#19

1.5K 83 0
                                    

"Apa udah nggak ada lagi yang mau kamu bicarakan? aku harus segera kembali ke asrama."
Tanya Bela.

"Bel, kamu seruis nggak mau jadi pacar aku?"
Denis balik bertanya, kali ini wajahnya terlihat sedih.

"Denis, jangan seperti ini. Kita temenan aja seperti sekarang aku udah seneng banget, kalau untuk pacaran aku ngga bisa."

"Baiklah. Hari ini mungkin terakhir kali ketemu, aku akan melanjutkan prakteku di luar kota. Semoga kamu bahagia.."
Denis memeluk Bela, ia tidak bisa berbohong bahwa hatinya benar benar hancur sekarang.
Walau sedih, tapi ia tidak bisa memaksa perasaannya untuk Bela.

........


Setelah hari itu, Denis sudah sangat jarang menghubungi Bela. Jika Bela yang menghubunginya terlebih dahulu, pembicaraan mereka tidak akan berlangsung lama. Denis akan beralasan bahwa ia sedang sibuk, dan ia akan mematikan ponselnya.
Reyna pun merasakan perubahan sikap Bela, ia jadi lebih sering mengecek ponselnya.

"Bel, kamu nggak perlu mengecek ponselmu begitu. Ponselmukan berdering, jadi kalau ada panggilan masuk kamu pasti mendengarnya."
Ujar Reyna.

"Aku memikirkan Denis, sekarang dia jadi susah dihubungi. Apa dia kesal padaku? dia pasti marah dan ngga mau lagi berteman denganku."

Reyna duduk di sampingnya sambil mengelus ngelus pundaknya.
"Sudahlah, jangan seperti itu. Dia mungkin hanya sedikit terkejut, jadi sekarang dia sedang menenangkan dirinya."

"Gimana dong, aku takut Denis marah beneran."

Bela terlihat sangat sedih dan khawatir. Belakangan ini Bela memang terlihat murung dan selalu bercerita tentang Denis pada Reyna. Reyna pun mulai resah dengan sikap Bela yang terus seperti itu.
Akhirnya di sore yang lumayan mendung itu, Reyna membulatkan tekatnya. Ia menarik napasnya dalam, berusaha mengalahkan rasa gugupnya.

Kedua tangan Bela mulai di genggamnya, ia begitu gugup sampai sampai Bela bisa merasakan tangannya yang gemetar.

"Kamu kenapa?"
Tanya Bela.

"Bel, aku nggak mau lihat kamu terus terusan khawatir tentang Denis. Kamu sudah melakukan hal yang benar dengan mengikuti hatimu, sekarang berhentilah memikirkannya."

"Denis itu sahabat aku sejak lama sekali, aku ngga mau kehilangan dia. Aku takut dia marah...."

"Kamu nggak perlu takut, aku ada bersamamu dan nggak akan ninggalin kamu. Biarkan dia pergi, kamu nggak akan sendirian karena ada aku."
Reyna memotong pembicaraan Bela.

Bela menatapnya dengan kening yang terlihat sedikit mengerut, mungkin sekarang ada banyak sekali pertanyaan di pikirannya.

"Bela dengar, sudah sangat lama aku jatuh cinta. Aku ngga bisa bilang karena aku terlalu takut kamu berpikir aku aneh trus akan menjauhiku. Tapi ini sudah terlalu lama, sekarang aku ingin kamu mengetahuinya.
Aku bukan suka, tapi aku cinta. Jatuh cinta pada seseorang yang selalu aku temui setiap hari, orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mata di pagi hari. Orang yang selalu memarahiku, tapi aku menyayanginya. Orang yang ada di hadapanku sekarang."

Bela sempat terdiam dengan semua ucapan Reyna. Ia jadi bingung harus jawab apa. Tapi setelah beberapa detik ia berpikir, ia tiba tiba tersenyum dan langsung memeluk Reyna dengan erat. Ia terus memeluk Reyna sambil sesekali mengelus ngelus rambutnya.

Hal itu membuat Reyna yang berbalik kaget, kenapa Bela tiba tiba memeluknya. Apa Bela mengerti dan menerima cintanya, Bela sama sekali tidak marah.

"Bel, kamu mengerti dengan apa yang aku katakan?"
Tanya Reyna.

Bela melepaskan pelukannya, sambil menatapnya Bela pun mengangguk.

"Kamu serius, kamu nggak merasa aneh padaku?"

"Aku nggak tau. Aku menyayangimu Rey, aku selalu cemburu lihat kamu bermesraan dengan elma. Aku nggak tau apa akupun sudah jatuh cinta sama kamu, yang pasti sekarang aku hanya ingin terus ada di dekatmu."

"Kalau begitu percayalah padaku, aku akan membuatmu merasakan cinta itu. Maukah kau memberiku kesempatan untuk membuktikannya? jadilah kekasihku."

"Tentu.."

Mendengar itu, senyum bahagia langsung terpancar dari wajah Reyna. Ia tidak menyangka jalannya akan semudah ini, Bela memberinya kesempatan untuk membuktikan cintanya. Mereka pun saling berpelukan, dan menyatakan
"aku sayang kamu" berulang ulang.

Guys ini belum endingnya ya, jadi ayo lanjutin bacanya.....
And, tinggalkan jejak kalian.👌

My GirlfriendOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz