Bagian 12

53 11 4
                                    

------------------

Althaf bergegas menghampiri satria yang mendadak datang ke sekolahnya. Dengan tiba-tiba satria mengirim pesan padanya kalau dia menunggu althaf di parkiran belakang.

Langkahnya kian melebar menyusuri koridor demi koridor, beruntung sekolahnya sudah sepi jadi althaf sedikit merasa tenang karena takut hal-hal buruk terjadi.

Setelah tiba di parkiran belakang althaf melihat satria yang sedang berdiri bersandar pada motornya. Sesaat, althaf berhenti untuk menghembuskan nafas panjang.

Apa lagi yang diinginkan oleh si bajingan itu.

Althaf mendekat tanpa sepatah kata, menunggu lawannya berbicara terlebih dahulu.

Satria berdeham, menormalkan suaranya untuk mengawali pembicaraan "Emang dari awal harusnya gue tau kalo lo gak akan semudah itu turutin kemauan gue" laki-laki dengan rambut bergelombang dan sedikit gondrong itu buka suara.

Althaf masih menutup mulut, satria berdecih "Rasanya taruhan itu udah gak penting lagi menurut gue"

"Apa mau lo?" althaf bertanya seolah merasa janggal dengan pernyataan satria.

Satria mengangkat sebelah alisnya "Lo gak berniat sedikit pun bantu sepupu lo ini bales dendam karena udah di tolak berkali-kali?"

Tubuh althaf menegap. Merasa kaku untuk menjawab, althaf menunggu kelanjutan satria.

Satria mengangguk-nganggukkan kepala angkuh "Oke.. kalo gitu gue yang bakal lakuin sendiri!" tegasnya.

Dan penegasan satria barusan mampu membuat tubuh althaf hilang kendali, di luar kesadaran, tangan kirinya mencengkram kuat kerah jaket satria "Jangan macem-macem lo anjing!" emosi kian menghampiri althaf.

Alis satria bertaut "Bentarr.. Lo gak terima thaf?"

"Bukannya lo sering anter jemput cewek lain ya?" tuduh satria meski benar adanya.

Hebat sekali sepupu althaf yang satu ini, pemantau total pada kehidupan pribadinya.

Cengkeraman althaf pada kerah satria mengendur, tangan kanannya menunjuk wajah satria tajam "Jangan berani nyentuh ive!"

Satria tersenyum sinis kecil, kecil sekali hingga althaf yang berada dihadapannya pun tidak bisa melihatnya.

Gue yakin lo mulai suka sama ive. Gumam satria dalam hati.

Lagi-lagi satria berdecih dengan peringatan althaf  "Lo suka ive?" tembak satria seraya menurunkan tangan althaf perlahan yang berada di lehernya, lalu bertepuk tangan pelan.

Satria terkekeh "Hebatt.. dua cewek sekaligus lo embat"

"Come on thaf.. Jangan serakah gitulah sepupu gue ini" ucap satria dengan seringaian sinis.

Menepuk pundak althaf.

Lalu mendekat ke telinga althaf, seraya berbisik "Udah cukup lo sama cewek itu aja. Ive biar gue yang urus" keputusan pihak satria.

Althaf mengepalkan tangan disamping tubuhnya. Ringan sekali ucapan lelaki itu seolah-olah tidak ada beban harga diri yang di pikul dalam ucapannya.

"Apa sih yang ada di otak lo sat!" suara althaf meninggi.

Sat...
Satria apa Bangsat thaf?

Satria hanya membuang muka sebal. Enek.

Althaf menghembuskan nafas panjang, meredam emosi yang kian meluap "Udahlah.. Selesaiin sekarang! Apa mau lo?" serah althaf merasa lelah dengan tingkah satria yang tidak pernah berubah. Segala keinginannya harus di turuti bagaimanpun keadaannya.

ALTEONOnde histórias criam vida. Descubra agora