Vano hanya menatap Renata sendu, melihat itu membuat Renata mulai merasakan perasaan yang tidak enak.

"Ada apa Vano? Siapa yang sakit? Kenapa kita ada disini? Jawab Vano!" Bentak Renata.

"Aunty Vienna."

Renata terkejut mendengar jawaban Revan.

"Apa maksudmu ?" Lirih Renata.

"Ayo kita masuk." Revan mengelus pipi Renata pelan dan membuka pintunya untuk keluar.

Renata hanya terdiam didalam mobil hingga Revan membuka pintunya dan menyuruhnya untuk keluar.

Mereka menghentikan langkahnya didepan salah satu pintu ruang rawat. Revan membuka pintu itu perlahan dan terpampanglah seorang wanita paruh baya yang sedang terbaring lemah di ranjang dengan mata yang tertutup.

Renata meneteskan air matanya melihat keadaan ibu kandungnya. Renata berlari kearah Mommy nya.

Revan menatap Cris yang berdiri dari duduknya di sofa ruangan itu dengan tatapan sulit diartikan.

Tangan Renata terulur kearah pipi mommy nya dan mengusapnya pelan setelah mendudukkan dirinya dibangku samping ranjang.

"Maafkan aku, aku anak durhaka yang membuat Mommy menjadi seperti ini. Maafkan aku hiks." Lirih Renata dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

Renata menghentikan tangisnya saat merasakan sebuah tangan yang mengelusnya pelan dan Cris yang melakukannya.

"Sejak kapan Dad?" Tanya Renata pelan.

"Sejak kejadian itu, Mommy mu tidak mau memakan apapun dan hanya berdiam diri dikamar sambil melamun. Dia hanya meminum air dan memakan makanannya itupun jika Daddy yang memaksanya. Namun kemarin Mommy pingsan dan tubuhnya drop membuat Mommy harus dirawat dirumah sakit." Jawab Cris yang membuat tangis Renata kembali menjadi.

"Maafkan aku hiks, maafkan aku Mommy hiks hiks." Renata menggenggam tangan Vienna dengan tangis yang tidak berhenti.

Renata menghentikan tangisnya dan tersenyum saat melihat Vienna yang membuka matanya.

"Honey." Lirih Vienna.

"Iya ini aku Mommy." Ucap Renata dengan menghapus air matanya yang ada di pipinya.

"Thalia." Panggil Vienna lagi.

"Iya aku Thalia mu. Maafkan aku, Mommy menjadi seperti ini karena aku."

Vienna melebarkan tangannya untuk membawa anaknya ke pelukannya, Renata memeluk tubuh Ibunya erat dengan Isak tangis yang terdengar dari keduanya.

Cris yang melihat itu ikut terharu dan ikut memeluk anak serta istrinya.

Beberapa lama kemudian pelukan mereka terlepas dan Renata yang masih menggenggam erat tangan ibunya.

"Mommy harus makan. Kata Daddy, Mommy tidak memakan makananmu dengan benar." Ucap Renata.

"Tapi berjanjilah sesuatu pada Mommy, honey." Pinta Vienna.

"Apa itu ?" Tanya Renata.

"Mommy ingin Thalia yang merawat Mommy, dan Mommy mau Thalia ikut bersama kami ."

Renata membeku mendengar permintaan dari ibunya.

"Sudah kuduga, Thalia tidak mau yah." Ucap Vienna sendu.

"Bukan begitu, aku akan merawat Mommy hingga sembuh." Jawab Renata.

DESTROYED [END]Where stories live. Discover now