-20-

5.8K 216 6
                                    

"Pagii... Cantik... "

"Argghh..! "

Plak!!

"Elah, masa pacar nyapa ngejawabnya pake tamparan sih? Nanti kalau kadar ketampanan aku berkurang gimana? Terus nanti kamu berpaling ke cowok lain gimana? Terus aku sedih gimana? Terus kalo aku jadi jomblo abadi gimana? Terus kalo.... "

Tak!!

"Aduuhh... Kok dijitak sih Sha? Nanti kalo kadar ketampanan aku berkurang gimana? Terus nanti kamu berpaling ke cowok lain gimana? Terus nanti.... "

"DIAM!! "

Waktu belum juga mencapai angka 7 pagi, namun sudah ada sesok mahluk jangkung yang (lagi-lagi) membuat mood menjadi anjlok dalam seketika. Bagaimana tidak? Aku yang sedang sibuk mengikat tali sepatu dikejutkan oleh kedatangan Marshall secara tiba-tiba dengan menggunakan topeng setengah wajah bergambar animasi bus tayo, dan perlu digaris bawahi BUS TAYO.

"Ngapain? " Ucapku ketus.

"Ya jemput kamu lah, sebab mulai sekarang aku yang akan menggantikan tugas Pak Syarif untuk mengantar jemput kamu ke sekolah dan mengantarkan kamu pergi kemana pun! " Ucap Marshall bangga.

"Emang sih kamu cocoknya jadi tukang ojek, Singkron sama muka! " Ucapku seraya meninggal Marshall dan langsung memasuki mobilnya.

"Alhamdulillah Sha, akhirnya aku bisa mendengar rekor 10 kata darimu, tapi kok jlebb banget ya! " Oceh Marshall sembari mendudukkan dirinya di kursi kemudi.

Ketika sampai di sekolah kami langsung mendapat tatapan dan bisikan dari seluruh penjuru sekolah, apa lagi penyebabnya kalo bukan Marshall yang menggandeng tanganku sepanjang koridor sekolah, dan tidak sedikit juga yang membisikan kata-kata sindiran dan cibiran yang pedas.

"Udah gak usah di dengerin, mereka tuh cuma iri karena gak bisa bersanding dengan pangeran tampan sepertiku! " Bisik Marshall dengan sangat PD-nya.

Aku yang tak tahan dengan keadaan tersebut, aku lantas mempercepat langkahku sehingga tanpa sadar ikut menyeret tubuh Marshall dan tentu saja diiringi oleh suara orkestra dari mulut Marshall.

🍂🍂🍂

Setelah berperang dengan berbagai soal rumus dan larutan yang bersifat kekimiaan akhirnya aku bisa bersantai di kantin tentunya dengan keempat sahabatku, atau mungkin lebih tepatnya ketiga sahabat dan pacarku, eh?.

"Woy Cell, pulang sekolah boleh kan aku ikut kamu ke rumah sakit buat jenguk adik kamu?" Tanya Seli pada Marcell yang sedang mengunyah siomay.

"Pulang sekolah? Emangnya kamu lupa kita pulang sekolah mau ngapain?" Tanya Hero pada Seli dan Seli pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Yaelah Sel, kita kan udah janjian buat ngerjain tugas dari si paus, aku sih gak mau ya.. Merelakan waktu yang orang tuaku percayakan untuk mengerjakan soal ujian eh malah dipakai untuk mengerjakan hukuman gara-gara gak ngerjain tugas paus! " Ucap Tiger dengan muka yang sok didramatisir.

"Oh iya lupa emang dasar ya paus lagi sibuk ulangan semesteran malah dikasih tugas, yaudah next time deh aku jenguk adik kamunya, aku harus ngerjain tugas paus dulu! " Ucap Seli.

Durhaka memang, kedua ekor manusia tersebut karena menyebut Pa Usman dengan sebutan paus dan karena mereka jugalah satu angkatan mengikutinya, satu kata AJAIB.

"Gak papa kok Sel, oh ya Sha dari kemarin Chely nanyain lo terus tuh! Pulang sekolah jadi kan kita ke rumah sakit bareng? " Tanya Marcel.

Aku yang merasa namaku terpanggil lantas mengangguk untuk mengiyakan pertanyaannya, tapi belum juga aku selesai mengangguk tiba-tiba Marshall berteriak di sebelahku.

"GAK BOLEH, aku gak ngizinin kamu apalagi kalo satu mobil sama dia! " Ucapnya seraya menunjuk kearah Marcell.

