Act 5

398 30 1
                                    

Gadis bertudung jaring itu duduk berdekatan dengan Novel, sangat berdekatan hingga tubuhnya bersentuhan dengan lengan Novel. Salah satu tangan mungilnya juga mencengkram kuat lengan pria itu, sedangkan tangannya yang lain berusaha memencet-mencet remot yang yang ada di genggaman Novel.

"Iiih, Novel pilih yang bener dong!" Kenya terus memencet remot yang ada di genggaman Novel. Novel sedang memilih dan Kenya menyulitkannya. Tadi Kenya sendiri yang menyuruh Novel memilih lagi di remot touch screen itu karena dia tidak mengerti, dan sekarang Kenya malah merusuhi.

Sekarang mereka sedang duduk di ruang kecil dan gelap. Terkesan sedikit mencurigakan.. tapi mereka berada di ruang karaoke. Tidak berdua ada satu orang setan disana.

"Jadi kalian official sekarang?" Tanya si orang ketiga, namanya Dennis. Dennis yang sedari tadi tanpa mengedipkan mata memandangi mereka berdua.

Sebelum menjawab, fikiran Novel berputar kembali pada adegan beberapa jam lalu. Saat konfrensi pers, Novel melihat Kenya selalu menggenggam tangan sang ibu yang duduk disampingnya. Fungsi sang ibu disana sangat kritikal, seperti menenangkan Kenya yang bisa mencuat setiap saat karena tidak tahan dengan kondisi itu.

Terutama ketika salah satu wartawan bertanya pada Kenya tentang Novel, dimana saat itu Kenya tak mengkin tidak menjawabnya. Ibunya kesakitan karena tangannya diremas oleh Kenya yang berkuku panjang, tangan Kenya tampak memutih kala itu. Ia takut menjawab tapi sekaligus marah.

Pertanyaannya adalah, 'Bagaimana berpacaran dengan pria sesibuk Novel dan milyaran fans yang memperebutkannya?'

Saat itu, saat Kenya menjawab, Novel tidak bisa melupakan bagaimana tangan kanan Kenya meraih tangannya dan menggenggam dengan kuat. Mungkin bukan hanya tangan Kenya yang mencari tangan Novel, karena Novel juga demikian.

"Ya," balas Novel masih dengan memori kecil mereka tadi siang, serta kini dengan Kenya masih bersarang di pelukannya. Kekasihnya sibuk memencet-mencet remot.

Tiga.. Dua.. Satu.. Mayday mayday, Dennis akan segera meledak, semua kru diharapkan terjun dari pesawat meski tanpa parasut! "AAAA!!"

"My sweetness, Kenya! Setelah jomblo tiga tahun akhirnya!!!" Dennis melompat-lompat gembira sekali, terlalu gembira.

Novel dan Kenya bahkan tidak mengarahkan pandangan ke Dennis sama sekali. Sama sekali tidak menjawab ucapan selamat dari Dennis. Begitulah nasib orang ketiga.

"Pap! Pap! Pap!" Tidak berhenti mengaggumi, pria berkaus merah muda dan bercelana pendek merah itu mengeluarkan ponsel dari sakunya. Di ruangan remang-remang tersebut, Dennis memotret dua angsa itu dengan flash.

"Dennis!" Bentak Kenya yang risih dengan kelakuan Dennis, "sit down!"

Turuti saja ucapan dewi cinta yang baru saja mengikat benang merah di jantungnya dengan mahadewa yang berwajah tampan nan cemerlang. Setidaknya Dennis sudah mendapatkan foto sepasang merpati itu berpelukan.

Selesai mengupload foto pre-wedding di dalam box karoke untuk Bitches, Dennis memandangi kedua orang bodoh itu yang masih memilih lagu. "Key, sudah biar Novel yang memilih. Dia harus nyanyi, kan dia penyanyi, kamu belum pernah kan denger Novel nyanyi kan?"

Bulu mata Kenya seperti tirai yang terbuka dan tertutup memandangi kekasihnya, jarak wajah merekahanya sejengkal saja.

"Oke." Putri unicorn beralih dari pelukan Novel untuk membiarkannya memilih lagu, dan hinggap ke pelukan Dennis.

"Kemarin aku denger lagu-lagunya Novel. Baru pertama kali aku denger lagu Indonesia setelah sekian lama. Enak kok, kamu harus denger Novel Nyanyi, Keykey!"

Princess Kenya In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang