5. Hello, Baby-!

1K 59 16
                                    

"Gimana, Dok, istri saya?"

"Istri Tuan tidak apa-apa, dia hanya pingsan, Tuan. Anda tidak perlu cemas, beberapa menit lagi pasti Nyonya akan bangun."

"Baik, Dok, terima kasih."

Setelah dokter itu keluar, mereka semua menjenguk Qyrha secara bersamaan ke dalam ruangan itu.

"Anak Ibu.." Lirih Sania lalu menghampiri Qyrha dan mencium keningnya. Arthur memundurkan langkahnya untuk memberi ruang pada Sania dan Evan.

"Kamu hebat, Nak.." Ucap Evan sambil mengelus pucuk kepala Qyrha dengan lembut.

Sania menangis sambil menggenggam jemari Qyrha dan sesekali menciumnya.

"Ibu.. bangga banget sama kamu.." Ucapnya di sela-sela tangis.

"Sekarang kamu udah jadi Ibu, dan kami akan jadi Kakek dan Nenek," Ucap Evan sambil tersenyum.

"Anak Ibu yang dulu masih ngerengek minta di ajak buat ikut jalanin misi, sekarang udah jadi Ibu yang tangguh. Bener-bener gak nyangka, perasaan baru kemarin Ibu ngunyel-ngunyel pipi kamu, bantu iketin rambut kamu, nyisirin rambut kamu, masak bareng.. ehh sekarang tiba-tiba aja kamu udah jadi Ibu dua anak. Ibu sayang banget sama Qyrha.."

"Pengen liat Qyrha kecil lagi yang ngerengek minta di bikinin ayam serundeng..." Lanjut Sania.

"San," Panggil Evan mengingatkan.

Sania menghapus air matanya dengan kasar lalu menciumi tangan Qyrha dengan lembut.

"Kamu harus jadi Ibu yang baik dan adil buat anak-anak kamu ya, Sayang.. Ibu banggaaaaaa sekali sama Qyrha.."

"Huftt.. liat Nak, Ibumu ini memang benar-benar. Dia sangat merindukan sosok kecil dirimu, Nak. Dan jujur saja, Ayah juga merindukannya.."

Semua yang disana menitikkan air matanya. Anton memeluk anaknya dari samping untuk mencoba menenangkan Arthur. Arthur malah memeluk Ayahnya itu sambil menangis disana.

"Pa, Qyrha berhasil kan, Pa?"

"Iya, Nak.. Istri kamu itu memang hebat, sekarang tinggal tugas kamu untuk mendidik anak kalian supaya jadi anak yang berbakti sama kedua orang tuanya."

"Bimbing Arthur ya, Pa.."

"Pasti. Andai sajaa.. Mama masih hidup.."

"Mama nyaksiin kok, Pa.. Arthur bisa lihat Mama senyum pas Qyrha berhasil ngelahirin keduanya. Arthur pikir itu cuma ilusi, ternyata emang Mama hadir disini.. senyum Mama masih sama, Pa. Mama bahagia banget liat cucu-cucunya berhasil lahir.."

Anton mengangguk sambil tersenyum. Anaknya yang dahulu sangat membenci dirinya, kini sudah bersikap dewasa dan sudah menjadi Ayah seperti dirinya.

Seusai berpelukan, mereka mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya. Terutama dengan Shabilla, Bianca, dan Lasha yang terlalu heboh. Sedangkan Evan dan Sania senantiasa mengelus pucuk rambut Qyrha.

"Anjir jadi tante-tante gue," Ucap Bianca sambil tertawa.

"Hahahhaha tante-tante keriput," Ucap Lasha.

"Kak Qyrha aja udah punya anak, masa lo pada belom nikah?" Sindir Shabilla.

"Yaelah.. kalo bisa bahagia sendiri, kenapa harus berdua, ye gak?" Ucap Bianca mantap dan langsung di soraki dengan kencang. Bianca dan Lasha saling bertos ria dengan mantap. 

"Bilang aja belom ada pasangannya," Ucap Keano jahil.

"Heh enak aja lo!" Jawab Bianca tak terima.

Differently TwinsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt