17. Bruh Girl.

604 46 21
                                    

"Terus lo maunya gimana, Zeva.." Ucap Alifa frustasi karena sedari tadi ia hanya mendengar omelan-omelan dari Zeva yang seharusnya tak ia dengarkan.

"Ya lo bantu mikir kek."

"Ya Allah, Zev.. lo kan tau gue bego, mau mikir apaan? Yang ada di otak gue tu cuma Nathan seorang,"

"Tai, tai, tai, tai. Diem lo!"

"Ihh tar juga lo bakal jadi adek ipar gue,"

"Jangan ngarep ye lo!"

"Zev, kok lo galak sih?!"

"Ahh kesel tau gak! Gue gak mau nulis 2 lembar folio!"

"Yaudah sana minta tanda tangan Bang Al!"

"Enak aja! Gue bukan penggemar dia, ngapain repot-repot ngemis tanda tangan!"

"Lo tau gak, Zev?"

"Apa?"

"Lo udah ngomong itu 11 kali! Pala gue pusing banget!"

"Tapi gue emang bukan penggemar dia, Fa.. gak ada untungnya juga gue minta tanda tangan dia,"

"Gue pulang, bye.." Ucap Alifa lalu langsung meninggalkan Zeva yang menggerutu kesal di kantin.

"Alifa! Wahh gak setia kawan banget sih!" Omel Zeva kesal.

Alifa terus melajukan jalannya tak memperdulikan Zeva yang berteriak padanya. Zeva itu terlalu gengsi menurutnya. Padahal kan tinggal minta tanda tangan doang, gak di kasih tinggal bujuk. Kalo tetep gak di kasih tinggal terima nasib. Itu yang ada di pikirannya.

Zeva mengendurkan duduknya, lalu menenggelamkan wajahnya di atas meja kantin. Tak ada yang ia pesan di sana. Lalu tak lama segerombolan temannya datang menghampirinya.

1 lelaki dan 2 perempuan.

Zeva memutarkan bola matanya sambil berdecih sebal. Pasti anak-anak nakal itu akan menghampiri dirinya.

"Lo Zeva ya?" Tanya siswa itu yang bernama Danu Aliwardana Charleton.

Zeva memperlihatkan name tag yang berada di bajunya tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Di kelas aja berisik, giliran disini, kok diem? Di tanya tuh jawab, bukannya cuma nunjukkin name tag! Kek orang bisu aja." Ucap siswi yang bernama Kelly Paramhita Meredith.

"Ya lo udah tau pake nanya!" Balas Zeva.

"Sok jagoan banget sih lo!" Sinis siswi yang bernama Zoraya Florenza.

"Butuh kaca gak?" Jawab Zeva sambil tersenyum.

"Lo?!" Bentak Kelly sambil menunjuk Zeva dengan telunjuknya.

"Mau lo apaan?" Tantang Zeva.

"Mau kita maksud lo? Mau kita itu, lo gak usah merasa keren dengan tampang lo kayak gitu! Karna yang bakal jadi penguasa sekaligus ikon sekolah tuh gue dan temen-temen gue!" Ucap Danu dengan kasar.

"Mata minus, baju kegedean, muka kusam, gausah sok merasa cantik ya!" Timpal Zora.

"Mata gue plus, bukan minus. Gue gak merasa sok cantik, tapi lo aja merasa kesaing."

Perdebatan itu membuat sebagian penghuni kantin melirik ke arah mereka.

"Kasian deh lo, makanya rawat diri dulu sana!" Sinis Kelly.

Zeva menahan dirinya untuk tidak memukul Kelly dengan tangannya di hari pertama sekolah. Itu di karenakan dengan janjinya pada Qyrha.

"Makanya sekolahin mulutnya sana!" Balas Zeva enteng.

Differently TwinsWhere stories live. Discover now