Act 2

667 42 3
                                    

Tidak ada yang mengalahkan Kenya Awesome Iskandar meski dia menggunakan tongkat dan berjalan pincang dengan tutu dan daisy di kepalanya. Gadis itu keluar dari mobil, sambil memasukan ipad ayahnya yang tanpa sengaja ia bawa dan ternyata sangat berguna untuk menghubungi teman-temannya. Ponselnya di injak si karamel, ingat?

Sambil berdiri di depan pintu masuk mall, si 'unicorn' berusaha memasukan ipad itu ke dalam tas jelly warna biru langit. Cobalah sampai gila, Kenya, tas mu terlalu kecil. Jadi terpaksa dia harus menenteng ipad dengan tangan kanannya, sementara yang kiri membantu kakinya berjalan menggunakan tongkat.

Mereka ada di salah satu restoran baru yang belum pernah dikunjungi gadis peselancar santapan enak itu. Dari namanya restoran itu sepertinya menyajikan hidangan khas negeri menara Eiffel. Dia suka hors d'oeuvre hingga soufflé, tapi dia tidak sedang dalam mood memakan escargot atau si siput yang dimasak, tidak juga boudin noir atau darah babi yang dimasak. Kenya si unicorn ingin cheeseburger, french fries, milkshake dan my little pony baru.

Meski begitu, dia tetap berjalan dengan satu kakinya dan ipad besar yang menyusahkan. Lalu dia melihat teman-teman yang sudah lama tak ia lihat sudah tiba diujung sana.

Rindunya. Hanya chat melalui berbagai instant messanger dan media sosial selama ini. Dua minggu sebenarnya, saat ini sedang liburan semester dan mereka sibuk berlibur kemarin. Meninggalkan unicorn sendiri bersama kaki yang pincang.

Sedikit rahasia, beberapa dari mereka seharusnya masih berjemur di Kuta, berjudi di Macau dan menunggangi kanguru di alam liar Australia. Dengan kekuatan persahabatan, mereka semua kembali demi satu alasan: postingan Lamber Turah yang di share di grup angkatan jurusan mereka.

"Kenya my bitch!!"

Seisi restoran memanah pandangan pada Carlisa, seorang gadis gila yang berteriak dari meja begitu Putri Kenya memasuki ambang pintu restoran. Ketika pintu ditutup mereka beralih pada sang putri bertutu yang pincang itu.

"You shut your mouth. Or I'll kick your teeth down your throat and I'll shut it for you." Ancam si putri bajak laut berkaki satu, ketika tiba di meja kelima sahabatnya yang sudah menunggu.

"Damn.. Always nice and smooth, Key! Courtesy?" Carlisa tanpa takut menjawab ancaman sahabatnya.

"Ryan Gosling from Drive, 2011." Jawab Kenya percaya diri.

Untuk sesaat mereka tersadar dengan kondisi sahabat mereka yang aneh. Bukan karena tutu, baju unicorn atau hiasan bunga. Kenya bahkan pernah mengenakan kostum Harley Quinn lengkap dengan rambutnya ke kampus setelah menonton Suicide Squad. Tentu saja dia mengganti celana terlampau pendek atau bisa disebut celana dalam Harley dengan rok metalik.

"Kanapa kamu pake tongkat, Keke?" Diandra bertanya.

"Ya kan kemaren gue jatoh!" Kenya duduk perlahan dibantu oleh Arumi dan Hana yang duduk disamping bangku Kenya. "Yang di Lambe apa itu?"

Kelima sahabatnya menertawakannya. Mereka semua memang kaum kelas atas dengan pasokan refrensi dunia barat yang banyak mempengaruhi mereka, Carlisa bahkan setengah Jerman, tapi sunggu level Kenya berbeda. Kenya sama sekali tidak apa-apa mengenai negaranya sendiri meskipun ayahnya politikus ternama bangsa dan ibunya pengusaha ber-level setara.

"Nggak ada jatohnya di Lambe, adanya pas lo pelukan mesra sambil nangis di pelukan your knight in shining armour." Dennis berucap penuh irama dan kawan-kawan yang lain mengagumi sambil memberikan puji-pujian romantis atas Novel dan Kenya. "Tapi terus gimana test packnya?"

Barulah Kenya menceritakan segalanya yang terjadi, secara sangat detil, 4K resolution dalam kata-katanya. Diawali dari makan sendirian di sebuah restoran setelah belanja, lalu buang air besar di toilet, bahkan bagaimana dia menyemprotkan parfum di kamar mandi sambil melompat-lompat supaya dia ikut wangi, terjatuh ke lantai, menangis di pelukan Novel dan sit tante leopard yang membawa-bawa test pack positif dari kamar mandi.

Princess Kenya In LoveWhere stories live. Discover now