Bab 13

378 36 0
                                    

Lamban bukan berarti tidak berkembang, tapi lamban menjadikan manusia faham bahwa setiap proses memang sudah seharusnya bisa dinikmati tanpa harus tergesa-gesa.

-Abimanyu-

Happy reading!

***

Setelah sampai di club dance dengan selamat. Yang pertama dilakukan adalah memperkenalkan kepada calon anggota baru bagaimana terbentuknya club dance yang mereka beri nama Ability Dance.

Awalnya mereka hanya sebuah komunitas kecil yang terbentuk karena setiap anggota mya kebetulan suka dengan dance atau tarian dari luar.

Seiring berjalan nya waktu, Abimanyu selaku ketua sebelum Alya. Menawarkan kerja sama kepada Alya untuk membentuk club dance yang tidak hanya menampung bakat anak komunitas nya saja tetapi siapa pun bisa bergabung di club dance untuk mengasah bakat menari mereka.

Setelah resmi di bentuk mereka memilih Abimanyu yang saat itu posisi nya ketua komunitas menjadi ketua dari club dance. Nama Ability Dance juga di ambil dari nama panggilan Abimanyu sendiri yaitu Abi dan diambil dari bahasa inggris Ability yang artinya kemampuan.

Jadi di tempat ini siapa pun bisa mengasah kemampuan mereka dalam menari. Sayangnya, Abimanyu sempat mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskannya.

Dan jabatan ketua baru kini diambil alih oleh Alya karena ia satu-satunya yang menjadi orang kepercayaan Abimanyu.

"Saya ucapkan selamat bergabung di Ability Dance, latih bakat kalian disini sampai kalian bisa mengikuti perlombaan hingga ke tingkat internasional."

Setelah penerimaan anggota baru selesai, mereka di bentuk menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang.

"Saya serahkan untuk pembagian kelompok kepada Meran selaku wakil saya. Dan kalian bisa memulai latihan bersama kelompok kalian." Alya menyerahkan pembagian kelompok dan berlalu duduk mengawasi.

Sementara di sudut ruangan Langit menatap kagum saat mengetahui bahwa Alya kini menjadi ketua sekaligus pemilik dari Ability Dance.

Tak di sangka ternyata Alya mampu mengembangkan club dance nya menjadi sebesar ini. Club dance yang menaungi orang-orang yang ingin mengasah bakat menari nya. Bahkan tak tanggung-tanggung untuk bisa mengikutsertakan mereka ke perlombaan bergengsi.

Tak sia-sia ia di rekrut menjadi anggota baru sekaligus patner menari Alya. Rasa kagum nya semakin lama semakin bertambah besar.

'Semakin kagum gue sama lo, semakin penasaran siapa lo sebenernya. Rasanya lo bukan kaya orang asing buat gue.' batin Langit.

Langit mendudukkan dirinya di samping Alya.
"Berapa lama lo mimpin Ability Dance?" tanya nya.

Alya menoleh dan tersenyum, "Kurang lebih udah 3 tahun gue gantiin posisi kak Abi." Langit menangguk faham.

"Dulu, Kak abi ajak gue buat bentuk club dance bareng karena gak tega liat anak komunitas yang gak bisa dapet fasilitas buat mereka dance. Waktu itu gue masih kelas 9 smp dan gue gak yakin bisa buat ikut ngembangin Ability Dance, makanya kak Abi ambil alih mimpin dan jadi pemilik Ability Dance. Dari situ kita berjuang bareng buat rekrut anggota, nyari sponsor buat kembangin club dance. Karena dulu dana dari orang tua kak Abi gak sebesar itu buat ngembangin Ability Dance. Akhirnya anak komunitas juga sedikitnya bantu investasiin uang mereka di Ability Dance." ada sedikit jeda.

"Sampai waktu Ability Dance udah maju dan fasilitas yang kita punya cukup. Gue sama yang lain dapet kabar kalo kak Abi kecelakan pesawat sehabis balik dari Australia." Alya menyeka air mata nya yang tiba-tiba turun.

Langit menepuk puncak kepala Alya, "Lo kuat, gue yakin kak Abi pun bangga udah punya wakil kaya lo."

"Sorry gue kalo inget kak Abi bawaan nya cengeng." mereka tertawa, mentertawakan keadaan yang menjadi melow.

Pandangan mereka beralih ke arah dua orang yang tengah ribut berdebat di tengah latihan. Alya dan Langit segera menghampiri keduanya. Pasangan menari yang tengah berdebat itu adalah Adrian dan Sofia.

"Ya lo dari tadi berapa kali ngulang. Gue cape." Adrian mengacak rambut nya lelah. Sementara Sofia hanya menunduk bingung harus melakukan apa lagi.

Alya dan Langit saling tatap kemudian mereka berdua menggangguk seolah mengerti kode satu sama lain. Langit membawa Adrian keluar ruangan sedangkan Alya membawa Sofia duduk di bangku istirahat.

"Nama kamu siapa, terus patner kamu tadi siapa?" ia bertanya selembut mungkin

"Aku Sofia kak, patner ku Adrian." Jawab nya

"Mau cerita kenapa tadi kalian debat?"

"Aku sama Adrian sebenernya gak terlalu deket kak, kita berdua selalu ribut setiap ketemu. Dan waktu tadi kita di umumin buat jadi patner dia malah makin kesel karena di patnerin sama aku." jelas Sofia.

Alya diam tak mau memotong cerita Sofia. Gadis itu terlihat mulai menitikkan air matanya.

"Dia marah karena aku gak bakat nari kak, aku lambat. Makanya dia marah banget di patnerin sama aku."

"Mau denger cerita kakak gak?" Sofia menangguk dan menyeka air matanya.

"Dulu kakak juga gak sejago ini, kakak juga lamban banget. Kamu mau tau gak kenapa kakak bisa sampai kaya sekarang?" Sofia hanya menganggukan kepalanya.

"Kamu tau kak Abi? Waktu kakak terpuruk karena kakak lamban dari yang lainnya." Alya menghela nafas.

"Kak Abi bilang. Lamban bukan berarti tidak berkembang, tapi lamban menjadikan manusia faham bahwa setiap proses memang sudah seharusnya bisa dinikmati tanpa harus tergesa-gesa." Alya menatap Sofia.

"Jadi kamu gak boleh ngerasa gak berbakat. Inget untuk berada di titik tertinggi perlu banyak waktu, pikiran, dan tenaga yang harus di korbankan. Tujuan kamu masuk Ability Dance kan buat berlatih makin baik. Jadi kamu harus semangat ya." Sofia yang mendengar nya merasa sangat terharu. Ia memeluk Alya dan berterima kasih.

Di belakang mereka berdiri Adrian dan Langit. Mereka berdua tersenyum haru dan kagum.

Setelah berbincang dengan Adrian akhirnya Langit tahu bahwa sebenarnya anak lelaki itu tidak sepenuhnya kesal kepada Sofia. Ia hanya ingin membuat patner nya bersemangat ketika latihan meski caranya salah. Dan Alya mampu mewakilinya untuk menyemangati Sofia.

'Gue baru liat sisi bijak lo Al.' batin Langit.

TBC

Difficult Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang