Part 5

8.9K 710 7
                                    

Happy Reading...

◆◆◆

BBUUGGHH

Suara itu terdengar di salah satu ruangan yg bertuliskan PEMILIK YAYASAN yang tak lain tak bukan adalah ruangan Revan.

Dia melampiaskan amarahnya dengan memukul tembok dengan tangan nya sendiri. Dia marah saat melihat orang yg dia sayangi menangis dihadapannya sendiri dan disebabkan oleh dirinya sendiri.

Saat emosinya stabil dia mulai merapikan pakaian yg dia kenakan dan Revan mulai beranjak dari kursi kebesarannya dan keluar dari ruangannya untuk mencari gadisnya tentunya.

Ekspresinya berubah dingin sehingga para murid maupun guru segan untuk menyapa.

"Tuan, semuanya menunggu kehadiran anda untuk menyelesaikan acara tuan. " Revan menghentikan langkahnya saat mendengar suara dari asistennya yg mempunyai nama Zack.

Revan pun mengurungkan niatnya untuk mencari gadisnya. Mereka atau Revan dan Zack pun pergi ke lapangan untuk menyelesaikan acara penyambutannya.

"Okayy karena pemilik yayasan sudah menyelesaikan urusannya. Maka dari itu seluruh siswa dimohon untuk kembali ke lapangan untuk melanjutkan acara kita. Dan kami akan memberi kalian waktu untuk berkumpul selama satu menit yahh. Terima kasih. " ucap MC.

Sekolah ini memang memiliki penjagaan yg ketat agar membuat semua siswa menjadi disiplin.

"Mel ayo ke lapangan. Ntar kita dihukum lagi kalau, telat. " ajak Diani.

Mereka pun beriringan pergi kelapangan. Saat tiba dilapangan. Renata merasakan semua orang sedang menatapnya dengan tatapan yg berbeda beda.

Revan menghela nafasnya saat melihat luka pada gadisnya yang sudah dibalut untuk menutupi luka yang dia perbuat. Hatinya sesak saat melihat luka itu ditambah tatapan datarnya yang memancarkan amarah dan kecewa yang mendalam.

Acara pun selesai dengan lancar. Sekarang Renata sedang membereskan kelasnya karena hari ini adalah jadwal piketnya. Dikelas hanya ada Renata seorang karena semua temannya sudah pulang.

Renata berjalan dikoridor yang sudah sepi. Renata memalingkan kepalanya kebelakang saat dia merasakan seseorang sedang mengikuti. Tetapi tidak ada satu orang pun dibelakangnya. Hal itu sontak membuat bulu kuduk Renata berdiri.

Renata mulai berlari kearah parkiran untuk mengambil sepeda yang terparkir disana. Saat sampai diparkiran dia langsung menaiki sepeda dan mulai menjalankannya.

Renata menghela nafas lega saat dia sudah sampai dirumahnya dengan selamat. Sungguh selama perjalanan Renata ketakutan.

"Nata pul-. "
"Saya hanya diperintah tuan untuk mengambil hak mereka. "
ucapan Renata terpotong saat diruang tamu terdapat seorang pria berjas sedang duduk dihadapan Ayah dan Bundanya. Renata melihat raut wajah orang tuanya seperti marah dan takut.

'Ada apa dengan mereka? Siapa dia? ' batin Renata.

Saat pria ber jas itu menyadari kehadiran Renata, dia langsung pamit dan membisikan sesuatu kepada Ayahnya. Membuat Ayahnya mengeraskan rahangnya menahan amarah.

"Ayah, Bunda siapa dia?" tanya Renata dan sontak tubuh mereka menegang.

"Ah bukan siapa siapa sayang. Lebih baik Nata ganti baju, kita akan makan siang bersama. " ucap Lani.

"Kalian tidak menyembunyikan apapun kan dari Nata? " Nata kembali tubuh mereka menegang saat dia kembali bertanya.

"Tidak ada sayang, Bunda hanya memberi saran jika Nata bertemu 'orang itu' sebaiknya Nata menjauh yah. " Renata melihat ada tatapan sendu saat Bundanya berkata seperti itu.

DESTROYED [END]Where stories live. Discover now