"Tapi kenapa? Apa dia orang jahat? " tanya Renata

"Sudah sekarang Nata cepat ganti baju, Ayah sudah lapar. " rujuk Ayah kepada Renata membuat dia dan Bunda terkekeh geli.

'Ada yg mereka sembunyikan. ' batin Renata

★★★

Sudah seminggu sejak kejadian dimana terjadinya hal yang baru dirasakan oleh seorang Renata. Jika kalian bertanya apakah Renata pernah berpacaran? Jawabannya tidak. Dia belum pernah merasakan pacaran. Bukan karena larangan orang tua ataupun menunggu orang masa lalu. Tapi karena dia ingin fokus untuk mengejar cita citanya dan membahagiakan orang tuanya. Dia tidak mau sampai masa depannya terganggu hanya karena seorang lelaki. Dan jika dia berpacaran, maka akan ada kejadian kejadian yg tidak akan dia duga. Apapun itu. Coba kalian fikir, jika cita cita kalian membahagiakan orang tua tapi bukannya kita fokus belajar malah fokus mengobati hati. Apa dengan itu orang tua akan bahagia?

Itulah alasan Renata, sebenarnya sudah banyak siswa kakak kelasnya dulu maupun siswa seangkatannya yg sudah menyatakan perasaannya. Tetapi Renata menolaknya dengan halus agar dia tidak mempunyai musuh. Renata sangat tidak suka jika ada yang memusuhinya.

Tapi hal itu lenyap saat kejadian seminggu yang lalu. Setelah kejadian itu banyak siswi yang memandangnya rendah. Renata mencoba untuk menghiraukan perlakuan tersebut.

Seperti saat ini Renata baru saja tiba di sekolah sedang berjalan sendirian di koridor. Telinga Renata panas karena mendengar bisikan tidak mengenakan dan akhirnya sampailah dia dikelas, tempat dimana tidak ada seorangpun yang memandangnya rendah. Renata merasa beruntung karena memiliki teman kelas yang kompak dan memberi dukungan satu sama lain.

"Pagi Mel. " sapa Novi dan dibalas oleh Renata.

Bel masuk pun berbunyi, guru yang mengajarpun mulai memasuki kelas masing masing.

※※※

Disuatu ruangan duduklah seseorang pria yg sedang berbicara dengan telponnya.

"Apa kalian akan datang? " tanya pria itu

...

"Baiklah aku akan mempertemukan kalian dengannya. " balas pria itu.

...

"Jangan terburu buru, lebih baik 'dia' jangan dulu tau karena aku tidak ingin melihat gadisku terluka oleh orang tua kandungnya sendiri. " jelas pria itu.

...

"Ya dia gadisku. "

...

"Tidak mereka berbeda! "

...

"Ya terserah, aku akan menunggu kedatangan kalian ohh maksudku kita akan menunggu. " pria itu menutup telfon itu setelah mendengar pria itu bicara.

★★★

Waktu pun berlalu dan sekarang waktu dimana setiap siswa yang ditunggu tunggu. Yap jam pulang. Dimana mereka dapat pulang ke rumah atau main ketempat yang mereka mau.

Renata sedang memasukkan alat tulisnya kedalam tas nya. Kelas nya sudah kosong dari lima menit yg lalu dan sekarang dikelas itu hanya ada Renata seorang.

Renata mengeluarkan headset putihnya dan memasangkannya ke kedua telinganya. Renata pun mulai meninggalkan kelasnya.

Hanya ada beberapa siswa yg masih berada di koridor. Tanpa Renata sadari seseorang sedang mengikutinya. Saat tiba di parkiran, Renata terkejut karena merasakan seseorang menepuk pundaknya.

Wajah terkejut Renata berganti dengan wajah datar nya saat dia tahu bahwa yg menepuk pundaknya adalah Revan.

"Bisakah kita bicara ?" Renata hanya menatap datar dan tidak berniat untuk menjawabnya.

"Diam mu kuartikan sebagai iya." Setelah Revan berkata seperti itu, Revan langsung menarik tangan Renata kearah mobil yg entah dari kapan sudah berada di belakangnya.

"Lepaskan aku! Aku tidak mau bicara padamu." Teriak Renata dihiraukan oleh Revan.

"Apa yang kau lakukan? Aku tidak mau masuk! Lepaskan aku!" Teriak Renata lagi saat tubuhnya dipaksa masuk oleh Revan.

Revan masih menghiraukan teriakkan Renata. Renata yang memang kalah kekuatan dari Revan, membuat Renata pasrah dan memasuki mobil dibagian belakang.

"Jalan sekarang." Titah Revan kepada supir yang berada di depannya.

Selama diperjalanan hanya suara mesin AC yang terdengar. Revan fokus terhadap iPad nya sedangkan Renata mengepalkan tangannya kuat menahan amarahnya.

Revan yg melihat tangan Renata yg mengepal langsung menarik tangan Renata kepangkuan nya dan mengusap tangan lembut itu dengan pelan.

Awalnya Renata terkejut dengan perlakuan Revan dan langsung menarik tangannya dari genggaman Revan, namun Revan menguatkan genggamannya membuat Renata kesulitan dan membiarkan perlakuan Revan kepadanya.

Entah mengapa usapan lembut Revan terasa sangat hangat dan nyaman membuatnya sedikit mengantuk. Awalnya dia mencoba untuk menahan rasa kantuknya, tapi lama kelamaan rasa kantuk itu mulai membesar membuat Renata akhirnya tertidur lelap.

Revan tersenyum melihat gadisnya tertidur lelap. Sedari tadi dia memperhatikan gadisnya yg sedang menahan kantuknya, menurutnya gadisnya itu sangat menggemaskan. Oh sejak kapan Renata menjadi gadisnya ?

Revan mengangkat tubuh Renata kedalam pangkuannya dan menaruh kepala Renata ke dada bidangnya. Revan dapat merasakan bau vanila dari gadisnya yang membuat Revan merasa nyaman.

Revan tersenyum melihat gadisnya yg memeluk tubuhnya dengan erat dan dengan senang hati dia membalas pelukan itu lebih erat.

◆◆◆

To Be Continue...

DESTROYED [END]Where stories live. Discover now