"Ck! Alifa sama Tante Eun kan keluarga Om. Om gak sayang yah sama mereka?! Gimana kalo Tante Eun kenapa-napa?"

"Keahlian Eun itu hampir sebelas dua belas sama Bunda kamu," Ucap Keano sambil terkekeh.

"Ya tapi kan, Om. Harusnya Om itu jagain keluarga Om juga,"

"Yaudah-yaudah, Om bawa Alifa kesini." Ucap Keano tak mau pusing.

"Yes!" Gumam Zeva.

Keano menaiki lift untuk menjemput Alifa dan Eunjeong dirumahnya. Keano memperhatikan sekitar rumah Qyrha dan suasana di sekitar rumah mereka melalui balkon. Tidak ada tanda-tanda bahaya disini. Semuanya hening. Apa mungkin barang itu sudah di temukan? Atau tidak hilang? Dan bisa jadi seseorang yang menemukan barang itu tidak bisa meruntuhkan pengamannya?

"Semoga aja gak akan terjadi apa-apa," Gumam Keano.

Keano berjalan menyusuri tangga dengan perlahan, rumah Qyrha yang besar tampak sunyi dan menyeramkan ketika tidak ada aktivitas disini.

Terlebih lagi dengan beberapa patung-patung, lukisan-lukisan, dan beberapa hiasan dinding lainnya. Ia bergegas untuk segera keluar dari rumah Qyrha. 

Keano memasuki rumahnya dengan cepat lalu menjemput Eun dan Alifa di bawah sana.

"Kok kamu ada disini, No? Kamu harusnya jaga Zeva sama Nathan."

"Zeva minta kalian buat kesana,"

"Yes," Gumam Alifa senang.

"Tapi aku lagi ngawasin gerbang komplek juga, No. Aku gak bisa ikut kalian,"

Keano menghembuskan nafasnya lalu mengangguk pasrah. Ini memang sudah menjadi tugas istrinya untuk mengawasi sekitar.

"Ish Mama, ikut aja kenapa sih? Alifa gak mau Mama kenapa-napa disini."

"Udah, gapapa. Mama disini aja ya, Alifa. Kamu sama Papa kesana. Mama harus ngawasin sekitar,"

"Tapi aku khawatir kalo kamu sendirian disini, Eun. Udah kamu ikut kita aja,"

"Gapapa, No. Lagian aku juga gak lemah."

"Mama keras kepala banget ya?" Kesal Alifa.

"Mama bukan keras kepala, Nak. Tapi Mama gak bisa ikut kalian, Mama harus ngawasin sekitar, kalo bukan Mama terus siapa lagi?"

"Tante Luna?"

"Gak bisa,"

"Tante Nina?"

"Gak bisaaa, Sayang.."

"Tante Lasha? Tante Billa? Tante Aca?"

"Mereka gak punya alat-alat yang canggih, Alifa."

"Ck! Alifa gak mau Mama sendirian disini. Tapi Alifa juga pengen bareng sama Zeva.."

"Yaudah Alifa ke rumah Zeva ya, Nak. Mama disini bakal baik-baik aja kok,"

"Bawa aja komputernya, Ma. Emang gak bisa?"

"Gak bisa dong,"

"Kalo gitu bawa aja Zeva sama Nathan kesini, Pa."

"Huft.. listen to me. Zeva dan Nathan itu bukan anak dari sembarang orang. Sama kayak kamu. Kita semua berbeda dari kebanyakan orang. Kita punya dunia masing-masing yang bakal tunduk sama kita. Zeva, Nathan, Kamu, Al, Gerald, Jessi, Oliv, Ava, Salma.. kalian itu bukan anak dari orang biasa. Banyak yang ngincar kalian. Tapi bukan berarti kita manusia jadi-jadian. Kita semua mafia. Dan dunia mafia saat ini sedang di ambang kehancuran. Fasilitas di rumah Zeva lebih lengkap daripada disini. Mereka juga udah di kasih pesan sama Qyrha. Alifa nurut sama Mama ya? Alifa kesana aja, Mama disini. Kan kita masih bisa ngobrol."

"Ribet banget tau gak? Alifa sampe syok banget pas denger ternyata kalian semua itu para mafia. Apalagi Tante Qyrha. Tante polos dan ceroboh itu.. ternyata dia ketuanya. Yaudah Alifa disini aja temenin Mama." Ucap Alifa tegas.

"Gak jadi ketemu Zeva?" Tanya Keano.

"Gak deh, Pa. Besok juga bakal ketemu. Kan besok masih MPLS."

"Pinter anak Papa." Ucap Keano sambil tersenyum lalu mengusap rambut Alifa dengan lembut.

Mereka berbincang sebentar, sampai akhirnya Keano memutuskan untuk kembali ke rumah Qyrha.







Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.

---------------------------------------

Hehhehehe halo semuanya^^

Maaf yaa aku habis hiatus:)

Maaf banget lama updatenya, lagi gak ada ide buat lanjut, kalo di paksa juga kan gak mungkin:'(

Takutnya jadi gak sesuai sama ekspetasi kalian. Maaf juga ya bikin kalian nunggu lama banget sampe lumutan><

Oke, enjoy this part guys..

Differently TwinsWhere stories live. Discover now