Bab 16

340 30 0
                                    

Happy reading!

***

Malam setelah pulang dari kediaman Alya. Langit tidak langsung kembali ke rumahnya, melainkan pergi ke tempat Arka. Ya, memang selalu begitu. Setiap ada masalah, ia pasti akan mampir dan berdiam di tempat Arka.

Ketika sampai dan melihat wajah sahabat nya yang memar Arka tak banyak mengeluarkan pertanyaan, ia malah menunggu apa yang akan di cerita kan sahabat nya ini.

Hingga saat Langit bercerita kenapa memar itu bisa ada di wajah tampannya tak lain dan tak bukan karena lelaki yang berada di rumah Alya.

Mendengar itu Arka menjadi sedikit penasaran siapa lelaki yang memukul sahabatnya. Apakah kekasih Alya?

Jelas Langit tak terima dengan pertanyaan Arka yang mengatakan bahwa lelaki itu adalah kekasih Alya. Hatinya sedikit berdenyut ketika ikut memikirkan kemungkinan itu.

Arka menepuk pundak sahabatnya, dan menenangkan dengan berharap lelaki itu bukan kekasih gadis yang selalu membuat sahabatnya bingung. Semakin sering diceritakan Arka menjadi semakin penasaran sosok gadis itu.

••••

Usai berbaikan dengan Dera, Ia kembali ke dalam kelas dan seakan teringat sesuatu. Ia mengeluarkan ponsel nya dan mencari nama seseorang yang pernah menghibunginya. Ia benar-benar lupa menanyakan kabar lelaki satunya.

Ia menekan tombol calling, menunggu sang pemilik nomor mengangkat. Di dering ke empat barulah di angkat.

"Ekheem, ya hallo." Langit berdeham

"Eh, emm hallo Lang. Gue kelupaan dari semalem. Gimana kabar lo?"

"Kabar gue? Jelas gak baik lah. Memar yang cowok lo kasih rusak muka ganteng gue." entah lah rasanya mengingat Arka yang mengira bahwa lelaki itu kekasih Alya, Langit jadi panas sendiri.

"Ha? Eh dia bukan cowok gue. Dia sahabat gue Lang." Alya menepuk jidatnya, mengapa pula ia harus repot menjelaskan siapa Dera dan siapa dirinya.

"Oh, oke kalo gitu." di sebrang sana Langit tengah menahan sudut bibirnya. Ia ingin tersenyum, dan tertawa karena kekonyolannya yang mengira Alya memiliki kekasih. Eh, tapi bisa saja kan? Jika bukan lelaki kemarin, bisa saja ada lelaki lain yang sudah memiliki Alya. Senyum yang ia tahan luntur kembali. Dan terbesit sebuah ide di kepalanya. "Gue mau lo tanggung jawab."

"Tanggung jawab gimana? Semalem kan gue udah bantu obatin luka nya."

"Lo inget kan memar di muka sahabat lo sedikit? Gak separah gue? Itu karena gue masih baik aja sama dia gak bales yang lebih dari gue. Bisa aja gue kasih dia bogem lagi biar sama."

"Ehh jangan. Lo mau gue tanggung jawab kaya gimana Lang?"

Sedikit jeda sebelum langit memutuskan tanggung jawab apa yang ingin ia dapatkan dari Alya.

"Gue mau lo pulang pergi sekolah sama gue seminggu kedepan. Temenin gue makan dan habisin waktu bareng gue."

Alya terdiam, tanggung jawab macam apa tadi? Astaga bisa mati jika seminggu bersama Langit. Setiap berdekatan saja jantung nya serasa ingin lepas.  Apalagi jika seminggu kedepan.

"Gimana? Sahabat lo bonyok lagi atau habisin waktu sama gue?" Langit mendesak.

Alya mendesah, ia tak ingin dua laki-laki itu kembali bertengkar. "Iya gue tanggung jawab, tapi gak ada berantem sama Dera lagi ya."

Langit tersenyum mendengar jawaban Alya, itu artinya waktu seminggu kedepannya akan sangat menyenangkan bersama gadis itu.

"Ok deal. Tergantung sih, kalo sahabat lo tiba-tiba nonjok gue kaya kemarin. Gue gak tanggung jawab kalo gue bales dia. Gue jemput besok, see you."

'Tuutt Tuutt'

Alya sedikit menyesal menghubungi Langit jika harus berakhir seminggu menghabiskan waktu bersama lelaki itu.

Di luar kelas, Dera tersenyum miris mendengar Alya mengatakan bahwa dirinya hanya sekedar sahabat. Ya, sahabat. Dia melangkah meninggalkan kelas. Tadinya ia ingin mengajak Alya menonton bioskop sore ini. Tapi dia mendadak emosional, dera harus menahan diri nya saat ini. Ia harus sadar status nya sebagai apa dan siapa.

Dera memang tidak berniat menyerah, tapi memah saat ini yang ia perlukan hanya waktu meredam rasa kesal nya. Dan memikirkan apa rencana yang akan ia ambil nantinya.

-------------------------------------------

Mereka berdua ada-ada aja kan? Makin aneh aja rasanya.

Tunggu apa lagi yang bakal mereka lakuin ya.

See you in the next chapter.

With love sky^^

Difficult Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang