Sebenarnya, pelangi itu sebuah cerita
Sebagian dari angin dingin, dari mendung, dari guntur, dari guyur, dari payung-payung yang menjaga musafir, dari petir, dari lebatnya buah-buah hujan, dari ladang-ladang tembakau yang tak setuju, dari petani garam yang tak mau, dari sungai, dari kalender musim dan dari shalat istisqa penduduk kampung Melayu
Pelangiku, melengkunglah seluas kau mau karena kau adalah takdir azaliku, sebab kau adalah semua alasan-alasanku
Sudah diderasi air mata, sudah dimarahi realita, sudah ditakut-takuti malam tanpa doa
Kini waktunya tiba, membujur atau melintanglah seindah-indahnya