Act 7

309 19 0
                                    


Gadis bajak laut berkaki satu itu menyeret kakinya yang tidak kelar-kelar pincangnya, ia berjalan susah payah tapi penampilan tetap nomor satu. Dress pelaut warna biru dongker dan topi pelautnya, Kenya berjalan tanpa lelah di sebuah mall. Hobi gadis pelaut itu hanya jalan-jalan ke mall, tidak peduli kakinya sakit atau matahari tenggelam di tenggara.

Lagi bukan salah si pelaut manis, Bitches mengajaknya, dia sih ikut saja apa yang mereka tawarkan. Terlebih Novel sibuk.

Novel.

Iyuwh.

"Aye aye captain!" Carlisa memberi hormat pada Kenya ketika bertemu tepat di pintu restoran.

"Oke, lo kru pertama dari perjalanan Kenya the Sailor Bitch, Carlie." Kenya berjalan berdampingan dengan Carlisa, sambil terus berbicara memberi tahu khayalannya tentang pelaut, "coba cari nama yang bagus buat nama pelaut lo. Misalkan Carli Chukkie? Aaah, jelek."

Carlie membawa Kenya duduk di samping dirinya dan Diandra yang sudah menunggu. Meski sudah duduk Kenya masih asik dengan perencanaan kelompok bajak lautnya, hingga membuat Diandra sakit telinga. "Ssshh! Perompaknya nanti aja, ceritain kemarin!"

Alis kiri Kenya terangat setinggi Kilimanjaro di Afrika. Berfikir dan berfikir seperti Jimmy Neutron tentang hari kemarin, tapi terlalu banyak yang terjadi jadi dia bingung mau berlayar darimana.

"Novellio," bantu Diandra lembut tapi penasaran di samping Kenya. "Mulai cerita bagaimana bisa Novel ikut karaoke? Trus peluk-pelukan dan I love you?"

Semua dicecer oleh Dennis di group chat mereka. Mulai dari Kenya yang berada dalam pelukan Novel karena ingin memilih lagu, sampai berduet berdua di sebuah lagu dengan lirik 'I love you'. Sebaiknya Kenya curiga jika Dennis adalah mimin Lambe Turah.

"Itu Dennis yang suruh nyanyi! Gue sama Novel mah nggak mau. Dennis maksa!" Kenya menampar dua paha temannya sekaligus ketika bercerita. Dua bitches mengerang kesakitan, karena pasti ada bekas tangan di paha mereka.

"Bitch! It hurts like fuck!" Carlisa menggampar lengan sahabatnya balik.

"Fuck you, Kenya." Kata Diandra yang dengan sabar mengelus-ngelus luka gamparannya.

Si pelaut manis masa bodo amat melihat kedua sahabatnya yang bergeliat kesakitan. Seperti seorang pelaut sejati yang selalu kelaparan, dia membolak-balik buku menu sambil bercerita, "abis Mami bilang mau dinner sama Novel, sama asistennya dll. Gue nggak enak yaudah gue aja Novel satu perwakilan, daripada ngajak semuanya."

Kenya ingin memesan daging domba dan wine, tapi lagi-lagi tidak ada wine di menu mereka mengingat ini restoran timur tengah.

Carlisa dengan agresif mengangkat dagu kapten dan menyentilnya, membikin Kenya mengaduh sakit dan risih. Carlisa memang begitu, dia sangat mengganggu dan menjijikan. "Terus yang peluk-peluk itu?" Mata Carlisa berkeling ketika bertanya.

"Itu gue mau milih lagu, yee! Disgusting banget sih lo, Carli, pegang-pegang dagu!" Kenya menonjok wajah Carlisa kali ini.

"Dapet cium nggak?" Gadis separuh Jerman itu bertanya lagi, dia yakin jawabannya 'ya' melihat seberapa mesra mereka beruda. Tapi tetap menanti jawaban untuk memastikan.

"Pipi," gumam Kenya, sedikit suka sedikit bingung harus mengatakan apalagi. "Tapi dua-duanya." Kenya menunjuk kedua pipinya yang sedikit merona.

"He doesn't like you."

"He's cute!"

Ucap Carlisa dan Diandra berbarengan, membuat Kenya bingung. Siapa yang benar?

Diandra benar, Novel menggemaskan sekali, dia suka ketika Novel mengecup pipinya, kemudian pipi yang lain. Ciuman yang diiringi hembusan nafas di pipi dan ucapan selamat malam, tapi.. Carlisa juga benar karena Novel ingkar janji.

Princess Kenya In LoveWhere stories live. Discover now