30~ The Voice

469 46 11
                                    

Voice Later Book 2
Chapter 30
TAMAT
...™...

====

Waktu

Tanpa ada pertimbangan, tanpa menerima protes dari siapapun.
Waktu akan terus berjalan. Meninggalkan hari kemarin, menjalankan hari ini, dan menunggu hari esok.

=====

Deruan kereta menguak disetiap pasang telinga orang-orang yang berada di sekitar stasiun tersebut. Seakan sudah terbiasa dengan suara bising itu, setiap pasangan daun telinga itu tak merasa terganggu.

Hari cukup cerah, angin musim semi yang akan berakhir menemani langkah para penikmat akhir pekan. Memang hari ini merupakan akhir pekan, namun masih banyak orang yang memenuhi stasiun kereta untuk menimati akhir pekan mereka tanpa harus bersantai dirumah. Untuk sekedar jalan-jalan, bertemu teman lama, atau untuk menghabiskan waktu diluar rumah.

Salah satunya pemuda manis dengan pakaian kasualnya, sebuah sweater berwarna biru keunguan yang nampak besar ditubuhnya dipadukan dengan celana chino panjang hitam. Sebuah tas ransel yang sepandan dengan tubuhnya menggantung dibelakang tubuhnya dengan nyaman.

Pemuda kecil itu terlihat memasuki gerbong kereta dan mulai menatap sekeliling mencari sekiranya mendapatkan tempat duduk. Benar sekali, dirinya mendapatkan. Cukup jauh dari tempatnya masuk namun setidaknya dirinya tidak perlu berdiri lama. Ponsel ditangannya bergetar menandakan dirinya mendapat sebuah pesan masuk.

Daiki,

Jangan terlalu terburu-buru. Santai dan hati-hati. Filmnya masih cukup lama untuk mulai.

Pesan singkat itu cukup untuk membuat lekungan besar dibibir kecilnya muncul. Tangannya dengan cepat membalas pesan tersebut.

To, Daiki,

Ya. Aku akan hati-hati. Ini sudah dikereta.

Tangannya menggenggam gemas ponselnya setelah menekan tombol kirim. Seakan berada didunia khayalan, pemuda itu tidak melepaskan senyumannya yang cukup lebar. Tidak! Tapi sangat lebar.

Suara pemberitahuan kereta mulai terdengar, pemuda itu mendongak dan mulai berdiri yang menandakan bahwa itu adalah tempat pemberhentiannya. Menunggu kereta benar-benar berhenti dan pintu gerbong terbuka, pemuda itu kemudian dengan cepat melesat keluar kereta. Tak lama ponselnya kembali bergetar, melihat sejenak dimana pesan sama dari orang sebelumnya.

Daiki,

Aku di pintu utara.

Pesan singkat itu sudah cukup memberitahukan dimana mereka akan bertemu. Pemuda kecil itu melanjutkan langkahnya menuju tempat yang sudah mereka janjikan.

Keluar dari pintu utara, pemuda itu dengan cepat mendapatkan sosok tinggi dengan rambut blonde semakin mencolokkan keberadaannya. Tinggi tubuhnya dengan proporsi yang bagus berbalut dengan kaos hitam memperlihatkan bentuk tubuhnya, lengan panjang kaosnya nampak tertarik hampir mengenai sikunya memperlihatkan pergelangan tangannya yang mengenakan jam tangan hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Kaki jenjangnya tertutupi dengan celana brown plaid tak lupa sepatu slip yang senada dengan celana panjangnya yang menggantung diatas mata kakinya.

Voice Later [Book 2] ✔️Where stories live. Discover now