-34-

4.1K 150 0
                                    

Seorang gadis cantik dengan pakaian khusus berwarna hijau tua membuka pintu yang diatasnya tertulis ICU secara perlahan dan terlihatlah sosok mungil yang sedang berbaring tenang dengan segala macam alat yang tertempel pada tubuhnya.

Ditatap nya wajah tirus nan pucat serta mata yang tertutup rapat, tak lama keluarlah cairan bening dari kedua pelupuk matanya sehingga membasahi wajah gadis yang terbaring di depannya.

"Chely cepatlah sadar, kami semua merindukanmu! " Gumamnya bahkan nyaris tak terdengar. Tak ada tanda-tanda untuk merespon ucapannya hanya terdengar suara mesin yang berbunyi teratur.

"Marsha, Sedang apa kau disini? " Tanya seseorang tepat dibelakang dirinya.

Yap, sudah hampir empat bulan semenjak musibah yang dialami Chely bahkan sudah berpindah ke rumah sakit dengan pelayanan terbaik pun dirinya seperti enggan untuk membuka matanya, dan sudah hampir empat bulan jugalah ia tidak melihat sosok kekasih hatinya, semua seakan berjalan cepat dimana seorang perempuan yang mengirim berbagai ancaman kemudian mengambil lelakinya dalam artian benar-benar mengambil lelakinya.

Liburan yang direncanakan untuk mencari kesenangan malah berubah menjadi kesialan, dan kembali air mata mengalir melewati pipinya.

"Kita doakan saja yang terbaik untuk Chely! " Ucapnya sembari mengusap pundak Marsha.

"Iya Sel" Ucapku parau, Seli hanya bisa tersenyum prihatin melihat keadaan Marsha, bayangkan saja ketika Marsha masih terbaring dirumah sakit tiba-tiba Marshall menghilang dan ketika sampai di villa pun ia mendapat kabar dari Marcell, Hero dan Tiger bahwa mereka tidak menemukan barang-barang Marshall satupun dikamarnya, ketika di hubungi ponselnya tidak aktif bahkan ketika kembali masuk sekolah kami justru mendapat kabar bahwa ia telah pindah sekolah. Seli sangat menyadari bahwa Marshall adalah cinta pertama Marsha tapi yang lebih ia prihatinkan adalah ketika ia mengira sifat hangat Marsha telah kembali akibat dua orang yang menjadi harapan terbesarnya justru secara sepihak mereka berdua meninggalkannya, Marshall dengan menghilang tiba-tiba dan Chely yang tanpa bisa dipastikan kapan akan sadar.

"Sebaiknya kita makan siang terlebih dahulu, jangan sampai aku menyamakan tubuhmu dengan seutas lidi! " Ucapnya sembari terkekeh dengan maksud hati untuk menghibur Marsha, ia mendengus kesal karena candaannya hanya dianggap angin lewat oleh Marsha sehingga terpaksa ia menyeret lengan Marsha dan langsung ditepis kasar oleh Marsha.

"Aku bisa jalan sendiri! " Ucap Marsha dingin sehingga membuat bulu kuduk Seli meremang, dan mau tidak maupun ia hanya mengikutinya dari belakang.

🍂🍂🍂

Tepat ketika bel istirahat berbunyi Marsha langsung membereskan mejanya kemudian melangkahkan kakinya menuju kantin seorang diri tanpa ditemani Marshall. Walaupun sudah empat bulan berlalu masih saja ada bisik-bisik di sepanjang koridor tentang kelanjutan hubungannya dengan salah satu the most wanted sekolah tersebut, wajar saja dahulu ia dan Marshall sangat nempel layaknya amplop dan perangko, tapi bukan Marsha namanya jika ia tak pandai menyembunyikan ekspresi dan tingkah lakunya.

Ketika sampai dikantin ia melihat ternyata keempat temannya sudah berkumpul dengan langkah pasti ia pun bergabung dan duduk di sebelah Tiger.

"Tuh Marsha udah dateng mending kamu langsung pesen makanannya sana! " Ucap Seli pada Hero.

"Ya udah kalian mau pesen apa? "

"Aku mau pes...! "

"Oh oke.. Disamain aja ya! Biar gak ribet! " Ucapnya kemudian berlalu tanpa memperdulikan ekspresi kesal Tiger karena ucapannya dipotong.

"Udah ada kabar? " Ucap Marsha dengan suara lirihnya.

"Belum Sha, gue juga heran baru pertama kali ini si curut Marshall gak bisa dihubungi, bahkan rumahnya aja kosong melompong begitu! " Ucap Marcell pada Marsha.

"Dasar bocah tengik! Main ninggalin orang aja udah tau disini kita pada khawatir, eh dia malah tiba-tiba ngilang, kalo sampe ketemu bakal aku tendang ke dalem lubang hitam biar ngilang sekalian! " Ucap Seli menggebu-gebu.

"Eh jangan dong Sel, mending kalo beneran ilang di lubang hitam, kalo semisal kan nyangkut di planet lain terus ketemu sama Alien bohay gimana coba? Terus kalo mis... Eh, iya-iya ampun nyak kan babang cuman becanda" Ucap Tiger melas karena mendapat pelototan tajam dari Seli.

Aku tidak munafik bahwa sebenarnya aku juga menghawatirkan keadaan Marshall walaupun sebenarnya hatiku sakit mengingat pertemuan terakhir kami.

"Eh gimana sama keluarga kamu Sha? Apa kamu udah bertemu dengan kakakmu? " Ucap Seli mengalihkan pembicaraan karena melihat muka sendu Marsha.

"Belum! " Yap, sebenarnya aku belum pernah sekalipun bertemu dengan kakaku karena ayah bilang bahwa kakak memang tinggal di apartemen agar tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari sekolahnya dan ayah juga bilang bahwa kakak belum bisa pulang karena ada sedikit masalah sehingga kakak harus menyelesaikan masalahnya dan membuat dirinya belum bisa pulang ke rumah dan mau tidak mau aku harus memaklumi semua keputusannya. Tapi setidaknya sekarang aku sudah tau nama kakakku, ayah bilang bahwa aku cukup memanggilnya kak Fano.

Ketika kami sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba dering ponsel Marcell berbunyi.

"Halo? "

".... "

"Ada apa? "

".... "

"CHELY!! "

🍂🍂🍂

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Where stories live. Discover now