16. Crazy Boy.

636 47 40
                                    

"Al, kasih mereka tugas paling susah!" Ucap Jessika dengan nafas yang tersengal-sengal saat berhasil membawa Zeva dan Rean masuk ke dalam kelasnya.

Seluruh murid di kelas ini langsung tertuju pada Zeva. Banyak tatapan tak suka dari beberapa siswi yang melihat Zeva saat berbuat onar seperti tadi. Apalagi saat melihat Zeva tampak akrab dengan ikon-ikon sekolah ini. Seperti Alaska dan Gerald contohnya.

"Loh emang mereka masuk kelas ini?" Tanya Gerald dengan raut wajah terkejut.

"Bencana, Ger." Bisik Alaska.

"Aaaaa Zeva gak mau di bimbing sama Bang Al ama Bang Gerald!! Zeva mau pindah kelas aja!! Zeva gak sudi kalo harus bikin surat cinta buat pembimbingnya ntar!!"

"ZEVA! KAKAK UDAH CAPEK YA! BELOM SEHARI KAMU DI SEKOLAH INI, UDAH BIKIN BERAPA KERIBUTAN?!"

Semua yang di kelas terkejut saat mendengar teriakan dari Jessika. Apalagi saat mendengar Jessika menyebut dirinya sebagai 'kakak' bagi Zeva.

"Apaan sih Kak? Lebay deh."

"Zeva! Udah sini duduk! Gue punya rencana buat ntar!" Teriak Alifa dengan sumringah.

Mata Zeva langsung berbinar. Rencana kebodohan yang Alifa rancang tak pernah mengecewakan.

"ALIFADREE! MAU NGAPAIN KAMU?!"

"Yaelah, Kak. Jangan kepo deh. Gak rugiin Kakak juga."

"Yaudah Kak! Zeva mau di kelas ini! Zeva duduk dulu ya sama Alifa!" Ucap Zeva antusias lalu segera berlari ke meja Alifa yang berada di sudut kelas.

"Rean, kamu duduk dimana?" Tanya Jessika.

"Di sebelah Nathan aja tuh kosong." Ucap Gerald.

"Yaudah Rean, kamu duduk di samping Nathan."

"Tapi itu di depan, Kak. Saya gak mau duduk di depan."

"Terus duduk dimana lagi?"

"Pffttt.. yaudah deh." Ucap Rean pasrah dan Nathan menyingkirkan tas yang berada di sebelah kursinya. Lalu Jessika berpamitan untuk mengecek kelas yang lain.

"Ketemu lagi kita, Bro.." Sapa Rean.

"Awas lo gangguin Zeva lagi." Ancam Nathan.

"Gimana kalo kita kerja sama aja? Gue tau lo juga suka gangguin Zeva."

"Gak minat."

"Aelah punya temen semeja dinginnya kek kulkas."

Nathan tak menggubris itu, ia melanjutkan untuk menulis materi awal tentang pengenalan sekolah yang ada di papan tulis. Dan sesekali melirik ke arah Zeva dan Alifa yang sedari tadi sepertinya sedang merancang rencana bodoh lagi.

Cewek-cewek bodoh. - Batin Nathan kesal.

"Bagus itu!!" Jerit Zeva antusias.

"Zeva, tulis materi yang ada di papan tulis. Cepet! Waktunya cuman 10 menit!" Ucap Alaska dengan tajam.

"Loh gak bisa gitu! Ini namanya penyiksaan!"

Differently TwinsWhere stories live. Discover now