Diam-diam, sore berjingkat-jingkat meninggalkan bahagia
Ke barat, sembunyi sembunyi perginya
Tapi jejaknya membekas di jingga yang menyemburat, dan berbatang pada cahaya yang jatuh dari sela-sela awan
Tanpa goodbye, ia coba menghilang menyisakan hati yang gamang
memulai perdebatan punai, kenari, gereja, merpati, camar dan elang
bahwa takdir semua sudah punya
dan bahagia hanya menyimak lemas kosong matanya memandang
Pagi besok, bahagia berdoa
agar kiamat datang saja waktu siang
supaya ia dan sore mati bersama
tanpa pisah yang berkali-kali menyerang
Saat fajar, kiamat datang
Siang belum terjadi sore belum menghampiri
bahagia mati sendirian
mengenaskan