24~ Let's Start Again!

786 107 10
                                    


Bab 54

Book 2 Chapter 24

Matahari pagi masih bersembunyi dan tak memberikan tanda akab segera muncul. Suara kicauan burung-burungpun tak mampu untuk memanggil sang mentari.
Daiki terduduk pada futon yang disediakan untuknya tidur. Sebuah ruangan yang hanya terdiri dari lemari penyimpanan dan beberapa lukisan yang dipanjang, ditengah ruangan terdapat Daiki yang duduk menatap pada pintu yang mengarah pada luar rumah. Menatap pintu tersebut seakan matanya dapat menembus pintu tersebut.

Setelah berpikir lama Daiki berdiri dari duduknya kemudian melepaskan yukata tidurnya dan menggantinya dengan baju miliknya yang sebelumnya.
Daiki membuka pintu yang menghubungkan dengan lorong dan berjalan beberapa lama hingga menggeser sebuah pintu. Daiki menatap seseorang yang tertidur pulas pada futon, masuk lebih dalam ruangan seraya kembali menggeser pintu ruangan tersebut. Dengan dengkul kanannya Daiki menopang tubuhnya tepat disamping orang yang masih terlelap tersebut.

"Rui?"suara pelan Daiki berusaha membangunkannya.

"Rui?"panggilnya sekali lagi seraya menggerakkan pipi Rui pelan. Rui terlihat terganggu dan mulai mengerjapkan matanya.

Rui menatap Daiki seakan penuh kebingungan. Setelah benar-benar sadar, Daiki membantu Rui untuk duduk dari tidurnya. Lagi-lagi tatapan kebingunan muncul dari sepasang manik coklat milik Rui. Daiki tersenyum membalas tatapan tersebut.

"Ada tempat yang ingin aku tunjukkan padamu"suara Daiki yang pelan seakan tak ingin percakapan mereka membangunkan orang lain yang berada diruangan lain.

"Ikut aku"ujar Daiki yang berdiri kemudian mengulurkan tangan kanannya kepada Rui. Rui berdongak menatap wajah serta tangan Daiki secara bergaian, sampai akhirnya dia menerima uluran tangan Daiki.

Daiki menarik tubuh Rui hingga tubuhnya berdiri dan berakhir pada pelukan Daiki. Daiki terkekeh dan mengecup pucuk kepala Rui.

"Kau punya jaket atau semacamnya?"tanya Daiki. Rui mengangguk dan menunjuk pada lemari storage dikamar miliknya.

Daiki berjalan menuju lemari tersebut dan meraih sweater dengan kancing dari lemari teraebut yang tergantung pada hanger. Daiki membawa sweter tersebut dan mengenakannya pada Rui. Setelahnya, Daiki mengajak Rui untuk keluar dari kamarnya. Menyusuri lorong panjang hingga mereka sampai pada genkan besar rumah. Daiki meraih sepatu miliknya kemudian meriah alas kaki lainnya yang sekiranya muat pada Rui. Mereka berjalan menuju pintu namun terhenti saat pintu bergeser dan menampaknya pelayan wanita yang menatap mereka bingung.

"Rui -sama, mau kemana pagi-pagi seperti ini?"suara wanita tersebut.

"Aku ingin mengajak Rui jalan-jalan. Sampaikan saja pada Riku -san dan lainnya"suara Daiki menjawab.

"Tidak mau sarapan dulu, tuan Chikafuji?"tawar wanita tersebut.

"Tidak perlu. Terima kasih banyak"ujar Daiki yang kemudian berlalu bersama Rui dengan sebelumnya mereka memberikan salam dan berlalu.

Mereka berjalan keluar dari gerbang besar rumah tersebut dan berjalan terus menyusuri jalanan aspal yang tidak begitu besar. Tautan tangan mereka tak terlepas sedikitpun. Hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Daiki sesekali melirik pada Rui yang berada disamping kirinya. Napas Rui nampak mulai terengah membuat Daiki menghentikan langkahnya dan mengarahkan tubuhnya menghadap Rui. Rui ikut menghenti langkahnya dan menatap Daiki dengan bingung. Daiki terkekeh pelan yang semakin membuat Rui bingung.

"Baru jalan sebentar sudah lelah?"ejek Daiki dengan kekehannya. Rui terlihat merengut dan menatap kesal pada Daiki. Daiki mengacak rambut Rui lembut kemudian melepaskan tautan tangan mereka. Setelahnya Daiki membelakangi Rui dan berjongkok.

Voice Later [Book 2] ✔️Where stories live. Discover now