28 : CARPE NOCTEM

4.3K 603 164
                                    

[a/n] Comment di setiap kolom yuk!!

...

Lee Chan menetapkan tiga kata di dalam kepalanya,

Dia. Ingin. Tenggelam.

Pemuda itu berdiri dengan kaki lemas seperti jeli di sudut bar. Dia tidak berani mendekat pada objek yang membuat-nya merasa gila seketika. Tepat-nya objek itu adalah, Tuan muda-nya sendiri yang sedang tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata di depan bartender. Itu membuat-nya merasa sangat ngeri dan ingin mengubur diri.

Lee Chan ingin menangis melihat kelakuan Tuan muda Jeon Jungkook yang berubah drastis menjadi sangat mengerikan. Dia bahkan belum pernah melihat Tuan muda-nya itu melakukan hal seperti sekarang. Jeon Jungkook yang ia tahu selama tiga tahun terakhir tidak akan pernah minum di depan seorang bartender, dia secara khusus akan memesan tempat tersendiri, Jeon Jungkook juga tidak akan menangis sambil tertawa kencang seperti sekarang, tidak, memang Jungkook tidak pernah tertawa sekeras itu sebelumnya, dan dia bahkan tidak pernah melihat pria itu menangis. Tetapi, malam ini berbeda. Ia seperti telah melihat sisi Jeon Jungkook yang sebelumnya tidak pernah ia ketahui.

Bartender di sana mungkin sudah ketakutan jika tidak mengambil keuntungan dari wajah rupawan tuan muda-nya itu. Iblis barangkali telah merasuki-nya setelah keluar dari apartemen tadi.

Ya, benar. Wajah itu telah berubah tepat saat ia menjemput-nya di lobby. Dia keluar dengan ekspresi dingin melebihi kutub selatan. Itu bahkan lebih mengerikan daripada ketika ada seorang pegawai di perusahaan yang pernah berusaha menjual saham ke seorang pengusaha lain tanpa se-izinnya untuk mengambil keuntungan sendiri. Saat itu, Jeon Jungkook sangat marah, seisi kantor nyaris pecah dan para pegawai lain ketakutan merasa bersalah. Lalu, ia tidak memberi pegawai itu kesempatan untuk kembali bahkan meskipun pegawai itu memohon maaf hingga mencoba mencium kaki-nya. Jungkook langsung mengirim-nya ke jeruji besi tanpa ampun. Tidak ada jaminan hidup tenang bagi pegawai itu. Jungkook sangat benci orang-orang pengkhianat dan siapapun yang meremehkan perusahaannya. Itu semua memang terbukti dan tidak ada satu-pun lagi yang berani bermain-main dengannya. Pegawai itu dianggap sangat tolol dan berani mengadu nyali untuk bermain-main dengan Jeon corp. padahal sudah seharusnya tahu, ia pasti akan kalah tak berdaya. Dia bermain di lapak yang salah. Seharusnya pegawai itu pergi ke TK saja. Semua usahanya akan sia-sia bahkan saat baru memulai start.

Masa-masa kemarahan itu tidak ada enak-nya sama sekali untuk dikenang. Tetapi, melihat Jeon Jungkook seperti ini, Lee Chan jadi berpikir, apakah lebih baik ia kembali ke masa itu saja? Setidaknya, ia tidak akan melihat Jeon Jungkook berubah seperti orang sinting. Ia sangat khawatir jika Jeon Jungkook akan segera menghancurkan tempat ini.

Setan apa saja yang merasukinya, tolong keluarlah dari jiwanya!

Lee Chan tidak tahu lagi apa yang lebih buruk bagi Jeon Jungkook daripada sebuah pengkhianatan. Apa yang telah dialami Tuan muda-nya itu di dalam apartemen tadi sehingga bisa membuat-nya se-kacau ini?

Dia jelas tahu, tawa yang keluar itu bukanlah tawa yang menyenangkan. Bahkan walaupun jika itu tawa bahagia, Lee Chan tidak pernah tahu jika akan ada satu hal yang bisa membuat Jungkook tertawa se-keras itu. Namun, dia tahu. Itu adalah tawa menyakitkan disertai air mata kehancuran. Wajah-nya sangat kelam seolah langit baru saja hancur di hadapannya.

Dia sudah mengosong-kan tempat ini dengan perintah-nya. Lalu sang Tuan muda menghabiskan tiga batang rokok dan tidak berhenti minum. Meracau tak jelas. Dan sekarang, dia sedang mencoba menghabisi batang rokok ke empat-nya. Ini sudah tiga jam berlalu dan waktu menunjukkan nyaris tengah malam.

Ia ketakutan jika Jeon Jungkook akan segera mati, tetapi bahkan tidak seorang-pun diperbolehkan mendekat untuk menghentikan-nya.

Ini akan menjadi malam kehancuran. Lee Chan tidak akan bisa tidur dan memeluk guling di hotel.

Seize The Night ✔Where stories live. Discover now