02 : His Private Life

5.7K 656 31
                                    


Spread Vote and comment yaaa~

______________________________________

Always remember us this way.
.
.
.
.
.

Malam itu, Yerim baru saja sampai di rumah pada pukul delapan. Bukan hal mengejutkan sih baginya sebab sudah pasti karena satu alasan sama. Pasti menghabiskan waktu bersama Jeon Jungkook. Jadi tidak ada perlu yang perlu dikhawatirkan.

Mama-nya pun tidak terkejut sama sekali atau menunjukkan reaksi berlebih karena baru melihat anaknya yang seharian ini tidak di rumah sampai pada saat jam makan malam sudah lewat satu jam.

Wanita cantik yang menyandang peran sebagai Ibu dari Kim Yerim itu juga tentu sudah tahu alasannya. Tetapi tetap, keinginan untuk menggoda anaknya menjadi kebiasaan yang sulit ditahan. Jadi, wanita itu berkata ketika sang anak berjalan menghampirinya di tengah sofa, "Sudah lupa pulang ya? Rumah sendiri dilewati terus."

"Apasih, Ma!" Dengus Yerim tidak suka kalau Mamanya mulai menyindir-nyindir.

"Nempel terus sama Jungkook. Hati-hati kalau dia bosan sama kamu gimana?"

"Tidak akan! Lagipula, aku ini habis makan, Ma! Aku sama kak Jungkook makan di luar! Jangan salah paham deh!" Gadis itu menegaskan alasannya pulang lebih malam.

"Aduh, iya-iya. Sensi sekali kamu hari ini." Irene terkekeh di balik majalah fashion yang sedang dipangkunya.

'Iya-kan Yerim lagi ada masalah di sekolah'--Tetapi gadis itu memilih untuk tidak pernah bercerita.

"Kabar Jungkook, baik?" Tanya Irene kali ini sungguh-sungguh.

"Iya seperti biasa. Kalau sama Yerim, pasti baik-baik saja." Sahut sang anak sangat percaya diri menyampaikan faktanya.

"Bagus kalau begitu. Kalau sekolah kamu?"

"Sama aja. Eh, tapi nilai Yerim banyak yang naik lho Ma! Gara-gara sering belajar sama kak Jungkook, nilai Yerim banyak yang meningkat." Gadis itu antusias sekali saat bersamaan ia mengingat ulangan harian yang terakhir kali dibagikan, ia berhasil mendapat nilai sembilan. Bahkan ada yang mencapai sepuluh.

Irene tersenyum hangat. "Mama memang senang kalau kamu berteman sama Jungkook. Mama malah khawatir kalau kamu banyak berteman sama anak-anak di sekolah kamu. Setidaknya, Jungkook ini satu yang Mama sangat kenal dan tahu. Dia anak yang baik-baik, Rim. Mama selalu merasa aman kalau kamu bersama dengannya. Mama bersyukur untuk itu."

"Iya, tentu saja. Kak Jungkook tidak ada duanya. Terimakasih Ma, sudah mendukung Yerim."

"Tentu saja sayang." Irene tahu sekali seberapa dekat anaknya dengan Jungkook. Ia juga paham sekali sebesar apa rasa sayang Yerim untuk pemuda tampan itu. Pun tentang hubungan dekat keduanya. Bukan sekedar teman. Dan ia tidak keberatan tentang itu, asal keduanya masih ingat untuk menjaga batas. "Lagipula, itu juga baik untuk Jungkook."

Yerim sebenarnya paham apa yang Mama maksudkan di kalimat terakhir. Tetapi gadis itu memilih bertanya lagi untuk mendapat penjelasan lebih. "Maksud Mama dalam hal apa?"

"Segalanya." Wanita cantik itu tersenyum menawan. Menutup majalah fashion bulanan dan meletakkannya secara anggun di atas meja. Lantas, sedikit memiringkan tubuh untuk bisa memusatkan perhatian kepada sang anak sebelum mulai berbicara serius. "Jungkook banyak berubah sejak kamu mulai berteman dengannya."

Yerim memasang mimik wajah serius. Jantungnya tiba-tiba berdegub kencang. Menatap lekat mata bening sang Mama yang teduh penuh kasih sayang. Wanita cantik di depannya itu lantas terlihat mengingat kembali kilas balik masa lalu.

Seize The Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang