16~ Punch-

733 126 12
                                    


Bab 46

Book 2 chapter 16

Sebuah ruang rawat yang cukup besar khusus untuk satu orang pasien. Beberapa orang nampak berada diruangan tersebut, isakan terdengar dalam ruangan yang hening tersebut.

"Rui -chan... Hiks... Hiks"suara Youko yang terisak dan menggenggam tangan Rui. Chie yang berada disamping Ibunya tersebut mencoba menenangkan Ibunya dengan air matanya yang juga terus mengalir.

"Riku tolong lakukan sesuatu pada Rui"ujar Youko pada Riku yang berada disebrangnya. Riku memandang sendu pada Youko.

"Aku tidak bisa memberikannya obat bius terus menerus, Youko -san"ucap Riku.

"Terus sampai kapan Rui akan seperti ini terus?"ujar Youko dimana tangisnya meledak layaknya melihat anaknya sendiri sedang terbaring lemah diatas ranjang pasien.

Riku menghela napasnya kemudian menatap Rui yang terbaring diatas ranjang pasien dengan mata yang terbuka namun sama sekali tidak memandang kemanapun. Tangisan Youko serta Chie disampingnya pun tak Ia respon sama sekali, yang dilakukan Rui kini hanya bernapas. Jiro dan Chio yang juga berada disamping Riku memandang juga kearah Rui.

"Sensei- Apa Rui akan sembuh?"tanya Jiro yang mendapatkan anggukan dari Chio yang sudah mengluarkan air matanya. Riku menghela napasnya lagi kemudian menggeleng pelan.

"Keadaan Rui kali ini sangat berbeda dengan keadaan Rui yang dulu setelah kecelakaan"ucap Riku.

"Kami berniat untuk membawanya kembali ke Osaka dan membiarkan dokter keluarga kami untuk memeriksanya"jelas Riku.

"O -saka?!"pekik Chie.

"Rui akan dibawa pulang ke Osaka?"tanya Chio yang membuat pandangan lainnya kearah dirinya serta Riku. Riku mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Sa -sampai kapan?"tanya Chio. Riku menatap sejenak kemudian menggeleng pelan.

"Entahlah. Mungkin... Dia tidak akan kembali kesini"ucap Riku membuat Chio dan Jiro menatapnya kaget.

"Se -sekolahnya bagaimana?"tanya Jiro.

"Anak ini dulu juga tidak bersekolah"ucap Riku menunjukkan senyum masamnya melirik kearah Rui.

"Tidak. Rui sudah memutuskan untuk masuk pada M Universitas"balas Jiro kembali Riku memasang senyum mirisnya.

"Dengan keadaannya seperti ini... Kau akan mengharapkannya untuk kembali bersekolah?"balas Riku yang membuat Jiro tertegun tak bisa membalas apapun.

Tak jauh pada ranjang Rui, Fumio beserta teman-temannya menatap miris pada keadaan Rui saat ini. Fumio mengepalkan telapak tangannya kuat kemudian keluar dari ruangan rawat tersebut diikuti lainnya. Fumio memukul dinding yang tak jauh darinya berdiri dengn tinjunya melepaskan rasa marahnya.

"Fumio tenanglah sedikit"ucap Yoshio.

"Aku akan kerumah Daiki"ucap Fumio yang bergegas pergi dari depan ruang rawat Rui.

"Oi Fumio!"ujar Junko yang dengan cepat mengikuti langkah Fumio.

Pintu ruang rawat Rui terbuka menampakkan Jiro yang keluar dari ruangan, yang memang mengikuti Fumio yang keluar dari ruangan.

"A -ada apa senpai?"tanya Jiro pada Yoshio yang akan mengikuti Fumio juga.

"Aku rasa bakal gawat kalau Fumio sampai kerumah Daiki"ujar Yoshio pasa Jiro.

"Ka -kalau begitu aku juga ikut"ucap Jiro yang mendapatkan anggukan dari Yoshio dimana mereka bersama-sama mengejar Fumio serta Junko.

Mereka bersama-sama berusaha menahan Fumio namun Fumio tetap berkeras dan susah untuk dihalangi hingga mereka pada akhirnya sampai pada depan apartemen Daiki. Fumio bergegas menaiki tangga dan mendapatkan pintu apartemen Daiki terbuka dimana didepannya tersapat Isao yang sedang bercakap dengan Daiki.

Voice Later [Book 2] ✔️Where stories live. Discover now