Extra Part - Triplets Again (Part 2)

Mulai dari awal
                                    

"Sagara anak-anak nggak ada di kamar!" Teriak Lisa dengan lantang tepat di telinga Saga hingga pria itu terlonjak, hingga terduduk dengan kesadaran penuh. "pagar pembatas terbuka! Mereka nggak ada di kamar! Mereka di mana?" Cecar Lisa tanpa berhenti.

"Ayah juga baru bangun. Siapa yang buka pagarnya?" Tanya Saga linglung.

"Aku juga nggak tahu. Tadi kan aku titip anak-anak." Lisa mulai emosi.

"Ayah juga nggak tahu, bunda sayang. Mungkin mereka udah bisa buka sendiri. Kamu udah cari di tempat lain?"

"Iihh, ayah nyebelin!" Sungut Lisa mulai kesal. Sementara dia tengah ketakutan, suaminya malah terlihat sangat tenang padahal triplets tidak ada di kamar mereka!

"Kita cari aja, pasti masih di dalam rumah. Mereka nggak mungkin keluar." Saga mereganggkan sebentar badannya namun belum beranjak dari atas ranjang.

"Ayah!" Seru Lisa tidak sabaran. "Ayah kok, kelihatan biasa-biasa aja? Anak kita hilang! Ayah kenapa santai-santai gini?" Tambahnya dengan mata merah menahan tangis. Dia benar-benar panik sekarang.

"Ayah nggak mungkin ikutan panik juga, Bun. Kalo kita semua panik, nggak ada yang bisa berpikir jernih. Ayah yakin anak-anak masih ada di dalam rumah. Bunda sudah coba panggil mereka?"

Lisa langsung terdiam. Saking paniknya, dia bahkan tidak berpikir memanggil anak-anaknya. Bisa saja mereka yang datang padanya jika dipanggil. Saga benar, panik membuatnya tidak bisa berpikir.

"Ya udah," Lisa terdengar mengalah. "Kita cari anak-anak."

Belum juga mereka bergerak, terdengar tangisan yang sangat familiar. Tangisan Dev.

Lisa dan Saga saling melihat satu sama lain, lalu berpaling secara bersamaan ke arah kamar mandi yang ada di ruangan yang sama. Ternyata sedari tadi pintunya terbuka.

Dev keluar dengan wajah penuh air mata. Plus, bekas cukuran yang membuat kulit kepalanya terlihat jelas. Melintas di tengah kepalanya dari depan hingga ke belakang. Tidak lama, Kean dan Rion muncul sambil tertawa, dengan membawa cukur rambut elektrik milik Saga. Keadaan keduanya juga tidak cukup baik dibandingkan Dev. Kepala Rion kehilangan sebelah rambutnya. Sementara poni Kean yang menggemaskan entah hilang ke mana. Sebelah alisnya juga hilang total.

Saking shock melihat keadaan anaknya, Lisa memilih tertawa. Sambil berlinang air mata.
***
"Udah sayang, jangan nangis lagi." Bujuk Saga yang tengah memeluk Lisa. Wanita itu tidak berhenti menangis setelah melihat keadaan anak-anaknya. Rambut hitam dan legam serta mengkilap triplet yang dia rawat dengan sangat baik sejak mereka lahir, raib dalam satu hari. Entah bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan alat cukur Saga. Yang Lisa tahu, anak-anaknya bisa menggunakan dengan "baik".

"Huhuhu, rambut anak-anak aku. Alis Kean hilang ke mana ayaahhh... Bunda nggak relaaaa." Isak Lisa dan memyembunyikan wajahnya di dada Saga. Saga menghela napas dan menatap anak-anaknya yang sibuk bermain, seperti tidak pusing dengan penampilan baru mereka. Malah Lisa yang terlihat seperti orang stres. Sementara Saga masih mencoba mencerna, namun akhirnya malah tertawa.

"Ngapain kamu ketawa! Nggak ada yang lucu." Lisa memukul Saga dan semakin banjir air mata.

"Coba deh, kamu ambil positifnya. Ini musim panas. Anak-anak bakalan gerah. Sekalian kita botakin aja. Alis Kean bisa kamu gambar juga."

"Kamu nyebelinnnnnn." Lisa mencubit perut Saga. Suaminya hanya tertawa dan mengecup kening Lisa hingga istrinya kembali tenang. Saga tersenyum dan kembali memeluk Lisa.

"Jangan nangis lagi, ya? Yang penting anak-anak nggak terluka. Aku juga ketiduran, udah nggak dengar apa-apa. Maafin Ayah."

Meski masih merengut kesal, Lisa akhirnya mengangguk dan mencium sudut bibir Saga. Saga benar, paling tidak anaknya tidak ada yang terluka. Dia harus lebih hati-hati menyimpan benda-benda seperti itu.

Are We Getting Married Yet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang