Bab 8

440 36 4
                                    

Happy reading!

***

Dera memarkirkan motor ninja biru nya di halaman depan rumah Alya, berniat untuk menjemput sang sahabat.

Sebelum melangkah masuk ke dalam rumah Alya. Dera menyisir rambut nya menggunakan tangan. Sedikit merapikan rambut dan pakaian yang ia kenakan.

Entah lah tiba-tiba saja ia menjadi sangat memperhatikan apa yang akan ia lakukan kepada gadis nya. Upss, sahabat maksud nya.

Saat mengetuk pintu rumah sahabat nya. Ia di sambut dengan cengiran khusus. Kali ini rambut Alya sekedar di kuncir kuda.

'Duh Al, napa si lo lucu banget. Gemes gue.'

"Ayo berangkat, Bunda mana?" Dera melongok ke dalam rumah.

Alya mendorong wajah Dera, "Ish, ayo berangkat aja. Bunda gak ada."

"Oh, ya udah ayo!" Dera berbalik dan menaiki motor nya di ikuti Alya.

Seakan tersadar suatu hal, Dera mematikan mesin motor nya. Kemudian menengok ke belakang.

"Turun Al!"

"Lho? Kenapa dah tumbenan." Alya turun dari motor, dan berdiri menunggu jawaban.

"Ambil jaket, kita keluar ga tau bakal hujan atau engga. Sekalian bawa laptop sama tas yang gedean."

"Idih tumbenan banget, lagian kenapa gak bawa mobil aja sih? Biasanya juga kan bawa mobil."

"Mobil gue di bengkel, udah cepet sana."

"Ck, iya Der ah ribet amat."

Usai memakai jaket dan membawa apa yang tadi di perintahkan Dera mereka langsung pergi ke restaurant. Katanya sih Dera sedang ada banyak uang. Dan supaya lebih fokus mengerjakan tugas. Padahal mereka biasa nya selalu bisa fokus mengerjakan tugas bersama di cafe yang biasa mereka kunjungi. Memang aneh manusia satu ini.

Seperti pengumuman sebelumnya jika mereka libur tetap dengan tugas yang harus di kumpulkan saat masuk sekolah lagi.

Tugas yang harus mereka buat tidak jauh dari pembuatan makalah Bahasa Indonesia dan beberapa rangkuman PKN.

Mereka hanya sekedar memesan makanan pembuka dan segelas air putih. Tak banyak memang, gaya nya saja yang bilang sedang banyak uang. Tapi makanan tidak elit sama sekali.

Dia hanya mengatakan "Al, yang penting itu bukan makanan nya. Tapi quality time kita berdua." setelah Alya bertanya mengapa hanya memesan makanan pembuka dan air putih.

Alibi yang cukup bagus jika ingin mengirit dompet saat kencan bersama gebetan kalian.
Setidaknya lebih elit dari pada mengatakan ingin menghemat. Pelit ya, pelit saja kan.

"Der, gantian dong. Gue pegel ngetik nih, lo malah asik mainin hp mulu dari tadi. Ngapain sih? Chat gebetan?" tanya nya penuh selidik.

"Udah diem aja lo gak bakal ngerti, lagian gebetan siapa sih? Orang gue jalan nya tiap hari sama lo, mana ada kesempatan chat gebetan."

"Yaudah kalo gitu gantian ngetik dong, jangan cuma tinggal copy paste doang." Alya menggeser laptop nya.

"Nggak ikhlas banget nolong orang heran." Dera mendelik dan melanjutkan tugas yang sudah di kerjakan Separuhnya.

"Nolong dari mana nya. Orang yang ada lo cuma copas abis itu lo ganti nama penyusun nya pake nama lo sendiri. Ngaku nya ke-" Dera menyumpal mulut Alya dengan makanan.

Memang betul mulut ember Alya ini sangat susah sekali di rem, memalukan.

Mau di taruh di mana harga diri Dera, jika ia terciduk sering menyalin tugas yang ia dan Alya kerjakan. Ralat, yang Alya kerjakan.

"Eh tapi serius masa lo gak ada gebetan sih Der? Ko bisa seorang elo gak punya gebetan."

Dera tersedak ludah nya sendiri. Kaget dengan pertanyaan tiba-tiba dari Alya. "Gue ada gebetan kok."

"Siapa tuh? Gue kok gak tau? Apa jangan-jangan kalian ga pernah deket karena lo sama gue?" Alya sangat penasaran.

"Bukan, tapi emang lo."

"Ha?! Ga konek otak gue." lemot nya kumat.

Dera melipat laptop memasukan nya ke dalam tas dan memasukkan nya ke dalam tas.

"Ayo balik aja, biar tugas gue yang beresin aja.  Gue salin juga pake nama lo nanti." ia berjalan terlebih dahulu sementara Alya menyusul di belakang.

"Lho, emang gue ada salah ngomong ya?" gumam nya.

TBC

Difficult Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang