Bila berkunjung pada mu seseorang yang bernama sepi, sampaikan padanya aku ingin berjumpa
Sudah sezaman kita belum bermuka
Sekilas lintas, hanya diberi lirik dan berlalu pula
Begitulah saja biasanya kita
Sepi itu sangat bijaksana, jika sedang bersamanya aku sering dinasehati, dicandai, dimarahi atau bahkan aku kadang juga dirayui
Nasihatnya sering tentang cara menghormati seseorang dengan memberinya kesempatan untuk merasakan apapun tanpa kita dalam ikut-campurnya
Kata bijaknya sering tentang cara bersyukur yang benar, sebab dalam riuh ramainya rutinitas yang membosankan selalu ada cara untuk mengeluh dan kecewa
Sepi, jika aku bersamanya aku berfikir lebih lama, masak dan matang. Baik, bijak dan berwibawa.
Tapi tak enaknya, sepi menceraikan logika, nurani dan kenyataan. Bahkan menyiksa layak kompeni Jepang. Sepi, yang bijaksana dan juga tega.