Epilog

2.4K 139 1
                                    

Buat yang penasaran tentang nasib Tzuyu, here it is.

.

.

Jungkook menatap getir penampilan gadis di depannya. Meskipun dari kejauhan, Jungkook bisa merasakan betapa sorot mata Tzuyu sangat memilukan. Sudah genap sebulan sejak kejadian naas di rumah sakit, Tzuyu mendapat perawatan intensif sehubungan dengan post-traumatic stress disorder yang dideritanya.

Tzuyu sempat mengalami depresi selama berbulan-bulan setelah mendengar kabar kematian Seoyun. Ia juga sempat sembuh dan menjalani kehidupan normalnya. Namun, gangguan jiwa itu datang lagi ketika Tzuyu hendak menemui Taehyung dan menyambangi keluarga iparnya, sekaligus mencari kebenaran terkait asal-usul kematian kakaknya yang misterius. Tzuyu melihat Sohyun, gadis yang jelas-jelas sangat mirip Seoyun.

Taehyung yang tampak dekat dengan Sohyun membuat Tzuyu tak suka. Dalam dirinya, Tzuyu begitu ingin mengenyahkan Sohyun dari kehidupan kakak iparnya. Gadis itu tak rela Taehyung melepas kakaknya begitu saja, apalagi ia tahu bahwa kematian Seoyun berhubungan dengan mertuanya sendiri.

Namun, berkat penyakitnya itu Tzuyu lolos dari jerat hukum. Ia sudah teridentifikasi penderita ptsd sebelum melakukan pembunuhan pada mama Taehyung dan juga ayah Sohyun.

Jungkook memperhatikan gadis itu dari luar ruangannya. Tzuyu terlihat murung, melamun, dan hanya duduk diam di satu tempat tanpa aktivitas apa pun. Tak terasa, mata Jungkook mulai berembun, ia hampir menangis mengetahui nasib buruk gadis yang dicintainya.

"Malang sekali takdirmu, Tzu. Kini, bukan cuma kakakmu yang ninggalin kamu. Tapi orang tua angkatmu juga."

Dada Jungkook berasa diberi beban berat. Ia tak sanggup melihat gadis itu menderita. Walaupun banyak kejadian buruk yang Tzuyu alami, Jungkook tak akan pernah melepasnya.

"Kamu yatim piatu, kakakmu meninggal nggak wajar, kamu kena gangguan mental dan membunuh orang, sekarang kamu dirawat di rumah sakit jiwa dan orang tuamu bahkan udah nggak mau peduli lagi."

"Kamu nggak akan sendiri, Tzu. Aku akan selalu bersamamu, aku janji, kamu akan segera sembuh lalu kita bisa hidup bahagia berdua."

***

"Dok, bagaimana perkembangan kekasih saya?"

"Nona Tzuyu mulai membaik. Beberapa terapi paparan bekerja dengan sempurna, membantunya melawan dan menyikapi ingatan traumatis yang mendadak muncul."

"Apa Tzuyu bisa secepatnya sembuh?"

"Tidak ada yang tidak mungkin. Saya memprediksikan, dalam dua bulan ke depan, Nona Tzuyu bisa kembali normal."

Benar, dua bulan lagi adalah waktu yang singkat bagi Jungkook. Dibandingkan dengan berapa lama lelaki itu mengunjungi Tzuyu di rumah sakit—setidaknya terhitung satu setengah tahun sampai hari itu.

Kini, Jungkook dapat berkomunikasi dengan kekasihnya. Jika dulu Tzuyu hanya terus mengurung diri di ruangan dengan kecemasannya yang tiba-tiba datang, sekarang gadis itu bisa tersenyum. Mengobrol dengan pasien terapi yang lain. Gadis itu juga tampak bahagia.

Jungkook lega melihat perkembangan Tzuyu yang sebegini pesatnya.

"Sayang?" panggil Tzuyu dari kejauhan. Gadis itu melambaikan tangannya seraya menghampiri kekasihnya yang berdiri tersenyum menatapnya.

Tzuyu sedikit berlari, lalu tubuhnya ditangkap oleh Jungkook. Dipeluk dengan sangat erat. Jungkook bisa mendengar suara tawa dari Tzuyu yang selama ini susah ia temukan.

Ia kemudian mengecup kening Tzuyu begitu mesra.

"Bagaimana harimu, Sayang?"

"Baik. Mereka juga cukup menyenangkan untuk diajak bicara. Bagaimana kata dokter? Kapan aku bisa keluar dari sini?"

