Ke tiga belas

2.8K 140 1
                                    

"siapa dia Le?" mata Mama mengkilat seperti elang menemukan mangsa.

"temen." jawabku asal.

"jadi dia yang ngebuat kencanmu sama Sevanda gagal?"

Tuduhan Mama kali ini benar-benar tepat sasaran. seakan aku tak bisa menolak atau membantah kalimat beliau.

"iya." kemudian aku berlalu masuk kamar.

***

tak bisa kupungkiri bahwa Mama memang selalu bersemangat dalam hal perjodohan.

sepeninggal Papa, beliau terlalu sibuk untukku, bahkan untuk mencari tambatan hatinya sendiri saja selalu ia nomer sekiankan.

Mama nggak mau mikir itu lagi Le (menikah lagi). kamu menikah, maka itu akan sangat membahagiakan Mama. jadi cepatlah nikah ya?

Sudah lebih dari sebulan lost contact dengan Zavi.

aku sendiri menghindar, dan ia mungkin sibuk dengan jadwal kencannya.

karena pada hari itu aku melihat dibelakang punggungnya ada wanita cantik disana.

calon ibu bhayangkari emang selalu flawless.

beda kasta lah. sama aku yang jarang ke salon ataupun belanja make-up.

"Hi Le!"

"Hah?" aku berusaha bangun dari lamunanku. "Diaz?"

ternyata bapak satu anak ini hadir disini. dan ia berjalan mendekat tanpa didampingi istrinya

"ngapain disini?" tanyaku heran.

"Daftarin Olla." Diaz terkekeh seraya memamerkan formulir bersampul logo Yayasan UK. "dia masuk TPA*."

*tempat penitipan anak

"Serius kamu Di? dia udah ada setahun belum sih?"

"bulan depan pas setahun umurnya Le."

aku sendiri bahkan tak menyadari, anak yang baru kemarin ku antarkan ke RS untuk dilahirkan. ternyata sebentar lagi mau sekolah.

"kalian sibuk banget ya?" candaku yang tentu saja bahannya basi.

"Cuti Jena hampir selesai. dia harus masuk lagi besok."

"oh!"

Tentu ngobrol sama Diaz, aku harus sadar, kalau dia ini sudah menikah dan memiliki keluarga. jadi nggak afdol kalau ngobrol berdua kelamaan.

dosa!

"duluan ya Az. aku mau nyelesain administrasi dulu."

"Le." tangan kanan Diaz mencoba menahan, "sekalipun Olla udah lahir, kamu akan tetap jadi bagian dari kita."

what the fucking word!! just your dream!!

"akan kuusahakan sesering mungkin jenguk kalian." ujarku datar.

namun sayang sekali. ada saksi mata yang menyaksikan keduanya terlibat pembicaraan intens.

dan koor itu sudah menggema.
artinya, akan ada gossip yang tersebar.

meski mereka tak menyatakan secara verbal, namun sikap dan pandangan mulai berubah ditujukan pada Aleana.

SOSOK PEREBUT SUAMI ORANG
seakan dituliskan dengan besar diatas jidat Aleana.

namun Kak Yuna, selaku patner Aleana harus tetap bersikap professional.

"kak?" Yuna mencoba mengawali pembicaraan.

"Ya?" jawab Aleana santai.

"kamu nggak mau berusaha meluruskan gossip tentangmu kak?"

Ale sudah menduga. "aku emang ndak ada hubungan apapun kak dengan ayahnya Olla. hanya sebatas temen."

"soalnya rumor yang beredar kamu pihak ketiga diantara mereka." Yuna mencoba menjelaskan secara detail.

"maksudnya?"

"dari surat keterangan di kartu keluarga. hanya nama Olla dan ayahnya yang tercantum."

"APA!!!" aku bahkan nyaris berteriak.

segera setelah aku mendengar kabar dari kak Yuna, buru-buru ku tekan nomer telepon milik Diaz.

tapi tak ada jawaban darinya.

"aku denger waktu wawancara dengan kak rahma kemarin, kalau ortunya Olla sedang proses gugat cerai."

Jangan Tolak Aku - Tamat-Where stories live. Discover now