"Lah, emang seberapa pentingnya elo buat Marsha sampe-sampe harus minta izin dulu ke lo? Kan kedudukan lo hanya sebatas PACARNYA saja " Tanya Marcell dengan menekankan kata 'pacarnya' kepada Marshall.

"Asal kamu tahu ya.. Kedudukan ku itu bukan hanya sebatas pacar, melainkan setara dengan CALON TUNANGANNYA Marsha! " Ucap Marshall kembali menekankan kata 'calon tunangannya' kepada Marcell. Dan tentu saja yang lain hanya memutarkan bola matanya malas karena mereka tahu drama kecemburuan mereka yang lebih dramatis dari adegan-adegan di drakor.

"Terserah, tapi yang jelas gue masih menahan restu gue untuk kalian berdua" Balas Marcell kembali.

"Apaan sih restu-restu, emang kamu siapanya Marsha hah? Lagian status kamu terhadap Marsha itu apa hah? Orang tua? Keluarga? Sodara? Apa kah penting?" Tanya Marshall dengan melipat tangannya di dada. Dan sontak saja membuat Marcell menegang dan bungkam atas pertanyaan Marshall.

"Tuh diem kan kamu, yaudah Sha aku izinin kamu buat nengokin Chely tapi dengan syarat kamu harus pergi dengan ku oke? " Tanya Marshall yang dibalas anggukan malas dari Marsha.

"Cih.. Posessive! " Cibir Marcell yang untung saja tidak didengar oleh Marshall.

🍂🍂🍂

"Oh iya Sha kan tiga hari lagi kita bakalan libur panjang, kamu ada rencana buat pergi liburan atau apa gitu? Oh iya kalo gak salah ulang tahun kamu bertepatan sama hari libur juga kan?" Tanya Marshall saat kita berjalan di koridor tepat setelah belum pulang sekolah berbunyi.

"Gak tau! " Jawabku pelan, karena aku tahu bahwa pada saat aku ulang tahun itulah aku harus keluar dari panti dan kembali ke keluarga ku yang sesungguhnya.

"Hhmm... Gimana kalo kita liburan berdua aja, kayanya seru tuh! " Tanya Marshall dengan wajah sumringah.

"Setuju gue, gimana kalo kita liburan ke pantai dan ngerayain ulang tahunnya di pinggir pantai? Terus gue sama Marsha bisa niup lilinnya barengan, pasti bakalan seru deh! " Sambung Marcell yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

"Apaan sih telor gorila maen nyambung aja dasar!" Ucap Marshall sembari menoyor kepala Marcell.

"Lagian sih lo malah ngajak liburan anak orang, berdua pula. Lagian ya Shall kayanya lo lupa deh kalo ulang tahun gue juga kan tinggal beberapa hari lagi! "

"Iya juga sih, tapi aku gak peduli juga! " Ucap Marshall sambil mengibaskan tangannya.

Aku menghela nafas jengah akan tingkah mereka namun tiba-tiba aku teringat bahwa aku meninggalkan handphone ku di kolong meja tadi, sehingga aku pun bergegas untuk kembali ke kelas setelah meminta izin kepada mereka.

"Aku ke kelas dulu, ambil handphone ketinggalan! " Ucapku datar.

"Mau aku anterin gak? " Cekal Marshall.

"Gak usah! "

" Yaudah aku tunggu di parkiran ya! " Ucap Marshall dibalas anggukan olehku.

Huft... Aku menghela nafas lega setelah mengambil handphone yang nyaris aku tinggalkan di kolong meja. Tapi tunggu dulu, sepertinya ada benda lain di kolong meja ku, padahal aku selalu mengosongkan kolong meja ku dan setelah dilihat ada secarik kertas di dalamnya.

-PERINGATAN KEDUA: JAUHI MARSHALL JIKA KAMU INGIN SELAMAT-

Lagi-lagi surat kaleng dan isinya pun sama seperti pada saat aku menemukannya kemarin, yang membedakan hanyalah tulisannya yang menggunakan tinta merah. Dan sama seperti sebelumnya aku tidak peduli dengan keberadaan surat tersebut dan lebih memilih menyusul Marshall di parkiran.

🍂🍂🍂

Maaf baru sempet update, dan mumpung masih dalam suasana idul fitri ( ͡°❥ ͡°) saya ingin mengucapkan minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Where stories live. Discover now