"Secepatnya. Asal kamu janji, harus lebih rajin melakukan psikoterapi."

"Aku janji."

Setelah keluar dari rumah sakit, Jungkook ingin mengajak Tzuyu pindah ke Jepang dan mereka akan menikah. Jungkook punya usaha di sana, dan mungkin mereka bisa memulai hidup baru mereka. Jauh meninggalkan kenangan buruk yang mereka alami di Seoul.

Semua butuh kesabaran. Sosok Jungkook yang setia dan loyal, membuat Tzuyu terharu. Tuhan sangatlah baik karena mempertemukan ia dengan Jeon Jungkook. Setelah semua orang pergi menjauh darinya, hanya kehadiran lelaki itulah yang mewarnai dunianya.

Coba bayangkan, mana ada lelaki zaman sekarang yang sebegitu setia menunggu kekasihnya? Apalagi sang kekasih memiliki banyak masalah dan terkena gangguan kejiwaan. Hanya Jungkook. Jungkook adalah laki-laki paling sempurna yang pernah Tzuyu jumpai. Gadis itu sangat bersyukur memilikinya.

"Sayang, aku ingin bertemu dengan Sohyun dan Taehyung. Aku tahu, kesalahanku mungkin tidak termaafkan, tapi aku masih mau mengucapkan penyesalanku pada mereka. Aku berubah di luar kendali, aku merasa bersalah. Keluarga mereka meninggal gara-gara aku."

"Tidak perlu, aku yakin mereka sudah memaafkanmu. Maksudku, kamu nggak perlu memaksakan diri untuk menemui mereka saat ini, aku tidak ingin traumamu muncul lagi. Setidaknya, relaksasikan dirimu terlebih dahulu, kesehatan mentalmu harus terawat."

"Tapi?"

"Tenanglah, Tzu. Aku akan sampaikan pada mereka betapa kamu menyesali semua yang telah terjadi."

"Baiklah."

Gadis itu memeluk kembali kekasihnya. Larut dalam rasa sedih bercampur bahagia. Semoga ke depannya, tidak akan lagi ada hal yang mengganggu kehidupan Tzuyu dengan Jungkook. Mereka berharap dapat hidup dengan damai dan tenang.

Seringkali orang mengalami depresi karena rasa kehilangan orang yang dicintainya. Tzuyu adalah salah satu bentuk nyata kejadian itu. Semua orang mungkin menyalahkannya saat ini, namun ingatlah. Tzuyu melakukan hal-hal di luar kendalinya. Dia pada mulanya adalah gadis baik yang sangat menyayangi kakaknya. Kehidupannya juga cukup dramatis. Sejak kecil tak tahu wajah orang tuanya, sejak kecil tinggal di panti asuhan dan kemudian diadopsi keluarga kaya. Ia harus terpisah dari kakak kandungnya. Hingga setelah dewasa, selama bertahun-tahun tak bertemu dengan sang kakak, kabar yang ia dengar adalah kematian Seoyun.

Tzuyu sangat terpukul. Ia merasa hidup tidak adil berjalan terhadap kakaknya. Tzuyu yang bahagia bersama kekasih dan keluarga barunya, sedangkan Seoyun yang harus mencukupi kebutuhannya sendiri. Dan setelah menikah pun, Tuhan merenggut nyawanya.

Apakah ada orang yang tahan dengan kehidupan sesadis itu?

Masih beruntung Tzuyu terselamatkan. Meskipun harus ada dua jiwa yang dikorbankan. Gadis itu berjanji pada dirinya sendiri agar selalu waspada. Ia tak mau menerima traumatisnya datang dan menghancurkan sisa-sisa kebahagiaan yang ia miliki.

Ia bersumpah, akan menjadi gadis yang lebih baik karena Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua.

"Nona Tzu! Waktunya terapi!" teriak suster dari arah belakang.

Jungkook langsung melepas pelukannya dan membiarkan gadisnya ikut bersama suster. Tampak, senyuman tipis tergambar di wajah gadis itu. Pun juga di wajah Jungkook. Walaupun sedikit timbul rasa kecewa di benaknya sebab mulai hari ini Jungkook harus membiasakan wajah Sohyun dan Seoyun di wajah kekasihnya, Tzuyu.

Bagaimana pun wajahmu sekarang, yang kulihat tetaplah Tzuyu yang dulu. Tzuyu dengan mata bulat dan wajah tirusnya. Tzuyu yang cantik dengan bibir mungilnya. Setidaknya, semua berakhir dengan bahagia 'kan?




You Are The Reason ✔Where stories live. Discover now