ke empat belas

2.8K 123 3
                                    

"Kamu gila apa? mau cerai sama Jena? yang katanya kamu perjuangin mati-matian?" ucapanku nyaris tercekat saat 'menyidang' Diaz.

ia sibuk mengaduk-aduk kopi hitamnya, "ya gimana? Jena itu selingkuh Le!"

aku bahkan tidak tau arah pembicaraan Diaz kemana, "selingkuh gimana? kalian kemana-mana berdua. aku kenal siapa Jena. dan aku juga paham siapa kamu."

"tapi kamu nggak tau kan kabar kami beberapa bulan terakhir ini?" tuduh Diaz. "kamu menghindar dari kami Le."

ku akui aku demikian.

"tapi pikiran jahat apa yang membuat kamu pikir jena selingkuh Az?"

ia menyodorkan ponselnya,memperlihatkan gambar demi gambar seorang perempuan berpenampilan mirip Jena sedang bergandengan mesra dengan laki-laki lain.
dan itu jelas bukan Diaz.

lalu pada slide terakhir keduanya berciuman mesra.

"Jena bahkan ngaku kalau Olla bukan anakku. tapi anaknya dengan mantan kekasihnya." Diaz menjelaskan.

pusing aku dibuatnya.

"Jadi mau kamu apa sekarang Di? cerai? kasihan Olla." bujukku.

tapi mungkin aku lupa, Diaz adalah laki-laki dengan trauma tentang perselingkuhan. jadi jika ia menemukan pasangan bertindak demikian.

maka perpisahanlah yang ia ambil sebagai jalan keluarnya.

----------------------

2 tahun lalu.

Diaz pulang dari German dengan wajah berseri-seri.

lulus dari ITB lanjut sebagai pekerja magang yang bersertifikat otomotif terbesar dunia, Volvo.

ia berusaha memberitahu Aleana, bahwa ia sempat berkenalan dengan seorang gadis cantik di sosial media.

"Ini! namanya Jena." ujar Diaz kala itu sembari memperlihatkan foto profil Jena. yang Ale sendiri paham bagaimana sosoknya.

"minggu depan kita mau married." tambah Diaz.

seketika ucapan itu bagai pusaran air yang tiba-tiba muncul dipermukaan dan menyedot segala apa yang ada hingga ke dasar.

lalu adegan pamer cincin berbatu safir itu di acara wisuda UPI yang kupikir akan sangat mengesankan.

tapi terkenang pahit.

pernikahan yang terkesan mendadak itu membuat Diaz semakin menggebu-gebu, tatkala sehari setelah peresmian hubungan didepan wali nikah, Jena mengumumkan kehamilan.

namun tak berselang sampai 9 bulan, Ale harus mengantarkan Jena ke Rumah Sakit untuk lahiran.

dan dokter disana paham. bagaimana wujud bayi 7 bulan, dan wujud bayi 9 bulan.

campur tanganku sudah terlalu banyak untuknya.

---------------------

"kamu akan tetap jadi sahabatku kan Le?" Diaz mencoba menyadarkanku.

aku tak berani menjawab.
aku sendiri bimbang.
susah hati menata agar tidak terpikat lagi dengan Diaz.
susah hati meyakinkan Mama bahwa aku tak akan lagi terlibat dengan mereka.

"Le?" Diaz menatapku lama. "Maaf kalau selama ini aku selalu menjadi beban untukmu."

beban? bahkan ia baru menyadarinya sekarang.

"maafkan kalau selama ini aku terlalu egois, sampai-sampai aku nggak bisa apa-apa kalau kamu pergi dariku."

dan kisah asmaraku sampai SEKARAT pun kau tak peduli, Diaz.

"Maafkan aku Le."

mudah sekali kalimat ajaib itu meluncur darinya, usai mengombang-ambingku dalam ketidakpastian.

"Aku titip Olla sama kamu."

brengsek! permintaan apa lagi ini?

"Aku mau kembali ke German. aku mau lanjut master. "

Jangan Tolak Aku - Tamat-Where stories live. Discover now