"Kenapa?"

"Malas."

"Maafin Kakak, Dek," ucap Arnold.

Aksa melirik Arnold sekilas dan kembali menatap ponselnya.

"Untuk apa?"

"Maafin Kakak karena kesalahan Kakak kamu jadi kaya gini," ucap Aksa.

"Ini semua udah takdir."

"Harusnya Kakak gak pulang, supaya Clara tetap bersama kamu," ujar Arnold menatap sendu pada Aksa yang terlihat cuek.

Aksa meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia memegang kedua pundak milik Arnold.

"Kak, Kakak gak salah! Kakak dulu khilaf! Aku gak pernah nyalahin Kakak. Aku cuma butuh waktu sebentar. Clara juga hanya butuh waktu sebentar untuk menerima kenyataan ini, karena bagaimanapun Kak Zidan adalah Kakak Sepupu kesayangan dia. Aku yakin Clara pasti maafin Kakak. Kakak tenang aja!" Ujar Aksa.

"Tapi karena Kakak hubungan pertunangan kamu dan Clara terancam," ucap Arnold.

"Nggak Kak. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja," ucap Aksa meyakinkan.

"Kakak harap begitu. Sekarang kita ke bawah dan kita makan oke?"

"Iya. Ayo."

"Tadi katanya malas makan," ejek Arnold.

"Bodo amat, aku laper."

***

Setelah selesai makan, Arnold dan Aksa pun berkumpul di kamar Aksa. Mereka memutuskan untuk tidur bersama di kamar Aksa.

"Jadi ada pengalaman apa yang Kakak gak tahu selama ini?" Tanya Arnold.

"Aku punya Pacar."

"Clara? Clara kan bukan pacar kamu, tapi tunangan kamu," ralat Arnold.

"Nggak Kak, aku memang punya pacar sebelum bertunangan dengan Clara," ungkap Aksa.

"Gimana sih maksudnya? Kakak gak ngerti."

"Jadi aku tuh udah punya pacar, namanya Putri, dia anaknya pendiam, korban bully, karena dia selalu berpenampilan cupu ke Sekolah. Tapi gak tahu kenapa aku tertarik sama dia. Dia awalnya nolak aku, tapi aku paksa supaya dia mau jadi pacar aku, dia bilang benci banget sama aku karena dia dulu salah paham bahwa aku udah bunuh seseorang, padahal aku cuma nyelamatin orang itu. Dia gak tersentuh, dia gak peduli sama aku, tapi saat aku tunjukkin bukti kalau aku tidak membunuh seseorang, sikap dia sedikit melembut. Disaat itu juga dia tahu bahwa aku akan bertunangan dengan Clara. Dia bilang aku harus berubah jadi lebih baik dan harus menerima pertunangan itu. Dia juga bilang, kalau aku udah nyaman dengan Clara, aku tinggal bilang kalau aku sudah nyaman, setelah itu aku dan Putri akan putus detik itu juga," ungkap Aksa.

Arnold yang mendengarkan cerita dari Aksa sangat terkejut sebenarnya. Bagaimana bisa adiknya ini memiliki dua gadis sekaligus? Tapi ia berusaha menormalkan raut wajahnya.

"Tentukan pilihan kamu Aksa! Hanya satu! Jangan sampai kamu menyakiti hati salah satu dari mereka!" Tegas Arnold.

"Tapi Kak, mereka berdua sama-sama tahu. Clara yang tahu aku memiliki pacar, dan Putri yang tahu aku memiliki tunangan," ucap Aksa.

THE SECRET OF CUPU [END]Where stories live. Discover now