Part 13 : Resah

2.3K 43 0
                                    

Bangun tidur. Ku terus mandi. Tidak lupa boker sedikit. Abis mandi keterus sholat. Langsung pergi berangkat sekolah.

Gue mengeluarkan motor dari garasi. Lalu mengendarai menuju sekolah. Sebelum berangkat. Gue menyempatkan diri untuk melihat notifikasi ponsel. Sama sekali tidak ada notifikasi dari Dean.

Dia tidak sama sekali chat tentang surat yang diberikan melalui guru piket. Gue gatau jawabanya apa dia mau atau tidak. Hanya kepercayaan diri yang mendampingi untuk menemuinya dan mengajaknya pulang bersama.

Gue sudah sampai di sekolah dalam 10 menit. Di kelas, teman teman sedang asik mengerjakan tugas. Bel masuk tinggal 5 menit lagi.

Gue buru buru menaruh tas di barisan kanan paling belakang. Spot favorite gue sama Ardi. Niko berada di depan kami. Hampir setiap saat formasi duduk kami seperti ini.Gue berada di belakang. Niko di depan. Atau dia di belakang gue di depan. Kita bertiga susah dipisahkan intinya.

"Biologi udah lu pada?" kata gue menaruh tas berwarna biru di sebelah tas Ardi,Kemudian duduk dan melihat mereka memgerjakan tugas "Belom" jawab Niko

"Udah lu foto jawabannya ko?"

"Udah. Mau lu?" Tawar Niko sambil menyalin tugas orang lain.

"Iya kirim aja lewat LINE"Lima foto yang berisi jawaban tugas sudah terkirim. Gue langsung mengeluarkan buku latihan biologi lalu tertunduk mengerjakan. Selama pelajaran pertama berlangsung, gue tetap asik mengerjakan tugas tanpa memperhatikan guru di depan. Dia tidak sadar sama sekali tidak diperhatikan.

Ardi sudah selesai 5 menit yang lalu. Kemudian dia memainkan hapenya untuk membalas chat adik kelas lain yang sedang dia dekati.

"Lagi LINE Disa di?"Gue bertanya begitu karena Ardi daritadi senyam senyum melihat handphonenya.

"Apaaaansii luu kepo bangett, udah kerjain ae tuh biologi" ledek Ardi ala ala logat betawi.

"Ye elah dikit lagi selesai. Liat dong chat apa" gue menyondongkan badan untuk melihat chat mereka berdua. Ardi langsung berusaha untuk menghindar. Gue tetap mendekat. Ardi tertawa tawa geli "Apaaaansi lu ahhh jauh jauh"

"Kaga"Gue berusaha untuk merebut hapenya Ardi hingga membuat meja dan kursi berdecit karna aksi kami berdua.

"Ibuuuu tolong buuu Edgar homo deket deket saya" Ardi setengah berteriak. Orang orang sekitar kami menengok. Saat itu, gue lagi megang tangan Ardi dan badan condong ke Ardi seakan kami ingin berciuman sambil pegangan tangan.

"Cieeee Edgar gabisa megang tangan Dean malah megang tangan Ardi" ledek Niko menghadap kebelakang.

"Daripada lu meluk tembok" balas gue sambil melepaskan genggaman Ardi.

"Iya ko. Daripada lu pegang tangan sendiri" tambah Ardi. Niko diam. Tidak bisa membalas. Memang dia jika dibully langsung diam seketika.

*****

Mata pelajaran berganti. Sekarang pelajaran Bahasa Indonesia. Guru yang mengajar sedang ada urusan di luar sekolah. Jadinya kelas kami tidak ada yang mengajar."Gar, di gabut nih. Keluar yuk. Kantin kek" ajak Niko sambil meletakan hape di meja.

Gue yang sedang belajar demi masa depan yang cerah. Engga deng bohong. Gue lagi main game. Langsung meletakan hape "yauda yuk. Ayo di"

"Gamaauuu ah lagi seru" ujar Ardi sambil mengetik ngetik balasan chat ke Disa. Dia masih chatan daritadi pagi, hingga sekarang.

"Ya elah cewe mulu lu" gue mendorong Ardi. Ardi terdorong namun tidak dia balas. Tetap mempertahankan handphone. Tangannya sangat kuat hingga tidak pegal mengetik daritadi.

Edgar StoryWhere stories live. Discover now