"Zora, Kelly, gausah ladenin dia lagi. Intinya kita udah ngasih peringatan buat dia,"

"Peringatan? Ckck! Seorang Zeva gak akan nurut dengan siapapun kecuali Bunda sama Ayah!"

"Ya terserah lo sih, dasar nerd." Ucap Danu kemudian langsung meninggalkan Zeva.

"Banci. Mainnya sama cewek." Ucap Zeva sambil melihat kepergian mereka.

Yang benar saja, ancaman macam apa itu? Zeva tak merasa terancam sedikitpun. Lalu tak lama Alaska, Gerald, beserta 1 anak OSIS lainnya menghampiri meja dimana Zeva berada.

"Hai cantik," Sapa Alaska tanpa ekspresi sambil membawa semangkuk bakso.

"Ehh ada Zeva, gimana udah dapet tanda tangan belom?" Ledek Gerald.

"Oohh ini yang kata lo si Zeva-Zeva itu," Ucap siswa yang bernama Alex Santoso.

"Ngapain lo kesini?" Jawab Zeva sinis.

"Kan nih meja bukan punya lo kali, jadi kita bebas mau makan dimana aja." Jawab Alaska cuek.

"Goblok! Lo gak tau kalo gue anaknya yang punya nih sek-" Ucap Zeva lalu menghentikan ucapannya.

"Sek apa?" Goda Alaska. Anak itu tahu kalau Zeva sangat mudah terpancing emosi.

"Ahh anjing," Umpat Zeva dengan pelan.

"Tadi di apain ama si Danu?" Tanya Gerald.

"Gausah sok peduli lo, Setan!"

"Buset galak bener!" Kaget Alex sambil terkekeh.

"Biasalah," Jawab Alaska cuek. Kemudian Zeva teringat dengan tugasnya untuk meminta tanda tangan Alaska.

"Bang Al.." Panggil Zeva dengan nada pelannya dengan bermaksud untuk meluluhkan hati Alaska, karena ia paling anti dengan menulis. Masa bodo dengan harga dirinya sekarang.

"Apa?" Balas Alaska dengan acuh.

"Tanda tangan, please.."

"Ahahahahahahhaha... Gila-gila! Ini Zeva?!" Tawa Gerald pecah saat Zeva menyatukan tangannya sambil memohon. Senyum di wajah Zeva luntur begitu saja saat Gerald menertawai dirinya.

"Bang! Lo jangan kurang ajar ya sama gue!" Bentak Zeva kesal. Gerald masih tertawa sampai terbahak-bahak.

"Loh emang gue kapten basket?" Tanya Alaska sambil memakan baksonya.

"Bang, jangan pura-pura bodoh, please.. lo kan tau, kalo gue paling anti sama nulis banyak, tolong sekali ini aja lo murah hati sama gue.."

"Bujukan lo kurang."

Zeva mengepalkan tangannya geram. Sungguh, ia sangat menyesal karena telah menurunkan egonya.

"GUE BILANGIN BUNDA NIH!"

"Ck! Ngaduan."

"ABANGGGGG!!"

"Gue bukan Abang lo."

"Dasar ketos gila! Bego! Brengsek!" Ucap Zeva kasar lalu meninggalkan mereka.

"Nemu dimana sih lo anak begituan?" Tanya Alex sambil menggelengkan kepalanya.

"Tuh anak emang aneh banget." Timpal Gerald.

"Gue baru liat ada cewek begituan di dunia ini."

"Maksud lo begituan apa?" Tanya Alaska.

"Ya gitu, urakan." Jawab Alex.

"Yaelah itu belom seberapa, Lex. Lo gak tau ya? Dari TK sampe SMP dia udah bikin puluhan anak masuk rumah sakit!"

"Anjir serius lo, Ger?"

"Gue belom liat dia mukul 3 orang di hari pertamanya," Ucap Alaska.

"Palingan dah janji ama nyokapnya." Jawab Gerald.

"Tapi tadi bukannya dia udah mukul si Faris kan?"

"Baru 1 anak," Jawab Gerald.

"Gue penasaran nih ama tuh cewek, kek merasa ada yang beda aja gitu." Ucap Alex.

"Apa-apaan lo?" Tanya Alaska.

"Pengen tau lebih luas lagi tentang dia."

"Gausah," Balas Alaska cuek.

"Tenang Lex. Tunggu berbulan-bulan lagi, pasti nanti lo bakal tau."

Kemudian terdengar suara seseorang di pengeras suara.

"KEPADA ZEVA MARILYN DI HARAP UNTUK KE RUANG KONSELLING SEKARANG JUGA!"

"Tuhkan, apa gue bilang." Ucap Gerald sambil terkekeh.

"Kena masalah apalagi dia?" Tanya Alaska.

"Mana gue tau." Jawab Alex.

"Samperin-samperin." Ucap Gerald lalu mengajak yang lain untuk melihat apalagi yang Zeva lakukan hari ini.




Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.

Differently TwinsWhere stories live. Discover now