2016 » Hurt (2)

413 51 5
                                    

Hari yang Veronica tunggu-tunggu telah tiba. Senyum manisnya tidak mau hengkang dari bibir ranum miliknya. Menyibukkan diri dengan memeriksa semua persiapan untuk menghilangkan rasa gugupnya. Aku terlalu berlebihan, pikirnya. Pasalnya inkan bukan pernikahan. "Ahh, apakah kalau pernikahan sungguhan akan lebih gugup?" Tanyanya pada diri sendiri dalam hati.

Pikirannya jadi kemana-mana. Mulai dari membayangkan betapa gagahnya Renjun dengan tuxedo nantinya. Juga memikirkan banyak hal-hal kecil dari masa depan yang lumrahnya dipikirkan oleh calon pengantin.

Setelah memeriksa bagian makanan, selesai sudah kegiatannya. Tinggal menunggu waktu. Gaunnya baru saja sampai, jadi Veronica memutuskan untuk bersiap.

Beberapa maid sudah menunggunya di ruang ganti.

"Yang sederhana saja." Yap, Veronica tidak mau tampil terlalu cantik di acara pertunangannya. Nanti kau sudah menikah, barulah ia akan dandan habis-habisan. Ia mau membuat hari pernikahannya sangat istimewa baginya.

🌸🌸🌸

Acara pertunangan berlangsung lancar seperti yang Veronica harapkan. Renjun tampak sangat menawan dengan tuxedo biru tua. Veronica juga tampak sangat anggun. Lengannya ia kaitkan pada milik Renjun. Mereka terlihat sangat serasi, ditambah cincin yang sudah berada di jari masing-masing.

Orang-orang mulai menikmati hidangan. Veronica juga kelaparan karena lupa tidak makan sejak kemarin. Terlalu sibuk menguris ini itu.

"Aku mau ambil makanan. Mau sekalian?"

"Nanti saya ambil sendiri."

Sebenarnya Veronica kecewa. Mereka kan sudah berstatus tunangan, tapi Renjun itu masih saja berbicara dengan bahasa formal yang terkesan kaku.

Veronica mengambil tangan Renjun. Kemudian ia genggam hangat.

"Kita kan sudah tunangan sekarang, jadi jangan seformal itu sama aku. Jangan kaku gitu ngomongnya." Veronica tersenyum manis. Tapi Renjun hanya dengan expresi itu saja dati tadi. Sesekali tersenyum kecil kalau ada rekan yang menyapa. Tetap saja, wajah itu tidak nampak bahagia. Tidak satu frekuensi dengan Veronica.

Renjun mengangguk menanggapi perkataan Veronica barusan. Kemudian bilang, "Nanti saya belajar."

Ketika itu juga datang seseorang. Gadis yang berhasil mengubah mimik wajah Renjun 180 derajat.

"Ra, kamu dateng?"

"Iya, selamat yaa..." Rachel menyalami Renjun dan tunangannya.

"Ditunggu undangan selanjutnya." Rachel tersenyum ramah pada Veronica. Begitu sebaliknya.

"Minggu depan dateng ya, di Jeolla." Chenle yang berdiri di sebelah Rachel buka suara.

"Apa?" Renjun tidak mengerti.

"Aku sama Chenle, kami mau nikah."

DEG.

Renjun tertegun.

Veronica bernapas lega.

"Bulan depan kita juga nikah loh, jangan lupa dateng ya." Veronica berujar penuh semangat.

Semuanya berjalan begitu saja. Renjunpun tidak pernah menginginkannya. Tapi percaya, ini belum berakhir sampai sini saja. Kita lihat yang akan terjadi berlanjutnya.




Tbc

Pengennya sih nyelesaiin ini secepatnya. Tapi sekolahku sibuk  bgt. Tiap hari tugas full..

Tapi, enjoy ya

Meikarta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang