ke tiga puluh sembilan

2.9K 112 3
                                    

Bu Rahma menandatangani MOU dengan pejabat Polda pagi ini. dan Zavi mengenakan seragam kebangsaannya datang ke sekolah.

ini hari sabtu, Yayasan UK sedang mengadakan evaluasi bulanan, dimana semua pegawai mendapatkan jatah 'di kritisi kinerja oleh pemimpin' selama satu bulan.

anak-anak libur, jadi suasana sekolah juga sepi.

Zavi nampak sumringah menyalami bu Rahma setelah penandatanganan selesai.

"kali ini ijinin aku buat minta maaf dengan tulus Le." kata Zavi, melempar batu di danau tenang.

"baiklah Pak Zavi Guna Pratama. saya memaafkan bapak dan saya mohon bapak juga memaafkan segala kesalahn saya." kataku menegaskan.

Zavi menghembuskan nafas dan memejamkan mata, "aku nggak suka kita ada jarak Le. kenapa harus mulai dari awal lagi?"

bu Rahma sudah masuk dan kembali ke rapat, setelah Zavi meminta ijin untuk berbicara 4 mata dengan Aleana di kantor kepala sekolah.

"saya rasa posisi saya dan anda sudah dijelaskan." kata Ale bersikeras.

"Dengar Le. kamu lelah jadi bahan gossip kan? aku kesini dengan maksud baik buat meluruskan semuanya."

"meluruskan? sekarang?" Ale tidak percaya. "kenapa nggak dari dulu! dari jaman kamu belum dekat sama Daren. sekarang mana? Daren kamu tingalkan? terus aku jadi bahan gossip lagi! bullshit."

"Le. dengerin dulu." Zavi melembut.

"trus."

Zavi memijit kepalanya. "kita makan dulu yuk. aku belum sarapan, kamu jangan emosi gini."

Aleana terdiam memejamkan mata, kepalanya berdenyut-denyut. "kamu egois Zav. nggak pernah ngijinin aku buat lepas dari kamu. kamu nggak tahu apa? perjuanganku buat lupa sama kamu? ini lebih melelahkan daripads ngehapus Diaz dari kehidupanku."

Zavi mendekati duduk gadisnya, tapi Aleana bergeming, ia menepuk pundaknya dengan lembut dan pelan.

"Le. aku nggak pernah dekat sama siapapun setelah sama Fay, itupun aku putus dari Fay karena aku ngrasa cocok sama kamu. soal Daren, tadinya aku pikir minta info kamu ke dia. tapi kamu malah salah paham begini." sekarang gantian Zavi yang sedikit jengkel.

"aku ingin kita serius Le." Zavi mengeluarkan sebuah kotak berludru warna merah. "jadi istriku Le."

Aleana terdiam

satu detik
dua detik
tiga detik

Zavi makin mendekat pada Ale. "aku sayang sama kamu Le. You're the one girl that made me risk everything for a future worth having."

Aleana baru pertama kali merasa jantungnya mau loncat. terlebih saat Zavi mencium keningnya.

"jadi kamu melamarku?" tanya Aleana setengah tidak percaya.

"iya." Zavi menggengam tangan Ale dan memasangkan cincin itu pada jari manisnya.

sadar atau tidak, banyak mata yang mengintip di jendela Kantor bu Rahma. dan mereka masuk bergerombol setelah Zavi selesai memasangkan cincin.

"ya ampun!! muka Aleana tegang gini." ujar Daren tertawa. "selamat ya my bestie! akhirnya kamu ketemu juga sama jodohmu." Keduanya berpelukan

"Selamat ya kak!" ujar kakak-kakak lain dengan kompak.

"ditunggu undangannya lho." tambah bu Rahma

Jangan Tolak Aku - Tamat-Место, где живут истории. Откройте их для себя