-16-

6.5K 278 0
                                    

Flashback

Akhirnya aku sampai di rumah sakit tempat Chely dirawat, aku menyadari bahwa ini pertama kalinya aku peduli dengan seseorang apalagi aku baru pertama kali bertemu dengannya, entahlah aku rasa ia memiliki sesuatu dalam dirinya yang membuat ku harus paham akan hal itu.

Kami bertiga akhirnya memasuki kamar inap Chely tentunya langsung disambut dengan senyum cerianya. Oh iya.. aku tadi menyebutkan kami bertiga, yap betul kami bertiga disini aku, Marcell, dan si pemaksa Marshall. Kenapa aku menyebutnya si pemaksa karena ia memaksa Marcell agar dirinya ikut dan satu mobil dengan kami dan jika ia tidak diizinkan ikut maka ia akan menyebarkan aib-aib masa lalu  Marcell yang selalu berbuat hal absurd karena mereka memang sudah berteman sejak kecil, jahat memang entahlah dan Marshall juga berkata alasan sesungguhnya ia ikut adalah menjaga mobil Marcell dari gangguan setan, karena jika ada perempuan dan laki-laki berduaan yang ketiganya adalah setan namun, aku berpikir jika hal itu memang benar berarti setannya adalah Marshall sendiri, entahlah aku tidak terlalu peduli dengan siapa yang akan ikut karena tujuan utama ku adalah bertemu Chely.

"Hai Chely! " Ucap Marshall yang sepertinya sudah kenal dekat dengan Chely.

"Hai kak Marshall, kok kakak gak pernah nemuin Chely lagi sih? " Tanya Chely dengan nada imutnya.

"Maaf ya sayang kan yang penting kakak sekarang ada di sini! " Ucap Marshall sambil mencubit gemas pipi Chely, dan tiba-tiba terdengar 'Kruyyuukk... ' dari perut Marshall dan alhasil membuat Marcell dan Chely tertawa lepas.

"Buset... Kok gue berasa ngedenger suara bom molotov ya, hahaha! " Tanya Marcell sambil terus menertawai Marshall.

"Eh... Enak aja paduan suara cacing diperut ku disamain sama suara bom molotov! " Protes Marshall dengan dengan menjitak kepala Marcell dan yang dijitak hanya meringis sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Mendingan kakak kasih makan kak Marshall dulu deh!" Ucap Chely sambil memegang perut akibat terlalu banyak tertawa.

"Ih... Chely, emangnya kak Marshall kucing apa,kok bahasanya dikasih makan sih? " Ucap Marshall sambil merajuk layaknya anak kecil.

"Ya terus apaan? " Tanya Marcell.

"Bilang ditawarin makan kek, atau diajak makan kek atau apalah gitu! " Ucap Marshall.

"Lama lo yaudah buruan! " Ucap Marcell sambil menarik dasi seragam sekolah Marshall.

"Woy... Woy... Kamu kira aku kebo apa ditarik-tarik begini woyy lepas... " Ucap Marshall sambil menjauh dan keluar dari ruangan menyisakan aku dan Chely.

"Kakak kenapa kok dari tadi diam saja?" Tanya Chely dengan muka polosnya karena melihat ku diam saja tanpa menghiraukan tingkah Marshall dan Marcell tadi.

"Gapapa! " Ujarku singkat dan terjadilah keheningan yang cukup lama.

"Sakit apa? " Tanyaku datar tanpa ekspresi.

"Kata dokter sih kanker otak dan kata kak Marcell Chely harus tidur disini sementara, makanya Chely gak pulang ke rumah kak! Dan kakak janji ya jangan ngomong ke kak Marcell, sebenernya Chely itu lebih suka tinggal dirumah soalnya kalo disini tuh Chely disuruh operasi terus jadinya sekarang Chely udah gak punya rambut! " Ucap Chely yang membuatku menaikan sebelah alisku bingung.

Melihat ekspresi kebingunganku tiba-tiba Chely melepas kupluk merah mudanya, dan seketika aku langsung terdiam ditempat karena melihat kepala plontos Chely, dan aku baru tahu inilah alasan Chely selalu menggunakan penutup kepala.

"Tapi kata kak Marcell nanti juga rambut Chely akan tumbuh lagi asalkan Chely nurut sama dokternya,  makanya Chely masih harus tinggal disini! " Ucapnya disertai senyum manisnya.

Aku tertegun mendengar kata-kata polos Chely yang seakan meluncur tanpa beban dari mulut mungilnya, disaat teman-teman seusianya bisa bermain dan merasakan sekolah serta mempunyai banyak teman, ia harus tinggal diantara tembok-tembok putih dan berteman dengan berbagai macam obat kimia, dan ia masih bisa tersenyum. Sedangkan aku hanya karena masa lalu dan trauma kecil ku, aku sampai mengorbankan segalanya sehingga muncul lah sifat dingin dan tak tersentuh dalam diriku.

Sungguh aku melihat manusia kecil dihadapan ku tapi aku melihat semangat hidup didalam dirinya sehingga tanpa sadar membuat pemikiran dewasa tanpa ia sadari, sedangkan aku hanya fisik ku saja yang dewasa sedangkan pemikiran ku masih seperti anak-anak. Tanpa terasa air mataku jatuh dihadapannya dan aku langsung menghapus kasar air mataku agar tak terlihat olehnya, aku memang tidak pernah sekalipun menangis dihadapan orang lain, orang lainpun pasti berpikiran bahwa aku adalah orang yang kuat bak gunung es diantara samudera namun sebenarnya aku hanyalah gadis biasa yang sangat rapuh lebih rapuh dari sekeping salju.

Sungguh hanya sebuah kata-katanya bisa membuatku menyadari satu hal, dan mulai hari ini aku akan mencoba membuka diri walaupun terlihat sangat sulit tapi aku akan mencobanya dan di mulai dari orang terdekat ku.

Dan akupun akhirnya paham bahwa sesuatu yang ada di dalam diri Chely yang harus aku pahami ialah semangat hidup.

'ya aku akan mencobanya! ' tekad ku dalam hati.

🍂🍂🍂

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang