13

1.6K 227 33
                                    


"Gimana? Bapak lihat sendiri kan? Pekerjaan saya nggak ada yang salah."

Sohyun merengut. Mengapa dosennya begitu keras kepala? Pakai menawarkan diri sebagai tutornya segala. Kalau Sohyun merasa dirinya benar, tak perlu dibuktikan lagi. Semua orang juga tau bahwa Sohyun menguasai setiap mata perkuliahan. Namun entah bagaimana, gadis itu tak pernah sukses di mata kuliah yang Pak Mark ampu.

Taehyung meletakkan buku Sohyun ke atas meja, sedikit di lempar. Lalu, ia menyilangkan kakinya dan merentangkan tangannya di sandaran sofa.

"Kerjakan lagi."

"Apa?! Pak.."

"Kerjakan atau saya nggak bisa bantu nilai kamu di dosen sok berkuasa itu!"

Sohyun mendesah panjang. Bukankah ia membuang-buang waktu? Seharusnya dia sudah pulang saat ini. Tetapi apa yang dilakukan dosennya? Menahan Sohyun di ruangan yang bahkan Sohyun sendiri pantang untuk memasukinya.

Ting.

Ponsel Sohyun berbunyi, gadis itu buru-buru mengecek siapa yang mengiriminya pesan singkat.

"Serius?!" Teriaknya membuat Taehyung terhenyak dari posisi nyamannya.

"Siapa?"

"Bukan urusan Bapak."

Sohyun mengabaikan pertanyaan Taehyung dan mulai mengerjakan kembali soal-soal yang tidak ia tau di bagian mana salahnya. Sepanjang waktu, bibir gadis itu membentuk garis lengkung yang manis, menjadi hal yang memicu rasa kepenasaran seorang Kim Taehyung bertambah besar.

"Pak, bisa izin ke kamar mandi?"

Taehyung membenarkan posisi duduknya. Ia berdiri tanpa banyak bicara dan menuntun Sohyun menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Terima kasih, Pak."

"Jangan tidur di dalam."

Peringat Taehyung sebelum pria itu meninggalkan Sohyun yang menegakkan badan dengan wajah sinisnya.

Taehyung bergerak kesit, ia menyahut ponsel Sohyun yang ada di atas meja. Segera melihat isi pesan yang masuk tadi sebelum gadis itu kembali ke posisinya.

"Sial. Gadis itu polos sekali.. kenapa aku jadi khawatir begini?"

"Pak-"

Taehyung melemparkan ponsel itu ke tempat semula dan ia merebahkan badannya di atas sofa tepat ketika Sohyun datang.

"Bapak tadi ngapain?"

"Ngecek jawaban kamu."

Sebenarnya Sohyun mau tidak percaya, tetapi ia tak punya bukti. Tidak ada untungnya berpikiran negatif terhadap dosen kan?

"Umm.. Sohyun.."

"Iya?"

"Nanti pulang saya yang antar."

Sohyun terdiam dan mengedipkan kedua matanya. Ah, anggap saja memberi respon 'apa aku tidak salah dengar?'

"Sudah sore. Kemasi barangmu."

You Are The Reason ✔Where stories live. Discover now