30

1.3K 178 45
                                    

"Lapar?"

Jungkook melemparkan sebungkus roti ke pangkuan Sohyun. Mereka sedang berada di sebuah rumah yang letaknya tak jauh dari kediaman keluarga Sohyun di Boryeong.

"Semalam itu... ck. Sangat mengesankan." Jungkook tersenyum meledek.

Gadis itu justru tak menanggapinya. Tatapan matanya begitu kosong. Kalian bisa menyebutnya antara perasaan sedih, bingung, dan kecewa. Sohyun pun membuka bungkus rotinya dengan perasaan hampa.

"Kau mencintainya kan?"

"Tidak!" Sanggah Sohyun cukup tegas.

"Jangan bohong... Kelihatan sekali kalau kau cemburu pada pernikahan mereka."

"Iya. Eh... maksudku aku nggak suka aja gadis itu mengambil posisiku."

"Mengambil posisimu sebagai istri Taehyung?"

Sohyun memukul lengan Jungkook yang terus menggodanya. Kemudian ia merasa bersalah, setelah tampak dari raut lelaki itu sebuah rasa sakit yang mendalam.

Jungkook menarik napas, lalu membuang jauh-jauh baik pikiran negatif, maupun segala hal buruk yang alam bawah sadarnya berusaha ciptakan untuk membenci sosok kekasihnya yang kini terbayang.

"Maaf. Apa kau baik-baik saja?" tanya Sohyun memastikan.

"Terima kasih."

Sohyun menyipitkan kedua matanya. Terima kasih untuk apa?

"Aku sangat sedih, tapi setelah kehadiranmu keadaanku jauh lebih tenang. Terima kasih mau membantuku menyadarkan Tzuyu."

"Harusnya aku yang berterima kasih. Kau telah menyelamatkanku dari maut, dua kali. Aku akan membantumu apapun, lagipula, masalah ini secara teknis sudah menyangkut masa depanku."

"Sekarang, apa yang akan kita lakukan?" lanjut Sohyun.

"Bantu aku. Aku harus mendapat waktu yang tepat supaya dapat menemuinya. Aku harus menghentikan kegilaannya ini."

"Bagaimana caranya?"

***

"Jadi kau menikahi Sohyun, itu cuma wujud pelarian dari pernikahanmu yang sebenarnya?"

Taehyung tercekat. Padahal, bukan itu yang ia harapkan tertanam dalam pemahaman Ibu Sohyun. Taehyung benar-benar mencintai gadis itu.

"Aku tidak percaya ini," ujar beliau kemudian.

"Bu, saya tau. Pernikahan itu bukan main-main. Saya mohon, Ibu jangan salah paham. Saya menikahi Sohyun karena benar-benar tulus padanya."

Jauh dalam hatinya, Taehyung sadar tentang alasan apa yang membuat ibu mertuanya itu ragu padanya. Benar, usia. Usia antara Sohyun dan Taehyung terpaut cukup jauh, namun lelaki itu merasa bahwa dirinya masih pantas untuk bersanding dengan Sohyun.

Lagipula, umur hanyalah angka. Tidak ada batasan dalam cinta. Jika keduanya saling mencintai, lalu untuk apa mereka harus mempercayai adat? Yang jelas, dalam menjalin hubungan, terutama rumah tangga, cinta dan kasih sangat diperlukan. Dibarengi dengan rasa keterbukaan dan saling percaya, Taehyung yakin pernikahannya akan bertahan lama.

"Sudahlah, Nak. Jangan memaksakan kehendak. Lihat, putrimu sendiri nyaman bersamanya." Perempuan tua itu menatap teduh kedua netra Taehyung.

Syukurlah, setidaknya ada seseorang yang dapat membelanya.

"Coba tanyakan cucuku, apa dia menyesal telah menikahi pria ini?"

You Are The Reason ✔Where stories live. Discover now