2002

2.2K 203 16
                                    

Renjun duduk ditepi sungai dengan pikiran runyam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renjun duduk ditepi sungai dengan pikiran runyam. Sementara matahari mulai menungkik di ujung barat. Dilemparnya batu-batu yang ditemukannya tadi kesana hingga menghasilkan bunyi , 'Plung.'

Adalah awal bertemunya dua anak manusia yang terlampau kesepian itu.


"Sedang apa?"

Renjun mendongak. Didapatinya gadis bermata biru, sebiru batu safir. Renjun seolah terjebak di dalam sana.
Tapi kemudian Renjun memalingkan wajah kembali ke depan.
Tanpa permisi anak itu duduk disebelah Renjun. Kemudian bilang,

"Nama aku Yoo Rachel. Kamu baru pindahan ya? Soalnya Rara ga pernah liat kamu disini."

Ya, Renjun baru saja pindah tiga jam lalu. Daddynya yang memaksa. Sebenarnya Renjun sudah menolak keras. Tapi dia bisa apa? Hanya seorang anak berusia tujuh. Mana bisa mengubah keputusan orang dewasa?

Dan didesa inilah dia tinggal sekarang. Dirumah kakeknya yang sudah tua. Sebut saja tempat ini Jeolla. Tempatnya masih banyak pohon. Asri sekali. Tidak seperti Seoul. Bagus untuk menghabiskan masa tua. Terbukti kebanyakan orang tua yang sedari tadi berkeliaran disini. Tapi Renjun belum tua. Makanya dia keberatan. Selain meninggalkan teman-temannya di Seoul, dia juga harus meninggalkan mommynya disana.
Tidak, mommy Renjun sudah lama meninggal saat Renjun masih umur lima. Tapi pusara mommy ada di sana, di Seoul.

"Sudah malam. Rara harus pulang. Kamu ga mau pulang? Ga takut disini sendirian?" Masih tidak digubris oleh Renjun.

"Ohh iya, itu rumah Kakek Rara." Tunjuknya pada rumah bergaya tudor disebelah rumah Renjun. Hari muali gelap, jadi rumahnya tidak nampak dengan jelas.

"Rara tinggal disana. Rara pulang ya..." imbuhnya.

Oh, rupanya anak itu tetangga baru Renjun. Eh bukan, Renjun yang tetangga barunya dia.









"Yoo Rachel. Nama yang bagus." gumam Renjun saat Rachel pergi.



Tbc




Haiii Smirk1799

Maaf ya kalo ga sesuai sama expetasi kamu.

Meikarta (END)Where stories live. Discover now