Bagian 7

109 23 9
                                    

-------------------

Althaf mengira masalah dengan ailve tidak perlu di perpanjang setelah tahu bahwa biang taruhannya, satria, pindah sekolah tepat dua minggu setelah pembelajaran semester genap dimulai. Yang artinya sudah 2,5 bulan althaf menyingkirkan kejadian itu dari pikirannya, lagi pula satria seperti hilang di telan bumi.

Namun, perkiraannya melenceng. Sekarang justru masalah malah semakin runyam. Lebih lagi sekarang mama althaf sudah mengetahui masalah apa yang sedang anak bungsunya hadapi itu.

Althaf benar-benar pusing dibuatnya. Kejadian 3 bulan lalu yang hampir lenyap pada dasar, kembali muncul ke permukaan.

Bangsat, emang.

Hingga althaf memutuskan untuk mengajak ketiga temannya berkumpul di rumah davlin. Ia ingin mengatakan eummm lebih tepatnya menceritakan masalah yang sedang menerjangnya. Meski ia belum cukup nyali untuk menceritakan semuanya.

Dirinya. Althaf. Seorang remaja lelaki yang lebih suka menyimpan masalahnya sendiri, menimbang segala acuan yang akan terjadi sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri.
Walau ia ragu. Dan ketika berada di titik yang benar-benar membuatnya kalut, ia akan membaginya sedikit kisah kepada kawan seperjuangannya.

Dan itu terjadi hari ini. Pulang sekolah rekannya sudah mendekap di rumah davlin sedangkan althaf sendiri masih harus bertemu seseorang.

Baga dan migo berada di dalam kamar davlin sedang menunggu kedatangan althaf dengan bermain game consol ditemani beberapa minuman kaleng dan kacang garing. Tuan rumah sedang membersihkan diri.

Memang rumah davlin yang sering kali dijadikan tempat berkumpul karena suasananya yang sepi. Orang tuanya sibuk bekerja hingga lupa bahwa mereka memiliki anak semata wayangnya itu.

Hampir setengah jam mereka menunggu pencurhat datang.

Lantas suara deru motor terdengar sangat jelas di lantai dua rumah. Tak lama pintu kamar davlin terbuka dan menampilkan sesosok laki-laki tampan dengan tinggi menjulang, badan tegap serta model rambut yang di biarkan acak-acakan.

Althaf berjalan lebih memasuki kamar davlin seraya membuka jaket lalu melemparnya ke sofa kamar didekatnya.

Tak banyak bicara, karena kedua temannya sibuk bermain ps, terbukti dari sebelum althaf melangkahkan kaki ke kamar davlin suara umpatan kasar sudah memenuhi isi ruangan, althaf langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuk milik davlin dengan posisi tengkurap.

Davlin yang baru keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada tidak terlalu kaget melihat kedatangan althaf yang seperti itu "Gimana thaf?" tanyanya seraya berjalan ke arah lemari untuk mengambil kaos.

"Pusing anjirrr" jawab althaf membenamkan wajahnya pada bantal.

Jangan tanyakan kedua makhluk yang sedang bermain ps itu siapa lagi kalau bukan baga dan migo, mereka benar-benar tak peduli dengan kedatangan althaf. Mereka terus menerus mengabsen kebun binatang seolah tidak boleh ada nama hewan yang terlewat ketika permainannya berjalan tak sesuai harapan.

Davlin masih memilih kaos yang akan di pakainya "Satria ngomong apa aja tadi?"

Althaf menelengkan kepala agar suaranya tidak tertahan dalam bantal "Bener-bener gilakkk, gue pikir dia udah gak peduli sama taruhan itu pas dia udah pindah sekolah" timpal althaf jengah.

ALTEONWhere stories live. Discover now