Part 29 : Tidak Tahu

Start from the beginning
                                    

" Whoopsss sepertinya ada yang mengalami menstruasi hari ini" Kata Ardi dengan suara yang keras membuat Niko menghampiri kami berdua.

"Biasanya, kalau dia menyebalkan berarti nge-datenya gagal. Kenapa emangnya gar?"

Gue menceritakan hal kemarin ke mereka berdua dan respon mereka adalah

" Goblok. Punya kesempatan nembak perempuan secantik Gina gak lu pake" Kata Ardi.

"Tolol kok dipelihara. Ayam gar peliharanya" Kata Niko. Kayaknya dia ngelawak dan ga lucu.

" Di, Ko kayaknya nanti gue mau nembak Dean deh. Biar perasaan ini jelas gitu. Ga terombang-ambing"

"Ditolaklah gar, udah pasti jawabannya begitu" Kata Ardi sembari membuka snack yang dia ambil dari tasnya.

Niko mengambil sebagian " Iya gar. Oh iya ngomong-ngomong, lo udah tau & siapa gar?"

" Belom. Gak mikirin juga, udah lama semenjak ada Gina dia ga ngirim apa-apa"

"Wahh tuhkan bener prediksi gue. Bisa jadi si & itu Gina. Soalnya dia udah didekat lo, jadi gaperlu lagi pura pura deh"

" Tapi ko, gimana kalo prediksi lu salah. Gue ngerti dari kita bertiga gue paling bego soal beginian, tapi menurut feeling gue & itu bukan Gina. & itu orang lain, orang yang gapernah kita nyangka kalau dia ngirim ke Edgar. Siapatau lo Nik, si & itu"

" Yeee emang gue homo"

"Iya emang lo homo, sama cewe aja lo ga tertarik. Siapatau tertariknya sama Edgar. Hahahahahahahhaha"

"Udahlah gausah bahas & dan orientasi seksual Niko. Kasihan dia menyukai pria namun tidak bisa disalurkan karena terjebak di tubuh laki-laki tampan" Kata Gue sembari mengambil snack yang telah dipegang oleh Ardi.

" Monyet kalian berdua"

" Eh serius , kalau seandainya nanti sepulang sekolah gue samperin kelas Dean gimana? Gue nembak dia di depan temen-temennya"

"Yah lu cari mati gar" Kata Ardi.

"Iya gar. Emangnya mau Twisster sama Chrom perang gara-gara panglima perangnya jatuh cinta terhadap ceweknya ketua Chorm? Lu mau bawa-bawa tongkrongan cuman gara-gara cewek doang?" Kata Niko melihat gue, Ardi meremas snacknya dan menaruhnya.

"Kalau itu terjadi,gue sih ga masalah sebagai ketua Twisster. Toh sudah saatnya kita bergerak menghapuskan mereka. Kalau perlu baku hantam yaudah ayok lakukan" Kata Ardi bar-bar.

" Perlu strategi dan rencana matang Di, gabisa asal nyerang Chorm. Apalagi mereka punya bekingan jendral dan preman "

" Halah jendral. Bapak gue juga jendral. Masalah preman juga bisa diatasi. Beli aja bodyguard. Edgar mampu ini." Balas Ardi terhadap ucapan Niko.

"Ko, Di gue rasa ini gaperlu perang-perangan lah ini kan masalah personal gue"

"Udah gue kalkulasiin gar. Setiap kemungkinan bakalan berakhir perang juga. Walaupun lo mau deket sama Dean atau engga, karena kalau sampai kita lulus dan Chorm kelas 12, maka Twisster bisa punah. Cuman karena lo deketin Dean, jadi ada pemicunya"

"Kalian berdua sadar gak sih tahun ini kita udah sering bersitegang sama Chorm. Walau emang yang paling sering si Edgar, tapi bayangin kemarin Eki berantem sama Azka, anak Chorm gara gara Azka megang tangan Firda, terus dia mau dicium"

" Gue tau hal itu ko" Jawab Ardi terhadap pernyataan Niko.

" Nah lo inget juga kan si Bobi ban motornya dikempesin, spionnya dipatahin sama Chorm? Disamperinlah sama Bobi, eh berantem lagi"

" Dan sayangnya baik Bobi, Edgar dan Eki semua pertarungan dimenangkan oleh Chorm. Bukan kita, Twisster. Masih banyak lagi hal yang menyebalkan dari mereka."

" Sekarang Di, tinggal keputusan lo, kita perang sama mereka. Membalas perbuatan mereka dan seandainya kita menang. Lo mau apain Chorm? Diajak bergabung atau dibuat ultimatum?"

"Bener tuh Di apa yang dikatakan Niko. Tapi menurut gue, kekuatan Twisster akan melemah setelah Chorm kelas 12"

Ardi memasang muka serius. Ah sialan kenapa ini merembet ke segala arah.

"Perang bisa saja dideklarasikan setelah Edgar nembak Dean siang hari. Kita bertiga aja yang kesana, gausah ajak anak-anak. Siapin bocah-bocah. Gausah bawa-bawa alumni dalam kasus ini. Biarin bocahan kita aja" Kata Ardi mantap.

"Oke Di, tapi lu mau berantem secara tangan kosong atau pake strategi?"

" Tangan kosong aja,tapi ingat perang dimulai sehabis Edgar nembak dan jika ada pergerakan dari Chorm baru kita mulai"

" Oke Di, nanti gue undang mereka perang di lapangan yang jauh dari warga"

" Oke Ko, gue percaya sama lo"

Gue terdiam, walau memang banyak sekali keributan yang gue timbulkan dan beberapa kali kami bersiteru sama mereka, tapi kali ini gue seakan tidak rela untuk memulai perang antar geng SMA Cipta Bangsa.

Bisa tidak masalah ini diselesaikan dengan damai tanpa ada kekerasaan, tanpa ada korban dan gue bisa mengutarakan perasaan ke Dean secara baik-baik kemudian hati berlabuh ke Gina.

Kenapa tidak semudah itu?

Perang antar geng bisa saja menimbulkan korban jiwa. Bisa saja ada dari kami yang dikeluarkan bahkan dipenjara. Namun seakan sudah diujung tanduk, gue gabisa berbuat apa-apa. Seakan deklarasi perang antara Twisster dan Chorm adalah jalan yang paling tepat. Atau justru jalan paling bodoh.

Entahlah. Ardi sudah memutuskan dan gue hanya terdiam, memikirkan akan seperti apa kejadian saat gue mencoba menembak Dean nanti siang dan apa yang terjadi sore harinya.

Gue hanya berharap kepada kalian, doakan yang terbaik agar kami bisa menang tanpa memakan sama sekali korban dari kedua belah pihak. Cukup gue yang mengalami pendarahan dan tulang retak. Jangan ke orang lain lagi.

Gue harap begitu. Sampai jumpa di siang hari, semoga tuhan menyertai.

Edgar StoryWhere stories live. Discover now