Part 21

3.3K 259 8
                                    

Good morning everybody 💕
Selamat Hari minggu...

Happy Reading...

◆◆◆


Tubuh Renata meluruh kebawah dengan air matanya yang kembali mengalir.

"Oh Tuhan, kenapa Engkau tidak mengabulkan permintaanku hiks. Aku selalu berdoa kepadamu untuk menghilangkan perasaan yang aku rasakan selama ini, aku memohon kepadaMu untuk meminta bahwa bukan akulah gadis malang itu. Kenapa harus aku Tuhan, hiks hiks. Sekarang apa yang harus aku lakukan, disatu sisi aku ingin hidup bersama dengan keluargaku yang sudah merawatku dan menyayangiku tapi dilain sisi bagaimana perasaan orang tua kandungku. Berikan jawaban untukku dan berikan kekuatan untukku Tuhan." Ucap Renata lirih.

Renata menenggelamkan kepalanya dikedua tangannya yang berada diatas lututnya.

Diruang tengah, mereka masih duduk diposisi yang sama. Mereka hanya terdiam pada pemikiran mereka masing-masing.

"Apa keputusan kalian ?" Tanya Revan memecah keheningan.

"Aku ingin dia tinggal bersama kami." Ucap Vienna tegas.

"Apa kalian tidak memikirkan perasaan Nata ? Fikirkan dia, lebih baik sekarang kita mencoba untuk menghilangkan luka yang kita buat. Luka itu pasti akan membekas di hati Nata." Lirih Lani.

"Kami bisa mengurusnya, jadi biarkan dia pulang bersama kami." Ucap Vienna keras kepala.

"Aunty, sebaiknya biarkan dia yang memilih. Dia sudah besar, tidak seharusnya kalian memaksa kepadanya." Ucap Revan memberi nasihat.

"Dia anak kandungku, jadi aku punya hak untuk hidupnya." Cris hanya diam tanpa mau membuka mulutnya.

"Tapi aku yang merawatnya, aku tau sifat dan juga perasaannya. Walaupun bukan aku yang melahirkannya." Ucap Lani dengan menatap Vienna tajam.

"Sudahlah, lebih baik kalian fikirkan bagaimana cara untuk menyembuhkan luka Nata yang kalian perbuat. Untuk keputusan Nata akan pulang dengan siapa lebih baik itu dilakukan setelah Renata tidak lagi terpuruk." Ucap Satya setelah sedari tadi terdiam.

Satya langsung pergi tanpa ijin ke tangga untuk menemui adik kesayangannya.

Tok tok tok.

"Ini Abang, Nata. Bolehkah Abang masuk ?"

Renata hanya diam tak menanggapi permintaan Satya.

"Abang mohon sayang. Abang ingin memelukmu." Lirih Satya dengan air mata yang sedari tadi dia tahan.

Satya langsung menghapus air mata yang ada di pipinya saat mendengar suara kunci yang dibuka. Renata berjalan kearah sofa setelah membuka pintu, agar Satya bisa masuk.

Satya memasuki kamar dan melihat Renata yang sedang duduk di sofa dengan kepalanya yang menunduk.

Satya duduk tepat disamping adiknya, Renata langsung memeluk Satya erat dan kembali terisak.

Satya yang mendengar Isak tangis Renata, langsung membalas pelukkan tak kalah erat. Hatinya sakit melihat perempuan yang sangat dia sayangi setelah bundanya menangis dan dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghilangkan lukanya.

"Abang hiks hiks, kenapa harus Nata ? Nata engga kuat bang hiks hiks." Satya semakin mengeratkan pelukannya dan menahan air matanya.

"Nata harus kuat, ada Abang yang selalu ada buat Nata." Ucap Satya lirih.

Mereka pun terlarut dengan tangisan yang Renata yang mulai reda. Lani dan Vienna yang sedari tadi mendengar ikut menangis. Mereka saat ini berada didepan pintu yang terbuka melihat kakak beradik itu.

Hati mereka ikut sakit melihat tangisan pilu Renata.

Satya melepas pelukannya dan melihat Renata yang sudah memejamkan matanya tertidur. Satya mengusap pipi Renata lembut dan melihat mata bengkak dan hidung merah adiknya.

Satya mengangkat tubuh Renata dan membaringkannya di ranjang.

"Dia belum makan malam." Ucap Lani setelah berada di samping Renata yang tertidur.

"Tolong jaga adikku. Biarkan dia tinggal disini untuk beberapa hari." Satya menepuk pundak Revan, setelah mengucap itu Satya langsung pergi meninggalkan mereka.

◆◆◆


Saya tau ini dikit banget, jadi maapp 😓

Tapi jangan lupa vote sama comment yahh...

Love you guys...

To Be Continue


DESTROYED [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن