32 : Scents

4.5K 516 77
                                    

[a/n] votes and comments!!

Pagi hari masih di mansion keluarga Park, Yerim pergi ke kebun tomat di lahan belakang. Cuaca nampak cerah dan bersahabat. Kebun-nya bersih, sangat terawat dan cantik ditumbuhi tomat-tomat merah yang segar. Di bawah topi bundar berenda dengan tangan yang mengait sebuah keranjang, Yerim membungkuk untuk memetik tomat-nya. Ia ingin membantu Seulgi menyiap-kan sarapan, tetapi Seulgi memaksa-nya untuk menunggu saja atau bersenang-senang sambil memetik buah-buahan di kebun belakang.

Yerim tentu tidak ingin hanya berdiam diri, ia sudah bangun lebih awal dan dia harus melakukan sesuatu yang berguna. Jadi, tidak diperbolehkan menyentuh dapur untuk membantu, gadis itu memilih pergi ke kebun seperti yang dikatakan Seulgi.

Gadis itu telah mendapatkan strawberry sebanyak setengah keranjang kecil. Ia ingin melanjutkan dengan mengambil beberapa buah tomat. Di dalam benak-nya, dia merencanakan akan membuat manisan strawberry dan tomat untuk Jungkook yang ia yakin sedang sangat lelah.

Ketika Yerim tinggal di apartemen-nya di Paris untuk kuliah, dia sering membuat manisan buah-buahan yang bisa berguna menghilangkan rasa lelah-nya karena tugas yang menumpuk. Cara-nya sangat mudah dan hasil-nya baik untuk kesehatan. Jungkook baru datang dari perjalanan-nya yang jauh, Yerim sangat yakin jika pekerjaan pria itu sangat banyak. Jungkook adalah orang sibuk tetapi Yerim baru melihatnya beristirahat hanya semalam. Semalam setelah semua yang terjadi. Semalam setelah ditimpa kecewa, sedih, haru dan kejutan.

Yerim bahkan sampai detik ini masih merasa seperti dalam mimpi, dan dia sedang terbang di awan putih raksasa. Dia tidak menyangka jika pertemuan dan kembali-nya mereka baru saja terjadi.

Ketika memikirkan-nya, ia tidak sengaja menjatuhkan sebuah tomat yang baru saja ia petik. Gadis itu menghela tipis lalu membungkuk untuk mengambil tomat yang menggelinding ke tanah. Saat ia bergerak meraih-nya, ia melihat sepasang sepatu berdiri di dekat tangan mungil-nya yang terulur lalu disusul sebuah tangan kekar mengambil alih tomat yang ia jatuh-kan.

Yerim mendongak dan terkejut mendapati Park Jimin. Gadis itu berdiri dan menyapa-nya, "Jimin oppa, selamat pagi."

Pria itu memamerkan senyum cerah dengan mata-nya yang menyipit sebagai ciri khas-nya yang manis, memakai pakaian casual dan celana coklat muda se-lutut, nampak santai dan segar. "Eum, pagi juga. Bagaimana perasaanmu?" tanya Jimin hangat. "Saat aku melihat kalian, aku hanya mengharapkan yang terbaik untuk kalian."

Yerim tersenyum tipis, dia menunduk, "Aku tidak bisa mengatakannya dengan rinci. Perasaan ini terlalu besar. Ini adalah interaksi pertama kami setelah hampir tujuh tahun tidak bertemu. Begitu pula saat di Praha, aku sampai tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku lega dan senang, sangat-sangat, lebih dari apapun. Namun di satu sisi, aku mengkhawatirkan beberapa hal dan aku menyadari, ini bukan akhir-nya. Masih belum, masih ada sesuatu yang harus kami selesaikan. Terimakasih sudah mendukung kami, oppa."

Jimin tersenyum hangat, "Tentu, aku memahami keadaan kalian. Kamu benar jika menyadari ini belum lah akhir, Rim Setidak-nya, hanya tinggal sedikit langkah lagi. Aku yakin itu, dan kalian harus bersatu untuk mengatasi-nya. Apakah kamu merasa sulit setelah membuat keputusan ini?"

Yerim menatap Jimin, tatapan dengan binar mata cerah penuh keyakinan. "Keputusanku ini tidak mempersulit-ku. Tetapi mungkin, apa yang akan menghalangiku didepan sana. Tetapi, aku meyakinkan diri-ku sendiri, aku akan baik-baik saja. Aku ingin menjadi kuat untuk diriku, Jungkook oppa, kedua orangtua-ku hingga ketika aku akan ... menghadapi tuan Jeon."

Jimin merasa sangat salut untuk gadis di depannya ini. Dia yakin, Yerim akan tumbuh menjadi wanita dan seorang Ibu yang kuat di masa depan. Pria itu secara perlahan mengambil langkah maju, mendekat lalu mengangkat tangan-nya untuk meraih punggung Yerim. Menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia telah menganggap Yerim seperti adik-nya sendiri. "Kamu benar. Kamu harus kuat. Ketika kamu kesulitan, jangan ragu untuk datang kepada oppa. Aku akan membantu-mu. Jangan takut dengan tuan Jeon. Hanya kamu yang bisa membuat Jungkook terbebas dari-nya."

Seize The Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang