-35-

4.1K 149 0
                                    

BRAK!!

"CHELY!!"

Keadaan kantin yang awalnya bising menjadi senyap seketika akibat gebrakan Marcell dan tentu saja pandangan seluruh penghuni kantin menatap tajam kearahnya.

"Eh.. Maaf, maaf semuanya silahkan dilanjut makannya! " Ucap Seli kemudian menarik kasar lengan Marcell agar kembali duduk "kamu apa-apaan sih Cell? Emang ada apa sama Chely? "

"Chely.... "

"Chely kenapa?" Tanya Marsha.

"Chely.. D-dia... "

"Iyaa kenapa sama dia? " Tanya Hero.

"Dia... "

"Chely kenapa Marcell? " Tanya Seli.

"Chely dia.... "

"Ahh... Lama kamu, tinggal bilang aja Che... "

BRAK!!

"WOY... GIMANA GUE BISA NGOMONG KALO LO SEMUA PADA MOTONG OMONGAN GUE! "

"... Ly kenapa? " Lanjut Tiger dengan lirih.

Kembali, mereka berlima menjadi tontonan gratis di kantin dan lagi-lagi Seli meminta maaf kemudian menarik lengan Marcell agar kembali duduk.

"Huft... Jadi gini, gue baru aja ditelfon sama dokter dirumah sakit terus dokternya bilang sama gue kal.... "

"MARCELL.... " Ucap mereka serempak karena geram menunggu ucapan Marcell yang berbelit-belit. Padahal tanpa mereka sadari, lagi-lagi mereka menjadi tontonan kantin karena suara mereka.

"To the point Cell, Chely kenapa? " Tanya Hero sambil menahan amarahnya.

"Dia udah sadar! "

"ALHAMDULILLAH... " Ucap mereka kompak dengan suara yang lebih keras.

BRAK!!

"BERISIK WOY!! " Ucap seluruh penghuni kantin setelah menggebrak meja dengan kompak. Ingat, SELURUH PENGHUNI KANTIN.

🍂🍂🍂

Tanpa menunggu bel pulang mereka berlima sudah berkumpul di ruang inap Chely, tentu saja sebelum mereka ke rumah sakit mereka meminta izin ke guru piket dan menjawab berbagai pertanyaan karena kompak izin berjamaah dan tak lupa diberi oleh-oleh wejangan sampai telinga memerah.

"Chely... Ini kak Marcell sayang " Ucap Marcell lembut sembari mengusap sayang kepala plontos Chely.

"Iya kak, Chely tau kok kalo nama kakak kak Marcell " Ucap Chely polos dengan suara yang masih terdengar lemas.

Marcell menghela nafas lega, padahal niat Marcell hanyalah mengecek apakah adiknya tersebut amnesia atau tidak dan jika amnesia apakah adiknya masih mengingat wajah tampan kakaknya atau tidak, namun niat baik Marcell tidak ditangkap baik oleh ketiga ekor temannya yang justru terkikik geli dibelakangnya, tentu saja kalian bisa menebak maksud dari ketiga ekor teman tersebut.

"Bagaimana keadaan mu? "

"Chely udah gak papa kok kak Marsha, cuma sedikit pusing aja! Oh iya kak, kan tadi Chely pengen ke kamar mandi tapi kok kaki Chely dua-duanya gak bisa digerakin ya kak? " Kelima remaja disana pun hanya tersenyum getir karena sudah sejak awal dokter memvonis Chely akan lumpuh permanen.

"Oh.. Mungkin gara-gara Chely nya masih sakit. Chely lupa ya kalo Chely udah tidur sampe empat bulan? Jadi, Chely harus sembuh dulu, dengerin apa kata dokter terus diminum obatnya! " Ucap Marcell dengan memandang lekat Chely.

"Hah, empat bulan kak? Lama dong? " Ucap Chely dengan mengangkat keempat jarinya sehingga membuat Marcell terkekeh.

"Kakak janji deh, kalau Chely udah sehat nanti kakak ajak jalan-jalan! "

"Beneran kak, nanti kakak-kakak yang lain juga diajak? "

"Iya sayang, nanti kita jalan-jalan bareng mereka! "

"Yeayy!!! " Ucap Chely girang sehingga membuat mereka tersenyum geli.

🍂🍂🍂

"Nih kita bertiga udah, sekarang gantian deh kita yang jaga Chely kalian cari makan dulu! " Ucap Hero pada Marcell dan Marsha.

"Ayo Sha! " Marcell pun berdiri kemudian melangkahkan kakinya ke arah kantin rumah sakit dengan di ikuti Marsha di sebelahnya.

Ketika melewati koridor rumah sakit, pandangan Marsha jatuh pada seorang laki-laki berjaket hitam dengan dalaman kaos putih dipadukan dengan celana jeans dan topi yang sama-sama bewarna hitam, tidak terlalu jelas memang karena posisi laki-laki tersebut berada di ujung koridor seperti sedang bersembunyi apalagi dengan keadaan malam hari dengan lampu yang sedikit temaram.

Menyadari bahwa Marsha tertinggal di belakangnya, Marcell lantas berbalik arah kemudian mendekatkan kepalanya kearah kepala Marsha sambil melihat arah pandangan Marsha terarah.

"Liatin apa Sha? " Ucap Marcell tepat di telinga Marsha sehingga Marsha terlonjak kaget.

Marsha yang baru saja tersadar dari lamunannya kembali kembali mengarahkan tatapannya pada ujung koridor tadi. 'Tapi hei, dimana laki-laki tersebut? Oh, mungkin hanya perasaan ku saja' batin Marsha.

"Sha, woy... are you okay? " Ucap Marcell khawatir sambil mengguncang-guncangkan bahu Marsha pelan.

"Ehh.. I-iya, ayo! " Ucap Marsha gagap dan kembali melanjutkan perjalanannya ke arah kantin.

"Gue ke toilet dulu sebentar, lo jangan kemana-mana dulu sebelum gue balik ya! " Ucap Marcell setelah menyelesaikan makannya dan mendapat anggukan singkat dari Marsha.

Sembari menunggu Marcell di toilet Marsha mengutak-atik handphone nya, namun lagi-lagi pandangan Marsha jatuh pada sosok laki-laki yang tadi ia lihat di ujung koridor, dan sekarang terlihat jelas karena berada beberapa meter dihadapannya walaupun wajahnya tidak terlihat karena tertutup topi hitamnya.

Buk!!

"Eh.. Eh... Maaf mas saya gak sengaja! " Ucap salah satu suster karena tidak sengaja menabrak laki-laki tersebut dan secara tidak sengaja pula membuat topi hitam miliknya terjatuh sehingga menampakkan wajahnya.

Marsha membulatkan mata tidak percaya setelah melihat wajah lelaki tersebut. Merasa penyamarannya terbongkar lantas laki-laki tersebut bergegas berlari meninggalkan area kantin sehingga membuat Marsha ikut berlari mengejar laki-laki tersebut.

"TUNGGU...!! " Ucap Marsha tanpa menghentikan larinya, dan tiba-tiba.

BUK!!

"ARRRGGGHHH"

🍂🍂🍂

Kayaknya makin gak jelas ceritanya😅 dan maaf baru bisa up seminggu kemudian tapi insyaAllah author akan usahakan untuk update secepatnya (jika tidak ada halangan) dan tak lupa author ucapkan terimakasih kasih kepada para reader yang berkenan membaca cerita abal-abal ini, ILY 😘😘

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang