#39

850 37 0
                                    

Sesampainya di rumah, Bela langsung masuk ke kamar, Elma pun begitu. Reyna sedikit bingung dengan tingkah kedua gadis ini, iapun masuk ke kamarnya menyusul Bela.

"Bel, apa lagi sekarang. Kenapa kamu langsung pergi begitu."
Tanya Reyna,

"Aku yang seharusnya bertanya, kenapa kamu sangat menghawatirkannya...! Bahkan saat aku bersamamu, kamu masih sangat manis padanya, bagaimana kalau nggak ada aku"

Reyna menggelengkan kepalanya
"Kamu berlebihan Bela, aku hanya khawatir karena dia temanku. Kecemburuan kamu ini kelewatan tau nggak...!"

"Kelewatan gimana, aku hanya berusaha menjagamu. Aku menghawatirkan pacarku yang sekarang lebih menghawatirkan orang lain"

"Apanya yang menjaga, kamu malah mengekangku. Kamu selalu membuatku pusing dengan perkataan dan pertanyaan yang nggak jelas...!."

Sekali lagi perkataan Reyna membuat Bela sangat keget, Bela jadi bingung kenapa Reyna jadi gampang marah padanya.
Reyna memalingkan wajahnya dan berdiri membelakangi Bela. Sementara Bela tidak dapat lagi menahan tangisannya. Ya, ia mulai menagis...

"Kamu kenapa sih Rey, kamu nggak sadar kalau sikapmu udah berubah sekarang? Kamu udah nggak mengerti aku, kamu lebih sering meninggalkan ku, kamu gampang marah padaku. Bahkan dulu saat aku sangat marah padamu, kau masih akan menghiburku, lalu sekarang apa...!"

"Kamu yang nggak mengerti aku Bela. Sekarang situasinya berbeda, kamu nggak mau mendengar penjelasanku. Aku selalu mengalah padamu, aku berusaha mengikuti semua keinginanmu. Tapi selalu aja ada yang salah di mata kamu."

Reyna berbalik menyalahkan Bela, dan suasana semakin buruk.

"Kita sudah saling mengenal sifa dari awal kita bertemu Rey. Selama 3 tahun kita di asrama, nggak pernah terjadi hal seperti ini, lalu kenapa di satu tahun terkhir ini jadi sangat sulit..."

**Reyna terdiam.

"Aku adalah tuan putrimu, kau selalu berkata seperti itu. Tuan putri yang bodoh, pemarah tapi yang selalu membuatmu jatuh cinta. Lalu apa bedanya sekarang.
Aku nggak merindukanmu, aku merindukan Reyna pacarku. Pacarku yang selalu membuatku tersemyum, yang selalu ada untukku, yang sangat menyayangiku. Aku merindukannya..."

Tangisan Bela semakin menjadi, tapi Reyna masih belum mau berbalik melihatnya. Iapun berdiri, menghapus air matanya dan melepaskan kalung dengan buah liontin, yang di berikan Reyna saat ulang tahunnya lalu.

Ia mencium sekali kalung itu, dan meletakkannya di atas meja.

"Aku akan kembalikan kalung ini padamu, aku nggak membutuhkannya. Kamu lah yang lebih butuh. Pikirkan ini baik baik Rey, hubungan kita selama 1 tahun lebih ini sangat baik. Semuanya berubah, saat kamu jadi sangat dekat dengan Elma dalam beberapa bulan ini.
Akulah satu satunya orang yang terluka karena permainan kalian."

Setelah itu, malam itu juga Bela langsung menelpon temannya untuk di jemput dan langsung pulang.
Ia sempat singgah di asrama sebentar, untuk melihati kamarnya yang terkhir kali. Ia melepaskan semua hiasan yang dulu selalu mereka buat, termasuk foto foto mereka. Hanya ada 1 foto yang ia tinggalkan tertempel di dinding.

"Aku akan merindukan tempat ini, begitu pula dengan seseorang di dalamnya yang pernah bersama ku dulu."
Kata Bela, kemudian ia kembali pergi dan pulang ke rumah mamanya.

My GirlfriendWhere stories live. Discover now