10

2K 243 37
                                    

"Umm.. Pak.."

"Iya?"

Tik. Tik. Tik

Keduanya sama-sama membeku, tak ada sedikitpun gerakan. Yang terdengar hanyalah suara jam yang berdetik menunjukkan pukul tiga sore tepat. Sohyun dan Taehyung duduk berjauhan sejak kejadian di kamar mandi.

Bukan salah Sohyun, pun juga bukan salah Taehyung. Kejadian 'itu' hanyalah ketidaksengajaan. Karena memang sudah terlanjur, akhirnya Sohyun mendapatkannya untuk kali yang kedua. Gadis itu mengulum bibirnya ke dalam berkali-kali.

Meskipun tidak terlihat secara terang-terangan, gadis itu menyesal. Sangat-sangat menyesal. Sama halnya dengan Taehyung, ia juga menyesal karena tidak mendobrak pintunya secara hati-hati.

"Sohyun.."

Lirih Taehyung memanggil mahasiswinya itu.

"Maaf ya.. tadi itu.."

"Ah, nggak papa, Pak. Saya tau, Bapak nggak sengaja kan?"

Taehyung pun mengangguk.

Keadaan kembali hening dan di luar sana angin kencang berhembus. Seperti hari-hari biasanya, musim hujan tengah melanda dan di langit saat itu mendung sedang pekat-pekatnya. Situasi luar pun mengalihkan pembicaraan mereka.

"Sebentar lagi hujan.. sepertinya saya harus pulang, Pak."

"Baiklah, ayo saya antar."

"Eh, nggak perlu! Saya bisa naik bus."

"Kamu jangan melawan, ya.."

Sohyun tak berani lagi menjawab, ia menuruti perkataan dan perintah Kim Taehyung. Ya, walau dengan berat hati namun tidak buruk juga kalau pulang diantar oleh dosen sendiri.

***

Taehyung POV

Aku berjalan limbung, masuk ke dalam kamar. Apartemen yang luas ini selalu tampak sepi setiap harinya, ah.. tentu saja. Mau dengan siapa lagi aku tinggal?

Kedua mataku menerawang jendela yang transparan. Sembari melonggarkan manik kemeja dan juga melepaskan dasiku, aku berpikir lagi dan lagi.

Mengapa mereka sangat mirip?

Mengapa Tuhan mempertemukannya padaku? Apa ini memang rencananya?

Caranya bersikap, caranya menatap, caranya tersenyum dan tertawa, semua menggemaskan. Begitu detil, tiap hal tentang dirinya tak ada sedikit pun yang menyeleweng dari Seoyun.

"Kim Sohyun, kau ini siapa?"

Aku melepas penatku. Seharusnya malam ini aku langsung beristirahat, tetapi tugas dari kampus begitu menumpuk dan harus segera aku tuntaskan.

Aku menyelesaikan acara bersih-bersih diri. Pakaianku berganti dengan kaos hitam berlengan pendek, dengan celana piyama yang selalu kupakai setiap malam. Celana yang Seoyun buatkan khusus untukku. Celana yang selalu mengangkutku pada mimpi indah, bersamanya.

Sayangnya itu dulu. Sekarang, aku jarang sekali bermimpi indah. Kecuali di hari pertama saat aku bertemu gadis puber itu.

Kubuka laptopku sembari terkekeh kecil. Entahlah, gadis itu lucu di mataku. Terkadang ia tampak polos dan penurut, tapi kalau sudah menyebalkan, rasanya ingin kutelan bulat-bulat kedua pipinya.

You Are The Reason ✔Where stories live. Discover now