Chapter- 10 Kedatangan Ma-Pa.

Mulai dari awal
                                    

"Mama kok dari kamu kecil sampe sekarang selalu ada yang namanya Obat,obat dan obat di sekitar kamu! bosan mama ra!"

"Mau gimana lagi ma, Diara emang penyakitan.."

Mama berdiri dan mengambil beberapa tablet obat-obatan Diara lalu ia remuk dan ia untal ke tong sampah dekat kamar mandi.

Diara bengong dan pasrah ia takut membantah.

"Silahkan mama buang obatnya kalo mama memang bosan dengan obat Diara" kata Diara.

"Telat ngomong!" Cetus mama, Mama langsung mendekati papa yang berada di atas Kasur Diara ia pun ikut tertidur dengan perut keroncongan.

Aku kira mama bakalan berubah baik dan aku kira papa juga bakalan baik hum itu hanya mimpi Ra mimpi sadar dah. Batin Diara.

Destination My life
Punya impian hidup di sayangi orang terdekat.

Hidup yang ceria
Hidup yang bahagia
Hidup tanpa beban sengsara
Memiliki teman-teman yang setia
Dan mencapai semua cita-cita yang selalu aku hayalkan selama ini yaitu menjadi orang yang selalu di banggakan.

~Agista Diara Maurine~

***

Aku pun ikut tertidur tetapi ia tidur di lantai .
Waktu menunjukkan pukul 16:00 wib dimana Diara terbangun dari tidur siangnya sedangkan mama dan papa masih tidur terlelap. Pukul 16:00 itu waktunya Diara meminum salah satu obat parunya itu namun ia teringat obatnya sudah menjadi bubuk d tong sampah..

Diam-diam Diara mengecek tong sampah kecil miliknya itu untuk mencari-cari kalau aja ada obat tablet miliknya yang belum hancur atau masih utuh untuk ia minum, Alhasil ketemu satu obat yang masih terbungkus utuh kebetulan obat tersebut memang obat yang harus di minum pukul 16:00 wib. Berkat izin yang maha kuasa ia lancar meminum obat tanpa sepengetahuan orang tuanya. Setelah selesai minum obat.

Huaamm
Suara dengungan bangun tidur Papa.

"Sudah jam berapa ini?" Papa menoleh ke arah jam. "Apa!!! Kenapa ga banguni papa DIARA!!!!." jerit papa yang terbuat mama terbangun.

"M.maaf pa Diara gak tega banguni mama dan papa."

"Banyak alas." Terpotong oleh mama

"Pulang sekarang aja pa!!" Dengus mama.

"Nginep aja ma." Ajak Diara memegang tangan mama.

"Gak ra!" Mama melepas paksa tangan Diara.

Saat mama dan papa bersiap-siap ingin pulang Diara hanya termenung sedih di pojok dekat kamar mandi kamar kostnya..
Mama melihat ke arah Diara membuka dompet lalu dengan lembut melemparkan uang Pink yang tak terhitung berapa banyak lembarannya ke dada Diara.

"Tuh ambil,"

Diara duduk dan mengambil lembaran uang kertas yang jatuh itu..

"T-trimakasih ma..."

Hal seperti itu sudah biasa Diara rasakan dari kecil jadi seperti makanan Diara sehari-hari Diara dirumah diperlakukan kasar seperti itu.

"Papa pamit !" Cetus papa yang tak ada apa-apanya Diara di hidupnya.

Mama dan papa menuju keluar..
Diara menemani orang tuanya hanya sampai di teras kecil kostnya yang terletak di lantai 2 ujung dekat tangga.

"Tidak ada hal lain
Yang membuat keluarga
Menjadi bahagia
Kecuali Perhatian, kasih sayang dan cinta
Ada yang butuh perhatian di kala
Raga ini hampir rapuh
Namun,
Suara keluhan tak didengar
bahkan tak pernah di hiraukan
Kala raga ini tak berupaya dan terguling
Mereka hanya melihat dan
Menyerahkanku ke pihak yang berwajib
Terguling di ruang Icu sendiri
Terdiam sakit diruangan yang sunyi
Sempat ku berfikir kembali
Kasih sayang dan cinta yang ku dapat
hanyalah ketika mereka sadar
bahwa jasadku tidak bernyawa lagi..
Izinkan aku bahagia tuhan.."
~Agista Diara Maurine~

Ketika keadaan di kamar kecil Diara sudah sunyi bunyi dering hp di atas meja dekat kasur.

Drrrt...drrrttt....
Panggilan masuk dari Adan.

Adan : "Hallo ra,?"

Ara: "Iya dan?"

Adan: "Apa kabar seharian ini ra?sehat"

Ara: "Baik Adan, Diara gapapa kok,"
Belai lembut perhatian
Adan membuat hati Diara
sedikit luluh dan bahagia.

Adan: "Yakin gapapa?semoga ga sedih lagi ya ada kehadiran mama papa Ara tadi hehe, Adan pastikan mereka tadi seneng ketemu Ara"

Ara: "Hehe iya dan, l-lum-mayan
bahagia mama papa tadi,
tapi Ara sangat-sangat
bahagia dan karena
di kunjungi sama kedua
orang tua yang Ara
sayang hehe.

Adan: "Hehe seneng bisa liat Ara ketawa, tetap semangat Araku jaga kesehatan semoga Virus TBC Ara cepat luntur dari Paru-Paru biar ga tersiksa batuk terus-menerus hehe...Aamiin."

Ara: "Aamiin, Iya deh iya semoga cepet luntur virusnya, Makasih Adanku." Diara senyum-senyum sendiri, ucapan Adan membuatnya lupa dirinya tadi sedih..

Adan: "Iya ra, see u ra!"

Ara: "Too dan!."

Tak hanya Adan yang terpukau dengan Diara gadis rupawan ini...
Ternyata jodohnya Diara, Aron pun lama-kelamaan memiliki rasa dengan Diara.


***

Hi DIARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang