#13

1.6K 105 1
                                    

Reyna berlari menuju taman kampus, satu satunya tempat yang selalu ia datangi saat sedang merasa sedih. Ia duduk disana sendirian, karena area kampus sudah sepi.
Ia terus memikirkan perkataan Bela tadi, bahkan wajah Bela juga benar benar terlihat sangat kesal.

"Kenapa Bela sangat marah, aku kan nggak tau kalau semua itu adalah tugasnya. Aku hanya bermaksud membantu, tapi sekarang dia malah menyuruhku untuk menjauhinya. Sebenarnya ada apa dengannya."
Reyna berbicara pada dirinya sendiri.

Reyna tidak menyangka Bela bisa semarah itu padanya. Air mata yang berusaha ia tahan akhirnya tumpah juga membasahi pipinya. Ia terus mengelapnya, tapi air mata itu seakan tidak bisa berhenti.

........


Sementara itu, Bela kembali membuat tugasnya dari awal. Gambar gambar yang sudah ia buat, telah rusak karena tanpa sengaja di buang oleh Reyna tadi.
Dengan perasaan yang masih kesal, Bela berusaha untuk fokus dan melanjutkan tugasnya.

Tiba tiba terdengar suara petir menggelegar, dan di ikuti hujan deras. Seketika Bela berhenti membuat tugasnya, dan jadi terpikir tentang Reyna.

"Udah malam, di luar pasti cukup gelap, malah sekarang turun hujan. Reyna kemana..."
( Batin Bela )

Perasaan bersalah mulai timbul di hati Bela, seharusnya ia tidak semarah itu pada Reyna.
Sambil membawa payung, Belapun bergegas pergi mencari Reyna. Kali ini ia tidak kesulitan, karena ia telah mengetahui tempat yang akan Reyna datangi saat ia sedang sedih.

........


Hujan deras yang turun membasahi tubuh Reyna, tetap saja tidak membuatnya bergerak atau menepih. Ia masih duduk di bangku taman, membiarkan hujan membasahi wajahnya, agar ia tidak terlihat seperti sedang menangis.

Tapi tentu saja karena hari sudah malam dan dengan angin yang berhembus, Reyna langsung merasa kedinginan. Tangannya mulai bergetar, begitupun dengan bibirnya.
Untung saja tidak lama kemudian, Bela datang menemuinya.

Bela berdiri di hadapannya, sambil memayunginya. Hatinya semakin merasa bersalah dan sedih melihat keadaan Reyna.
Reyna yang sedang menunduk, seketika langsung mengangkat wajahnya dan berdiri melihat siapa yang datang memayunginya itu.

"Bela...."
Ucap Reyna.

"Kenapa kamu bertindak bodoh dengan hujan hujanan begini...! Kalau kamu sakit gimana."
Kata Bela.

"Aku sudah sakit. Bahkan sangat sakit"
Sambung Reyna sambil memegang dadanya, mengisyaratkan bahwa hatinyalah yang sakit.

"Ayo balik"
Saat Bela akan mengajak Reyna pulang, Reyna menahan tangannya sehingga Bela berbalik dan mereka kembali saling berhadapan.

"Maafkan aku, aku nggak bermaksud mau ganggu kamu. Aku sama sekali nggak ada niat untuk buat kamu marah. Dari awal kita bertemu, aku hanya ingin bisa berteman denganmu dan membuatmu senyaman mungkin denganku. Jangan minta aku menjauhimu, aku ngga mau. Maaf..."
Reyna mengungkapkan permintaan maafnya dengan nada yang tersendak sendak karena ia sudah sangat kedinginan.

Mendengar itu, Bela melepaskan payung yang dari tadi ia pegang untuk memayungi mereka, dan langsung memeluk Reyna.
Ya, Bela benar benar memeluknya, bahkan pelukan itu semakin erat.
Reyna awalnya terkejut, tapi ia pun membalas pelukan hangat dari Belai
Itu.

"Aku yang minta maaf, seharusnya aku nggak semarah ini ke kamu. Aku telah menyakitimu, maafkan aku..."
Kata Bela

Votenya jangan lupa gengs

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang