Ayo, mommy!"

Kenya merapihkan kain tempatnya berbaring, memasukannya ke dalam tas besar berisi baju ganti, peralatan mandi dan makanan. Ia juga merapihkan bikini tiga warnanya. Sebelah kanan warna ungu dan sebelah kiri warna biru pastel, di tengahnya ada sentuhan oranye pastel.

Mereka hanya maju sekitar llima puluh meter, tapi sudah bertemu keramaian orang-orang yang ikut berjemur. Kenya takut sulit mengawasi Stella jika banyak orang dan Stella suka sekali bermain dengan anak-anak lain sampai Kenya pusing.

Dulu Stella star itu sangat pemalu dan pendiam, tapi gara-gara Kenya yang hobinya teriak-teriak dan dandanannya berkilau-kilau, jadilah sifat Kenya menurun pada Stella. Terdengar seperti darah daging Kenya sungguhan.

Princess kecil Kenya sekarang sudah tumbuh semakin besar, sudah sekolah playgroup. Sekolahnya itu milik Kenya, dia mendirikan Star Daycare delapan bulan lalu.

Aktor itu tidak kaya jika masih baru, Novel bisa mencukupi kebutuhan mereka namun tetap harus berhemat. Tadinya memang Kenya ingin bisnis mainan dan bekerja sama dengan Diandra, namun mereka masih menemui banyak kesulitan untuk shipping dari Jakarta ke Los Angeles. Jadi untuk saat ini, bisnis itu ditunda.

Setelah beberapa bulan mommy Kenya sibuk juggling mengurus Stella Star, perlahan dia mulai bisa mengurusnya. Kemudian tercetuslah ide untuk membuat Star Daycare.

Kenya mulai merancang rencana bisnisnya, membeli perlengkapan dan merekrut orang-orang professional untuk menjaga Daycarenya. Tidak, Kenya tidak akan mungkin menjaga anak-anak nakal itu, sudah cukup dia ingin pingsan setiap hari karena menjaga Stella. Sebagai lulusan mahasiswa bisnis, ya meski lima tahun lulusnya, dia hanya bekerja di balik layar untuk mengurusi keuangan, administrasi, kelengkapan dan lain-lain.

Tadinya Star Daycare mau dibuat di rumah Kenya dan Novel saja, tapi saran dari suaminya itu ditolak Kenya. Novel tidak bisa berbisnis menurut Kenya. Lagipula jika nanti Novel sudah terkenal, akan repot jika ibu-ibu pada tau rumah sang aktor ternama.

Kenya menyewa tempat yang cukup mahal dan dia tau uang Novel akan segara habis jika bisnisnya kolaps. Namun di Los Angeles hampir semua ibu bekerja, jadi bisnis yang dibuka Kenya berlangsung cukup baik meski belum jadi jutawan.

Princess Kenya In LoveМесто, где живут истории. Откройте их для себя