Leader Osis- 58

597 54 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya ya teman-teman, Selamat membaca!

"Rasa yang menyakiti diri ini semakin menjadi seperti api, ketika ucapannya secara terang-terangan tidak menerima perjuangan ini."

Renaya Agustina Alexander.

Bryan Al-ghiffari Bagaskara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bryan Al-ghiffari Bagaskara.

Bryan Al-ghiffari Bagaskara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


😜😜😜

Renaya dan Arkan berjalan berdampingan, banyak bisikan-bisikan sirik menghiasi setiap mereka berjalan, tanpa memperdulikan sekitar. Renaya tetap tertawa bila sekali-kali Arkan mengeluarkan lawak-an nya.

"Anjrit, semua cogan di embat!"

"Gila!1!1! Itu Arkan mylove kan?!"

"Kemaren Aldino, terus Bryan, dan sekarang Arkan. Besok siapa lagi?"

"Dasar cabe!"

Renaya menarik nafasnya dalam-dalam demi meredakan emosinya, Arkan yang paham itupun mengelus-elus rambut Renaya perlahan. Membuat jeritan-jeritan alay saling bersahutan.

"Gausa di dengerin," Arkan tersenyum dibalas anggukan kepala Renaya, sampai suara seseorang membuat langkah keduanya terhenti.

"Anjay, pagi-pagi udah punya gandengan." Celetuk Julian dengan Fikri di sampingnya, sedangkan Bryan menatap Renaya dari belakang posisi Julian dengan pandangan yang tak terbac

Cowok yang menyampirkan tasnya di bahu kanan, sorot mata dengan alis tebalnya, dan dengan santainya menaruh kedua tangannya di saku celana abu-abunya. Tatapannya tak lepas dari pandangan Renaya yang juga menatapnya.

"Gercep juga lo Ar, sekedar ngasih info nih Bu Bos udah ada yang punya." Kata Fikri, membuat Renaya mengerutkan keningnya.

"Dih! Apa-apaan deh lo? Lo pikir gue barang?!" Renaya kesal setengah mampus.

Julian mengangguk, menghiraukan raut wajah kesal Renaya yang mendominasi. "Tuh, cowoknya." Julian menunjuk Bryan, yang posisinya diam dengan gaya coolnya setiap hari.

Seakan tidak percaya, Arkan bertanya ke Renaya. "Bener Ren? Bryan pacar lo?"

Renaya menggeleng, "Idih, bukan! Ada juga, dia tuh musuh gue!"

Setelah ucapan itu terdengar jelas ditelinga Bryan, diposisi diamnya Bryan tersenyum miris, pilu rasanya ketika mendengar ucapan Renaya selancar tadi.

Tapi, memang adanya seperti itu. Keduanya tidak ada hubungan apapun, mau mengelak pun Bryan tak mampu. Berjalan maju untuk mendekapnya pun tak kuasa, bila tutur katanya tadi tidak menghargai keberadaannya selama ini.

Dengan cepat, Bryan yang menggunakan sweater Maroon itu pergi meninggalkan mereka semua, tanpa kalimat apapun. Mereka semua menatap kepergiannya dengan cengo.

Terutama Renaya, entah mengapa... perasaannya seperti berkata, bila ucapannya tadi menyakiti hati Bryan.

😋😋😋

Di tempat duduknya, Renaya sedang menulis di atas selembar kertas dengan senyum yang menghiasi, senyuman itu menjadi menarik perhatian lelaki yang sedari tadi menatapnya.

Tiba-tiba, ada seseorang yang duduk di samping Renaya dengan menyenggol lengannya, membuat dirinya kaget. "Sendirian aja, Ren. Temen-temen lo kemana?" Tanya Arkan sambil menyengir ketika Renaya mengusap-usap dadanya kaget.

"Anjrit dah lo, kaget aseli gue."

Arkan tertawa, "Ya, mangap lah,"

Renaya menabok lengan Arkan, "Maap woi, bukan mangap!"

"Kamu gasalah apa-apa kok, gausa minta maaf gitu deh." Balas Arkan dengan nada menjijikan, membuat raut wajah Renaya kesal melihatnya. Arkan lagi-lagi tertawa.

"Muka lo ngapa Ren? Santuy dikit apa,"

Renaya memutarkan bola matanya, "Sawan ya lo? Jadi gila gini," Kesalnya sambil melanjutkan mengisi formulir itu.

Seakan kepo dengan apa yang Renaya tulis, Arkan memajukan tubuhnya. "Ngisi apansi lo? Serius amat,"

"Oh ini, gue mau jadi osis. Jadi isi formulirnya dulu,"

Arkan mengangguk-angguk, "Lo gamau balik? Udah mau jam 3 lhoo," Arkan berucap setelah melihat jam ditangannya.

Renaya menggeleng, lalu berdiri setelah selesai mengisinya. "Engga, Ar. Gue mau latihan,"

Arkan ikut berdiri, dan masih melihat gerak-gerik Renaya yang memberesi semua peralatan sekolahnya. "Latihan apa? Latihan mencintai gue ya?" Pedenya, sambil menaik turunkan alisnya menggoda Renaya.

Renaya memasang wajah ingin muntah, "Ngawur lo! Kelamaan jomblo sih,"

Arkan terkekeh, "Lo juga jomblo, sama-an dong kita? Gimana, kalo lo jadi pacar gue aja?" Arkan berkata dalam satu tarikan nafas, terlalu cepat. Membuat Renaya yang mendengarnya melongo di tempat.

Hah?

Apaan tadi katanya?

Belun sempat Renaya menjawab, suara deheman seseorang yang bersender ditembok dekat pintu itu mengalihkan perhatian keduanya. "Ekhm."

🌸🌸🌸

HAIII, AKU COMEBACKKKKK. sorryyyyyyyy karna lama update dan kalo ada typo yaaaa! Semoga kalian gak berpaling dari LO grgr aku lama banget upnyaaaa😢

Aku maksain ngetik padahal skrg lagi PTS hehe, gapapa deh, buat kaleannnn😘

Yg ampe neror aku di dm, suru up.. aku udah up yaaa, makasih lhooo saran dan penyemangatnya!

Loveyouuu kalian!

Kiss dari jauh😙😙😙😙

Leader OsisWhere stories live. Discover now